Sejak pagi, Jaemin terus menggerutu mengenai sikap Ayah dan Ibu nya yang terlalu berlebihan. Ia berjalan santai menuju kelasnya. Matanya menatap malas kearah para gadis-gadis yang meneriaki nama nya. Namun langkah nya terhenti tepat saat matanya menatap sosok familiar depannya. Jaemin mengangkat sudut bibir nya. Senyum tipis yang semula berubah menjadi seringaian jahil. Ia mendekati gadis mungil yang tampak cemberut di depan kelas itu.
"Hai cantik." Sapa Jaemin dengan seringaian yang masih lekat.
Mendapati sapaan dari seseorang, gadis mungil itu terlonjak kaget. Ia membulatkan matanya, sebelum sebuah jeweran di dapati Jaemin.
"Omo! Awww, sakit! Hyun Sun, ku mohon lepaskan. Ini sangat sakit!" Rintih Jaemin kesakitan.
Hyun Sun mendengus kesal, tidak mempedulikan rintihan kesakitan Jaemin. Anak ini memang harus di beri balasan sesekali akibat perbuatannya yang sangat jahil.
"Hyun Sun-ie, jebal!" Mohon Jaemin dengan ringgisan kecil.
"Kau bisa tidak, untuk berhenti mengejutkan ku. Aku nyaris saja jantungan." Omel Hyun Sun.
"Mianhae, aku tidak akan melakukan nya lagi. Janji!"
"Kau tidak berbohongkan?" Selidik Hyun Sun. Jaemin sontak mengangguk agar Hyun Sun percaya. Hyun Sun terdiam sebentar mengamati wajah tampan Jaemin sebelum melepaskan jewerannya.
Jaemin mengusap telinganya yang terkena jeweran. Uhh, telinganya serasa mati rasa. Jeweran Hyun Sun sangatlah menyakitkan. Jaemin menatap Hyun Sun yang mendengus kesal di hadapannya. Sebuah ide jahil muncul diikuti seringaiannya.
Hyun Sun melihat seringaian Jaemin langsung waspada. Ia tahu jika cowok di depannya pasti memikirkan sesuatu yang bahaya. Ia harus pergi sebelum ide jahil Jaemin dilaksanakan nya. Hyun Sun melangkah mundur mengambil ancang-ancang untuk kabur. Tepat sebelum ia berbalik, sebuah tangan terlebih dahulu menariknya hingga membuat tubuhnya menabrak dada bidang Jaemin.
Jaemin tersenyum saat mengetahui Hyun Sun yang akan kabur dari dirinya. Dengan cepat ia menarik tangan Hyun Sun mengakibatkan tubuh mungil gadis itu oleng dan menabrak tubuhnya, lebih tepatnya jatuh ke dekapannya.
"Apa yang kau lakukan? Aku ingatkan jangan macam-macam Na Jaemin!" Ujar Hyun Sun yang mencoba melepaskan dirinya dari dekapan Jaemin namun, dekapan Jaemin terlalu kuat membuat nya tidak bisa lepas.
Jaemin tersenyum geli, melihat Hyun Sun yang terus bergerak tidak tenang. Dengan senyuman yang masih tepatri di wajahnya, Jaemin mendekatkan wajah nya ke telinga Hyun Sun.
"Macam-macam? Disini? Sepertinya menyenangkan." Ujar Jaemin dengan suara serak yang terdengar seksi.
Hyun Sun membulatkan matanya, hembusan napas Jaemin yang menerpa wajah sampingnya membuat otak nya mendadak blank. Aroma maskulin Jaemin yang khas, membuat Hyun Sun sedikit kesulitan bernapas. Aroma itu sangat nyaman di hidung nya namun entah kenapa membuat dia sedikit tidak nyaman.
"Ya! Kau ingin mati? Lepas kan aku Jaemin. Apa kau tidak malu di lihat banyak orang? Lepaskan aku!" Pinta Hyun Sun setelah mengembalikan akal sehatnya.
Jaemin tersenyum tipis, ia mengangkat kepalanya melihat sekelilingnya. Benar yang diucapkan oleh Hyun Sun jika mereka sekarang menjadi tontonan orang banyak. Bahkan beberapa orang mulai berbisik-bisik.
"Kau ingin aku melepaskan dekapan ini?" Bisik Jaemin. Hyun sun mendongak menatap wajah Jaemin yang sangat dekat dengan wajahnya. Tatapan mereka beradu sebelum Hyun Sun lah yang mengalihkan pandangannya.
"Tentu saja!"
"Kalau begitu, sebagai gantinya aku tunggu kau di ruang musik nanti setelah makan siang." Ucap Jaemin dengan senyum kecil. Hyun Sun menatap Jaemin dengan tatapan bingung.
Jaemin mengamati sebentar wajah Hyun Sun yang bingung sebelum melepaskan dekapan nya dan memberi jarak untuk mereka. Ia tertawa kecil melihat ekspresi gadis mungil itu yang sangat menggemaskan.
Jaemin meninggalkan Hyun Sun yang masih terpaku di tempatnya. Tanpa ada yang menyadari, sebuah senyum tipis terbit di wajah tampan Jaemin.
Hyun Sun menggerjapkan matanya beberapa kali sebelum dengusan kasar terdengar. Ia menatap tajam ke arah Jaemin. Anak itu, benar-benar membuat masalah saja. Tepukan pelan di pundaknya membuat Hyun Sun menoleh. Gadis cantik tinggi semampai di sebelahnya mendengus kesal sembari mengumpat pelan.
"Sumpah ya, Si Jaemin buat masalah terus sih. Emang tuh anak pengen ngajak baku hantam. F**k!" Omel Hye Mi diikuti umpatan. Hyun Sun menghela napas panjang.
"Sabar! Sabar! Tarik napas keluarkan, ingat darah tinggi." Kata Hyun Sun sembari mengusap lembut pundak Hye Mi berusaha menenangkan temannya.
Hye Mi mengatur napas agar emosi nya reda. Ia kemudian mengajak Hyun Sun pergi dari sana tanpa mempedulikan tatapan sinis para siswi.
✨✨✨
Hyun Sun menyusuri koridor menuju ruang musik untuk menemui Jaemin. Sepenjang jalan, Hyun Sun hanya diam tanpa mempedulikan sekitarnya. Tepat di depan pintu ruang musik, Hyun Sun terdiam. Samar-samar di dengarnya dentingan piano dari dalam. Entah sihir apa yang mengendalikan Hyun Sun, kini ia sudah ada di dalam ruang musik mendekati seseorang yang sedang bermain Piano.
"Kau sudah datang?" Tanya orang itu yang langsung menyadarkan Hyun Sun dari lamunannya.
Hyun Sun mengerjakan matanya beberapa kali, sebelum menjawab.
"Hmm, iya." Jawab Hyun Sun kikuk. Ia bingung kenapa dirinya kikuk seperti ini, apakah ini semua karena permainan piano cowok ini? Tidak, itu tidak mungkin. Itu pasti karena, lagu yang di mainkan termasuk lagu kesukaannya, four season.
Jaemin memiringkan kepalanya sambil mengulum senyum. Ia mengamati wajah gadis mungil di hadapannya yang entah kenapa selalu membuat nya gemas sendiri.
"Aku hanya ingin memberikan ini." Ujar Jaemin menyodorkan sebuah amplop cokelat.
Hyun Sun mengerutkan keningnya, bingung kenapa tiba-tiba Jaemin menyodorkan amplop itu padanya. Seakan tahu apa yang di pikirkan Hyun Sun, Jaemin menjelaskannya.
"Di dalam sini, semua yang kau butuhkan ada semua. Jangan tanya sekarang kenapa aku bisa mengetahui nya, selesaikan semuanya." Jelas Jaemin.
Hyun Sun tertegun menatap Jaemin dengan tidak percaya. Jaemin mengetahui nya? Sejak kapan? Hyun Sun menatap tepat ke manik mata Jaemin, menggali informasi yang bisa ia dapatkan. Namun percuma, cowok itu terlalu pandai mengatur ekspresi. Hyun Sun menghela napas panjang.
"Sejak kapan?" Tanya Hyun Sun dingin.
Jaemin hanya tersenyum tipis sambil melangkah kaki menuju pintu keluar. Namun langkahnya terhenti saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Hyun Sun.
"Bagaimana bisa? Apa yang kau inginkan? Bukankah seharusnya ini menguntungkan dirimu? Kenapa kau memberikan pada ku?"
"Sudah aku katakan, jangan tanya apa pun. Kau hanya perlu menyelesaikan semuanya dan kau akan tahu alasannya nanti."
Hyun Sun menatap punggung Jaemin yang menghilang di balik pintu. Pikirannya kacau, Apa alasan dari semua ini? Hyun Sun mengalihkan tatapannya ke amplop yang kini sudah di tangannya. Sepertinya ia harus mencari tahu sendiri. Semuanya terasa rumit.
Apa ia akan bisa menuntaskan semua ini?
✨✨✨
Hallo semuanya,
~Happy Reading~
Jangan lupa vote and comment ya, sorry kalau ada typo nya ya 😄😄
See you
Vs. ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me: The beginning of story
FanfictionWarningg!! ini cerita Fanfinction, jdi kalo kalian gak suka, gak usah dibaca ya.... Bertahun-tahun aku mencari sosok yang bisa membuatku jatuh cinta, namun semuanya gagal. Hingga hari itu, aku melihatnya. Sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan. Keaja...