Prolog

91 13 12
                                    

Setidaknya aku pernah menjadi bagian terpenting di hidup kamu, walaupun gak selamanya.

-Caramel Amaria Christabel


9 tahun yang lalu...
"Gerallllllll," suara seorang gadis berumur 16 tahun itu memenuhi koridor sekolah. Saat ini, gadis itu sedang berlari mengejar sesosok lelaki di depan sana yang kemungkinan besar tidak mendengarkan panggilannya. Karena terlihat telinganya yang tersumpal oleh earphone.

"Ihhh Gerall, tungguin aku," gadis itu nampaknya sudah kelelahan. Dilihat dari pelipisnya yang sudah bercucuran keringat akibat berlarian mengejar cowok tinggi di depan sana. Dan mungkin saat ini, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Karena lelaki yang dipanggilnya akhirnya berbalik dan tersenyum ke arahnya.

"Jangan lari-lari Cara, " ucap Geral sembari menghampirinya dan menghapus keringat di pelipis Caramel.

"Kamu sih, dari tadi aku panggilin gak noleh-noleh. Kenapa sih kalau jalan tuh selalu pakai headset? Aku kan capek teriak, gak liat nih urat leher aku udah mau putus gara-gara kamu," ungkap Caramel dengan kesal sambil mengembungkan kedua pipinya.

Bukannya takut, Geral malah tertawa melihat ekspresi Caramel. Menurutnya, ekspresi Caramel sangat lucu saat sedang kesal seperti ini. Apalagi ketika gadis itu mengembungkan kedua pipinya yang terlihat merah. Sungguh menggemaskan.

"Iya iya maaf sayang," ucap Geral di sela-sela tertawanya.

"Malah ketawa lagi, aku tuh lagi kesel sama kamu yah Geral. Bukannya pacarnya dibujuk malah ketawa, malesin banget."

"Abisnya pacarku ini lucu sekali," Geral mencubit pipi Caramel hingga membuat gadis itu berteriak "Ihh Geraalll lepasinn gakk?? sakit tauu."

Caramel semakin cemberut. Tapi, bukan Geral namanya jika tidak bisa meluluhkan seorang Caramel Amaria Christabel.

"Gausah ngambek gitu dong, ayo ke kantin, Pak Ujang udah jualan lagi tuh. Kamu gamau kehabisan bakso, kan?"

"Seriussss??? Yeayyy, ayoo cepetan Gerall nanti baksonya habis." Ampuh. Hanya dengan kata bakso saja mood seorang Caramel bisa berubah. Padahal tadi dia sempat marah pada Geral, tetapi mendengar makanan favoritnya saja sudah mengembalikan moodnya. Ahh betapa beruntungnya Geral mendapatkan gadis seperti Caramel. Gadis periang dan sederhana. Hanya mengingat namanya saja bisa membuatnya tersenyum seperti orang gila. Jatuh cinta memang sesederhana itu.

~~~~
Saat ini keduanya sedang duduk di kantin menikmati bakso Pak Ujang. Nampaknya Caramel lah yang paling lahap makan, sampai-sampai ia tersedak bakso.

Dengan segera Geral mengambil jus jeruk di samping Caramel dan membantu gadis itu minum "Pelan-pelan makannya, Cara. Baksonya gak bakal lari."

"Hehe, habisnya aku kangen banget sama baksonya Pak Ujang. Seminggu aku puasa makan baksonya, gimana gak kangen coba." Pak Ujang memang sempat tidak menjual selama seminggu karena anaknya di kampung melahirkan. Karena cucu pertama jadilah Pak Ujang datang.


"Oh iyaa, Ger, nanti aku gak pulang bareng kamu yah."

"Kenapa? Kamu ada rapat OSIS lagi nanti?"

"Iya, kayaknya sampai jam 5 deh. Kamu kalau nungguin bakal lama, mending pulang. Nanti aku minta jemput Pak Mamang aja," kata Caramel sambil tetap fokus pada baksonya.

"Aku tungguin kamu aja sampai selesai. Aku juga ada latihan basket nanti sampai jam setengah 5. Nunggu 30 menit gak bakal bikin aku lumutan," jawab Geral sembari mengusap rambut sang pacar.

Caramel hanya tersenyum manis. Baginya, Geral adalah segalanya. Geral adalah cinta sekaligus pacar pertamanya. Mereka sudah menjalin hubungan selama 5 bulan. Masih singkat tetapi keduanya sudah seperti sepasang kekasih yang telah bertahun-tahun pacaran. Caramel yang cepat beradaptasi dan bergaul dengan orang, membuat Geral merasa nyaman di dekatnya. Dan Geral sosok lelaki hangat idaman para kaum hawa membuat Caramel jatuh cinta.

~~~~
"Geralllll, aku udah selesaii," tampak dari ruang OSIS Caramel berlari menghampiri Geral sembari berteriak memanggil nama kekasihnya itu.

"Ck, gak usah lari-larian kenapa sih? Aku bakal tungguin," Geral sungguh heran melihat tingkah Caramel. Pacarnya ini seperti anak berumur 10 tahun. Suka sekali berlarian dan berteriak tidak jelas. Untung Geral sayang.

Caramel tidak menjawab ucapan Geral. Ia sibuk mengatur napasnya yang terlihat ngos-ngosan.

"Duduk dulu sini, tuh liat keringatnya banyak banget. Padahal aku yang main basket kenapa kamu yang keringetan," Geral menuntun pacarnya itu untuk duduk di bangku dekat parkiran. Sesekali ia mengelap keringat Caramel.

Beberapa menit duduk, hanya keheningan yang melanda keduanya. Caramel yang masih sibuk mengatur napasnya sedangkan Geral, pandangan lelaki itu tidak pernah lepas dari paras gadis disampingnya itu. Caramel sangat cantik. Bibirnya yang merah alami, hidunya yang mancung, kulitnya yang putih bersih, mata yang indah, yang selalu membuat Geral nyaman menatapnya. Geral tidak akan pernah bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa sosok gadis disampingnya itu. Walaupun baru menjalin hubungan selama 5 bulan, tapi bagi Geral, Caramel sudah menjadi sosok terpenting di hidupnya. Dalam hati ia berjanji untuk selalu membahagiakan gadisnya itu dan tidak akan pernah meyakitinya.

Tetapi, tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya.

~~~~
Haiiii guyssss...
Welcome to my new storyyy...
So, this is my first story. I hope you can enjoy and like this story.

Don't forget to vote+comment..
❣️❣️❣️

My Past is My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang