Dengkuran halus terdengar di ruang tamu yang cukup luas. Sinar matahari yang berusaha masuk masih terhalang tirai abu-abu yang sedikit berdebu.
Sebuah tangan bergerak pelan, mengeratkan pelukan pada pinggang gadis merah muda yang juga masih terlelap dalam mimpi.
Mata Sasuke sedikit mengerjab, hal pertama yang membuat paginya berbeda hari ini adalah Sakura. Seperti ada mantra yang menyihir hidupnya, sekejab tapi terlalu indah untuk diusaikan.
Sasuke menatap dalam wajah tidur Sakura yang damai. Sakura tidak secantik gadis-gadis yang dikenalkan ibunya, bahkan rupanya saat tidur sangat lucu, dengan mulut yang sedikit terbuka dan tak lupa bau akohol sisa kemarin malam, dan ada kotoran mata juga.
Bagi Sasuke itu bukan masalah besar. Sakura tetep terlihat cantik dalam keadaan apa pun. Bukan wajahnya tapi hatinya. Ini tidak hanya gombalan semata dari mulut laki-laki buaya.
Sasuke mengusap rambut pink Sakura halus, menyisipkan ditelinga Sakura, menampilkan jidat lebar dan bekas jerawat disisi kiri kening Sakura.
Mata Sasuke semakin dalam menatap setiap lekuk wajah tidur Sakura.
"Bagaimana bisa, kau masih menyukaiku dengan cara seperti ini Sakura" kata pelan Sasuke yang terdengar serak khas suara bangun tidur.
"Aku takut jika aku akan menyakitimu lagi. Kau tahu sekarang kelemahan lain dariku selain Kei"
Sakura bergerak pelan diatas sofa empuk, memposisikan menyamping sempurna menghadap Sasuke, dengan masih mendengkur halus.
Seulas senyum terlukis dibibir Sasuke. Bagaimana tidak tangan Sasuke yang masih merangkul Sakura tentu dia eratkan. Tangan kanannya yang sebagai bantal sudah tidak terasa lagi karena kebas, tapi Sasuke tidak hiraukan.
Berlahan dengan rasa ragu-ragu Sasuke mulai mendekat kearah Sakura... Sedikit lagi bibir itu mendarat dikening lebar milik Sakura tapi terdengar suara Kei yang menangis dari arah kamar Sasuke.
Sontak Sakura yang tadi tertidur pulas bangun dengan terkejut. Karena posisinya yang dekat dengan Sasuke, jidat lebar itu membentuk bibir Sasuke dan keduanya mengaduh bersama.
"Maaf Sasuke,," ucap Sakura yang sekarang sudah terduduk diatas Sofa dan Sasuke yang merintik pelan memegang bibirnya yang tadi terbentur jidat Sakura.
Suara Kei semakin kuat, perhatian Sakura teralih kepada Kei. Sakura berajak cepat dari sofa meninggalkan Sasuke yang masih kesakitan untuk mengambil Kei.
Sakura berlari kebox bayi disamping ranjang king size milik Sasuke. Mengangkat berlahan tubuh Kei yang masih menangis.
"Uuu cup cup... Nee-chan sudah disini maaf ya.. ssstt ssst.."
Sakura menggendong Kei untuk keluar kamar dengan tangisan bocah laki-laki tadi yang sedikit mereda.
Sakura menghampiri Sasuke yang sudah berdiri didapur, sibuk menyedu susu dalam botol untuk Kei.
"Ini Kei minumlah" Sasuke memberikan botol susu kepada Kei, tangan Sakura menerima botol itu lalu diduduk disofa yang akan memudahkanya memberikan susu untuk Kei.
Sasuke menyusul untuk duduk disamping Sakura. Memperhatikan Sakura dan Kei dengan tersenyum hangat.
Sakura menengok kearah Sasuke karena merasa diperhatikan.
"Ada apa Sasuke-san?"
Sasuke menghela nafas pelan "Sakura yang biasa sudah kembali, karena kau sudah memanggilku dengan -San dan bukan senpai"
Sakura menggigit pelan bibir bawahnya. Mengetahui bahwa semalam dia pasti mabuk dan bertingkah aneh. Apa yang sudah aku perbuat. Rasa penasaran menyeruap dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surprising Thing
FanfictionSakura diterima kerja disebuah perusahaan IT setelah menganggur selama hampir 6 bulan. Dikantor barunya Sakura bertemu kembali dengan laki-laki yang pernah dia sukai saat SMA, Sasuke Uchiha yang bekerja sebagai kepala Direktur Developer. Tetapi ada...