"Dalam menghadapi masalah realita hidup, hidup akan sangat random untuk diprediksi."
- Dipta
💙💙💙💙💙
Kejadian waktu kemah kemarin itu merupakan kejadian yang benar-benar tak terduga dan diluar rencana. Semuanya merupakan kesalahan yang benar-benar tak ku sengaja. Semua terjadi diluar kendaliku. Seharusnya waktu itu aku menjauhi Fio.
Rencana ku gagal hanya pada satu kejadian saja. Dari rumahku sudah membawa coklat untuk ku berikan untuknya pada malam terakhir kemah.
Pemberian yang sebagai tanda untuk memastikan padanya agar aku tak benar-benar terhanyut pada rasa ketika pada saat aku mendekati Fio. Akan tetapi semuanya kandas, dan hanya kata maaf yang bisa ku berikan padanya.
"Maaf Yu.. maaf.. banget. Aku paling nggak tega ngeliat kamu sedih kayak gini." dalam kesendirian air mataku menetes.
Berulangkali aku meminta maaf saat disekolah dan begitu juga di SMS. Pada akhirnya, hatinya kembali terbuka padaku. Alhamdulillah.
💙💙💙
Setelah UKK (Ujian Kenaikan Kelas), biasanya masih masuk sekolah sekitar 2 minggu. Pada hari Senin tanggal 24 Juni 2013 itu, ada acara membuat mural di dinding pagar sekolah. Kelasku mendapat dinding pagar di bagian belakang sekolah, dekat dengan jalan.
Setiap anak membawa cetok kotak untuk menghilangkan cat dinding sebelumnya. Kami satu kelas juga sudah iuran untuk membeli cat, sehingga pada hari H-nya kami sudah siap untuk mengecat.
Pagi sekitar pukul 8 kami bersiap-siap seperti menyiapkan perlengkapan untuk mengecat. Ada beberapa anak yang belum berangkat. Aku menyengajakan untuk berangkat awal.
Saat persiapan akan mengecat, membutuhkan 1 kardus gelas air mineral gelasan. Ayu dan beberapa teman dekatnya hendak membelinya di warung dekat sekolah. Aku mengetahui itu, lantas aku mengikuti Ayu.
Ayu hendak mengangkat 1 kardus berisi air mineral gelasan itu setelah ia membelinya di warung.
Langsung ku dekati, "Eh sini Yu, biar aku aja yang bawa."
Dia melihatku dengan tersenyum, "Makasih ya."
"Masama, hehehe." aku sedikit tertawa.
Lantas kami berjalan bersama ke dinding pagar yang akan digunakan untuk membuat mural.
Sesampainya disana, aku bersama teman-temanku hendak menghilangkan cat dinding sebelumnya. Alat-alat yang ada di kelas dipindah ke belakang sekolah melewati pintu kecil belakang sekolah. Kebetulan aku dan Ayu mendapat bagian paling awal, dan kami saling bersebelahan saat menghilangkan cat.
Menggosokkan cetok ke dinding, "Bisa pakenya nggak Dip?" tersenyum seperti mengejek dan ingin mengajariku dengan memegangi tanganku.
"Lha ini aku bisa." ku gosok-gosokkan cetokku.
Ayu tidak jadi memegangi tanganku yang sedang memegangi cetok.
"Duh, harusnya tadi aku bilang nggak bisa." batinku.
Aku tahu sebenarnya dia ingin memegangi tanganku.
Terus menggosok dan terus menggosok dinding, akhirnya ganti giliran yang lain untuk menggosok. Sudah waktunya giliranku untuk istirahat.
Ayu duduk berdua bersama Yanti dan saling bersebelahan. Mereka duduk di pinggir jalan dekat dinding dan menghadap ke dinding. Aku duduk menghadap jalan dan sedikit menempel tembok. Mereka berdua saling berbicara satu sama lain. Aku melihat ke arah Ayu dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Ayu melihatku karena tahu aku mendengarkan pembicaraan mereka, "Pindah aja yuk Ti, ada yang nguping." menahan tertawa sambil hendak bangun dari duduknya.
"Ho o Yu.. pindah aja." dengan gestur yang sama.
Aku menyuruh mereka untuk duduk kembali, "Weh, mbok jangan pergi dulu to.. disini dulu aja."
"Ya udah, hahaha." Mereka berdua tertawa dan kembali duduk.
💙💙💙
Selama 3 hari mural dinding, banyak waktu yang ku gunakan bersama dengan Ayu. Tentu Fio juga sering ke belakang sekolah. Raut wajahnya tak ada senyum sama sekali ketika melihat aku dan Ayu, dia cemburu.
Pada tanggal 27 Juni 2013, kelas kami sudah memulai mengecat tembok, baru setengah tembok sebenarnya. Aku memutuskan untuk mendekati Fio dan memasang gestur agar aku tidak peduli dengan Ayu. Sebenarnya niatku untuk meluruskan keinginan Ayu agar aku mendekati Fio.
Saat Ayu tidak ada belakang sekolah, kebetulan ada Fio sedang duduk di pinggir jalan belakang sekolah. Aku mendatangi Fio dan duduk berdua saling bersebelahan.
Tidak lama kemudian Ayu hendak melewati pintu belakang sekolah dan terhenti langkahnya. Ayu melihat aku dan Fio duduk berdua.
Aku mencoba melihat ke arahnya, matanya berkaca-kaca seperti menahan tangis. Tindakan itu adalah tindakan paling jahat padanya yang benar-benar ku sengaja.
"Maaf Yu.. maaf.. banget. Aku paling nggak tega ngeliat kamu sedih kayak gini." batinku.
Lagi-lagi aku mengatakan itu dalam batinku. Aku benar-benar tidak tega melihat dia menangis setetes pun. Aku pun sangat menyayangkan dan sedih karena sampai bisa terjadi seperti itu.
Tidak terasa sudah mendekati jam 12 siang. Sudah panas sekali untuk mengecat dinding.
Setelah salat, aku mampir ke kelas untuk mengambil botol minum yang berada di dalam tasku. Sembari berjalan ke arah tempat dudukku, aku mengecek apakah tas Ayu masih ada di kelas atau tidak.
Ternyata tidak ada, dia sudah pulang duluan. Disitu aku berpikir bahwa ini pasti karena Ayu cemburu sehingga dia pulang lebih awal secepat itu.
Sekitar satu jam kemudian mendadak mendung gelap sekali. Rasanya seperti akan terjadi hujan deras sekali.
Suara rintik hujan pun tak lama kemudian terdengar, dan pada akhirnya hujan turun dengan derasnya hingga membasahi cat yang belum mengering dan luntur seketika.
Pikiranku pun kalut hingga berpikir, "Apakah hujan ini adalah lambang kesedihan Ayu yang Allah tunjukkan padaku?"
Sungguh benar-benar menyesal aku melakukan itu. Aku benar-benar tidak mau mengulanginya lagi. Perbuatan yang ku sengaja itu benar-benar sudah keterlaluan karena aku belum pernah sama sekali melakukan itu sebelumnya. Aku pun heran dengan diriku sendiri.
Salahku yaitu tidak memberi tahu Ayu lebih dulu ketika akan melakukan aksi itu. Aku sadari bahwa hari ini adalah hari terakhir dimana aku bisa bertemu dengan Ayu karena minggu depan sudah mulai liburan kenaikan kelas. Hari terakhir yang seharusnya berkesan, malah ku buat menjadi hari yang carut marut.
💙💙💙💙💙
Tidak karuan pokoknya.. 😔
Kalo ada kritik dan saran, boleh banget nih ditulis di kolom komentar..
Jangan lupa vote ya.. See you next part.. 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Hadir Sejenak {END}
RomansaSeorang laki-laki introvert yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, dia bernama Dipta. Hidupnya terasa lebih berwarna ketika bertemu Ayu, seorang perempuan bewajah manis dan berkarakter ceria, sosok yang melengkapinya. Hadirnya sempat merubah...