How they met

3 1 0
                                    

Musim dingin baru saja dimulai, orang-orang sudah mulai enggan untuk keluar dari kediaman mereka. Sebagian besar memilih bersantai di depan perapian bersama seluruh anggota keluarga sampil menikmati secangkir minuman hangat. Namun, agaknya pengecualian bagi tiga orang pria yang tengah mengendarai mobil Chrysler bertipe Imperial Ghia di tengah guyuran salju. Walaupun begitu, mereka tak terlalu tergesa melajukan mobilnya melewati perbukitan. Sepertinya, tujuan mereka adalah kastil megah di balik bukit. Bangunannya luar biasa megah, dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan bahkan menaranya dapat terlihat dari balik bukit itu.

Sekitar dua puluh menit kemudian mereka sampai di depan gerbang tinggi dengan ukiran burung elang di tengahnya. Masuk sampai depan pintu utama, mereka disambut oleh seorang butler berpakaian rapi yang tersenyum ramah.

Tiga pria itu turun dari mobil dan merapatkan coat masing-masing saat udara musim dingin di perbukitan mulai menusuk kulit mereka. Pria berperawakan sedikit pendek yang sebelumnya duduk di kursi kemudi berjalan terlebih dahulu menghampiri butler tersebut, diikuti dua pria lain di belakangnya.

"Selamat datang tuan Park, tuan besar sudah menunggu anda dan tamunya di dalam."
"Terima kasih tuan jung,aku akan mengantar mereka pada tuan besar. Tolong masukkan mobilnya ke dalamgarasi."
"Tentu tuan Park."
"Terima kasih."

Kemudian pria bermarga Park tersebut membawa kedua tamunya untuk masuk.

Pemandangan luar biasa mewah dan elegan langsung menyapa indera penglihatan begitu melewati ambang pintu. Tuan Park membawa mereka melewati ruang utama menuju ruangan sang tuan besar. Ruangan itu cukup luas dan hangat, dengan perapian yang menyala dan sofa berwarna maroon. Sebelum pergi memanggil sang tuan besar, tuan Park mempersolahkan kedua tamunya untuk duduk terlebih dahulu.

"Semua akan baik-baik saja." Ucap pria yang terlihat lebih muda sambil menggenggam tangan pria dengan bibir idah yang ada di sampingnya.
"Semoga saja."jawabnya sambil menghembuskan nafas berat.

Tak berselang lama, pintu kembali berderit, menandakan bahwa ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan. Kedua pria itu segera berdiri untuk menghormati kedatangan pria yang berjalan di depan Jimin.

"Selamat malam tuan-tuan, selamat datang di kediamanku yang sederhana ini. Bagaimana perjalanannya? Apakah Jimin memperlakukan kalian dengan baik?" sambut pria tinggi dengan lesung pipi yang menghiasi senyumnya. Jika saja kedua tamunya adalah seorang gadis, sudah di pastikan mereka akan langsung jatuh cinta dengan senyum menawan itu. Tapi sepertinya, bukan hanya gadis-gadis yang terpesona. Buktinya, pria cantik dengan jas abu-abu itu langsung membeku dengan kehadiran sang tuan rumah.

"Ah, ya, selamat malam tuan, terima kasih atas sambutannya. Perjalanan kami cukup menyenangkan, dan tuan Park juga sangat baik. Kemudian kami juga merasa terhormat karena diijinkan untuk mengunjungi kediaman anda ini." Ucapnya setelah kembali tersadar

"Silahkan duduk, anggap saja rumah sendiri. Jimin, tolong ambilkan minuman hangat untuk tamu-tamu kita."

"Baik tuan. "

"Tuan-tuan pasti lelah setelah melewati perjalanan jauh untuk sampai kemari."

"Kami akui hal itu benar tuan, kami cukup kesulitan untuk sampai di sini. Untung saja, tuan mengirimkan tuan Park untuk menjemput kami, kami sangat berterima kasih."

"Bukan apa-apa, sudah sewajarnya tuan rumah harus memperlakukan tamunya dengan baik."

Pria bernama Jimin yang tengah mereka bicarakan kembali dengan membawa troli berisi cangkir dan teko teh. Dengan telaten ia menuangkan teh pada masing-masing cangkir sebelum kembali berdiri di belakang kursi tuannya, terlihat jelas bahwa ia sangat berpengalaman dan profesional.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet GentlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang