27 - Kembalinya Rey

107 4 1
                                    

AWALNYA Alin akan tidur, tapi melihat kedatangan Syuja membuat dia mengurungkan niatnya.

Cewek itu menyandarkan tubuhnya sambil menautkan alis bingung. Syuja duduk diatas sofa dekat pintu dengan penampilan urakan jauh dari kata baik-baik saja. Luka lembam disekitar wajah, darah yang sudah mengering disudut bibir, mata, pelipis, dan tangannya.

"Ka Ucha abis dari mana?" Tanya Alin yang akhirnya sudah tak tahan Syuja diamkan. Dia penasaran sebenarnya Syuja kenapa? Dan habis melakukan apa?

Namun cowok itu tak mengidahkannya dan lebih memilih berbaring disofa memejamkan mata.

"Tadi pagi Om Pratama bilang Ka Ucha ga pulang kerumah, Alin juga semalam ga liat Ka Ucha disini. Alin khawatir Ka. Sebenarnya Ka Ucha abis dari mana?"

Tak ada jawaban.

Apakah cowok itu sudah tertidur atau justru hanya pura-pura saja karena malas menjawabnya?

Alin menarik nafas pasrah kemudian sedikit menutup hidungnya. Dia baru sadar jika ruang inapnya sudah berubah menjadi aroma alkohol yang begitu pekat dan menyengat.

Matanya langsung tertuju pada Syuja. Cowok itu memegang satu botol alkohol ditangannya. Jadi, apakah semalaman Syuja habis mabuk-mabuk kan?

Seketika itu Alin tertawa miris memandang lurus jendela rumah sakit.

"Apakah Alin salah jika ingin memiliki Ka Ucha seutuhnya? Apakah Alin salah jika memisahkan Ka Ucha dari Ka Binar?" Tanyanya pada diri sendiri seolah sedang memastikan kesalahannya.

Dia tau, saat ini Syuja pasti merasa sangat prustasi karena memutuskan Binar. Tentu saja Alin sudah hapal tentang cowok itu. Syuja memiliki sifat temperamen, keras kepala dan pemberontak. Jika dia dalam kondisi sedih atau terpuruk maka cara Syuja untuk menghibur dirinya sendiri yaitu club, mabuk-mabukkan dan berkelahi.

Lama Alin terdiam, namun beberapa detik kemudian bibirnya terisak kecil.

Alin cuma ga mau kebahagian Alin terbagi dengan orang lain Ka. Alin mau Ka Ucha hanya milik Alin seorang. Kasih sayang Ka Ucha cuma buat Alin. Apa Alin begitu egois jika memisahkan kalian? Ga. Alin ga egois. Memang sudah sepantasnya kita ini bersama Ka Ucha.

Sekuat apapun kau berusaha, jika dia bukan jodohmu usahamu akan sia-sia.

***

Syuja terbangun dari tidurnya dan melihat jam sudah menunjukan 15:00. Tunggu apa yang terjadi padanya?

Cowok itu memijit pelipisnya yang berdenyut sambil berusaha mengingat. Semalam dia habis memutuskan Binar, setelahnya bertengkar dengan cowok sok tau itu, kemudian pergi ke sebuah club dan---

"Sshhh.." Dia meringis merasakan kepalanya yang memberat. "Ckk sialan."

Syuja menarik rambutnya dengan kasar berharap bisa menghilangkan rasa sakitnya.

"Ini Ka minum air putih dulu, biar ga pusing lagi."

Syuja menoleh kesamping dimana asal suara itu berada. Matanya menyipit melihat sosok cewek berambut sebahu memakai pakaian khas pasiennya.

"Alin?" Tanya Syuja dengan suara berat.

"Iya Ka ini Alin."

Jadi... dia tertidur dirumah sakit?

Seolah mengerti tatapan bingung Syuja, Alin berucap, "tadi pagi Alin liat Ka Ucha kayak mabuk. Kaka datang kesini dan langsung tidur di sofa."

Binar Bentala Bianglala (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang