New Couple

9 5 0
                                    

Bella sangat terlihat ngos-ngosan seperti orang yang dikejar setan atau apa lah dan juga Arya pastinya, karena setelah mendengar perkataan Monica tadi, Bella sangat geram. mereka ingin secepatnya memberi tahu Andini dan Davo.

***
"Bell? Lo kenapa?" Tanya Andini.

"Tenang, kalian berdua tarik napas" Arya dan Bella mengikuti arahan Davo "hembuskan. nah kalo udah tenang sekarang cerita" Lanjut Davo Andini mengangguk menyetujuinya.

"Oke jadi gini, tadi gu"

"Bell lo yakin mau cerita?" Potong Arya cepat.

Bella mencibir "lo pikirrr?" Sinis Bella.

"Lo diem aja Arya, biar gue yang cerita" Kesal Bella.

"Ouwkey" Ucap Arya pasrah.

"Tadi gue ke kantin nah terus gue duduk sama Arya, gue pesen makanan terus gue makan, terus gue.."

"Langsung aja bisa ngga Bell, KE INTINYA!" Ucap Arya dengan geram.

"Oke oke maap, Davo lo bakalan jadi bahan taruhannya Monica dan lo mau dijadiin pacarnya she said kek gituu, najong tuh orang, jangan deket-deket mak Lampir ya Dav jijik gue"

"Yang tadi ketabrak sama gue ituu?" Tanya Davo memastikannya.

"Yess, that's right. Lo itu anak baru.. gila tu orangg ah!" Pekik Bella.

***

"Lo balik sama siapa Arya?" Tanya Bella.

"Dona tadi minta dianterin sihh" Jawab Arya.

Spontan mata Bella melotot "terus lo mau?"

"Emm iya, ini mau jemput dia didepan kelas, gapapa dong gue kan masih jomblo jadi ga salah, daripada gue dijadiin jemuran, digantung mulu" Sindir Arya kepada Bella.

Kemarin sebenarnya Arya menyatakan perasaannya kepada Bella, namun Bella belum membalasnya.

"Yaudah sana" Ucap Bella kesal dengan wajah masam, Arya hanya mengangkat bahunya.

"Arya! stop!" Suara itu menghentikan langkahnya, Arya pun menoleh kebelakang.

"Arya tunggu gue" Ucap Bella ngos-ngosan.

"Kenapa Bel?"

"Gue mau jawab sekarang" Dan Arya pun tersenyum mendengarnya.

"Gimana? Lo mau?"

"Mau" Ucap Bella cepat.

"Mau apa?" Pancing Arya.

Bella mendecak pelan, namun sekarang ia melebarkan senyumannya semanis mungkin "jadi pacar Arya"

Arya bersorak dalam hatii "serius Bel, lo ngga terpaksa kan? Oke fiks hari ini hari jadian kita, gue minta penjelasan lo dimobil. Ayoo"

"Eitsss, Dona Gimana?" Ingat Bella.

"Oh iyaa lupa gue, yuk"

"Kemana?" Bingung Bella.

"Ikut ajaa" Ucap Arya lembut, Bella menggigit bibir bawahnya ia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh Arya.

"Haiii Arya, jadi anterin gue pulang kan?" Ucap Dona dengan penuh semangat.

"Maaf Don, gue balik sama pacar gue, maaf ya, lo bisa balik sendiri kan?"

"Pa-Pacar? Sejak ka-pan lo punya pacar?" Mendadak Dona jadi bingung sendiri.

"Nihh baru ajaa" Arya mengangkat tangan Bella yang ia genggam.

"I hope your relationship is fine, I'll go first, bye" Semangat Dona menghilang seketika lalu ia melangkahkan kaki untuk pergi.

"Bye."

***

Saat sampai diparkiran mereka hanya diam lalu Arya membukakan pintu untuk Bella, dan Bella masuk, keduannya sama-sama canggung, Arya yang sudah duduk ditempatnya lalu mendekati Bella.

"Lo ngapain" Bella semakin canggung, jantung nya seperti berpacu dua kali lebih cepat kali ini bagaimana tidak jarak diantara mereka hanya 5cm maybe, ditambah lagi Arya tersenyum, setelah memakaikan seatbelt, badan Arya menjauh.

"Gue cuman mau pakein lo seatbelt, lo jangan overthinking gitu ah"

"Kan gue grogi, gue kira lo mau nyium gue kayak di film-film gitu, ehhh upsss, keceplosan" Cerocos Bella.

"Kebanyakan nonton drama sih lo" Celtuk Arya.

"Apaan sih lo, ehh Arya gue mau tanya sama lo kok lo bisa suka sama gue sihh?" Tanya Bella penasaran.

"Gue sebenarnya suka sama lo dari kelas 10, cuman lo nya ajaa yang ngga sadar"

"Whattt, seriously? Oh my gosh" Kaget Bella.

"Ngapain lo kaget, biasa aja kalik"

"Lo tau ngga Arya, dulu gue sering kepedean kalo lo sering liatin gue, tapii gue pura-pura gatau aja sih"

"I know that, but i don't care, eh iya rumah lo belok sini kan?" Tanya arya.

***

Sudah lebih dari sebulan Davo menjadi murid baru disekolah itu, mereka semua menikmati hidup mereka masing-masing.

"Udah lo kumpulin semua siapa yang bakalan ikut camping?" Tanya Arya kepada Rio teman sekelasnya itu, mereka memang ingin kepuncak namun bukan acara sekolah, tapi satu kelas ingin mengadakan camping dipuncak hanya sekedar menghilangkan stress sebelum ujian.

"Udah sih, cuman ada beberapa yang ngga ikut"

"Siapa Ri?"

"Andini, dia belom ada lapor nih"

"Okay itu biar gue urus, thanks Ri" Arya pergi menuju kelasnya mencari keberadaan Andini.

"Din, lo ngga ikut Camping?" Tanya Arya kepada Andini disebelahnya ada Davo yang sibuk dengan ponselnya.

"Engga, mending gue dirumah tidur" Jawab Andin malas.

"Kebo banget sih lo Din, cuman lo doang loh yang ngga ikut" Heran Arya.

"Terus?"

"Biar lengkap dong, ehh Davv bantu gue dong bujuk Andini"

Arya memohon kepada Davo karna ia hampir kehilangan akal, Davo tidak enak dengan Arya, dan Davo memandang Andini sebentar lalu ia merubah posisi agar berhadapan dengan Andini.

"Din gue mau denger apa alasan lo ngga mau ikut?" Tanya Davo pelan.

"Gue males Dav"

"Please Dinn, atau ngga gue bilang sama Abang lo kalo ki.. " Ucap Davo sengaja digantungkan.

"Oke gue ikut, puas lo?" Ucap Andini cepat.

"Serius lo mau ikut Din? Wowww hebat baget lo Dav bisa ngeluluhin es batu" Ucap Arya dengan semangat, kemudian Andini menonjok bahu Arya.

"Aww sakit Dinn" Arya meringis.

"Jangan asal ngomong deh" Kesal Andini.

"Tapi serius deh, gue penasaran Dav lo apain Andin kok bi... Bisa gitu loh, ato jangan-jangan ka-kalian berdua udah pacaran?"

Tuduhan macam apa itu?.

***



Trust meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang