33.

33 7 18
                                    

Tangannya saling menepuk,senyum manis terpatri di wajahnya itu"akhirnya selesai juga"

Senja menatap bangga hasil mahakaryanya didalam kotak bekal. Ya,mahakarya yang ia buat dengan bakat amatirnya,dan sentuhan ajaib dari ibu Mega.

"Ayo berangkat,ntar kesiangan" Tegur ayah topan yang melihat senja masih sibuk memandangi kotak bekal di hadapannya

"Biarin ajalah"

Ayah topan mengernyit bingung. Sebenarnya tidak ada yang salah si dari perkataan senja. Pasalnya,hari ini SMA nezawa sedang menggelar pentas seni dalam rangka memperingati bulan bahasa.

Bagi manusia-manusia yang tergabung dalam organisasi OSIS dan sejenisnya mungkin akan sangat merugikan. Tapi bagi manusia nolep macam senja,hal itu hanya mubazir waktu. Jika bukan karena wajib saja senja tak Sudi berangkat sekolah di hari ini.

"Yaudah yuk berangkat!"

Senja memasukkan kotak bekalnya kedalam tas,lantas meninggalkan ayah topan yang menatap nya cengo.

*****

"Titan!"

Senja menghampiri Titan yang baru saja keluar kelas.

"Iya?"tanya Titan

"Liat lembayung gak?"

"Lembayung ya?enggak. Tapi tadi Titan liat Fabian sama Alwi si di kantin"

"Ya Allah,males banget gue sebenernya" batin senja

"Kenapa emang?"

"Eh, gapapa. Gue ke kantin dulu ya"

"Eh,iya iya"

Dengan tetap stay cool,senja berjalan ke kantin excited boleh,murahan jangan

Dari kejauhan,senja melihat kedua manusia abnormal itu sedang memperebutkan sesuatu.

"Eh itu mendoan gue ya anjrit!"

"Nunut mangan lah!"

(Ikut makan lah)

"Ih culametan met met banget si Lo"

"Bacot ah anying,bagi dikit elah"

"Gak ya!"

Senja mendengus kesal melihat kelakuan teman sepergemblungan  lembayung. Cewek itu lantas menghampiri keduanya.

"Eh ada tuan putri, sini-sini duduk!mau mendoan gak?"kata Fabian menawarkan

"Anjir,tadi aja gue mohon mohon kaga dapet, giliran senja mah ditawarin. Lo...emang mata cewe an Lo dasar!"

"Senja itu cewek,udah sepantasnya cewek itu diberi,dinafkahi. Lo kan cowok,udah kodrat Lo sebagai cowok cari nafkah,beli sendiri lah!"

"Halah,bilang aja modus. Gue bilangin lembayung mampus Lo"

Senja memutar bola matanya malas, mengabaikan perdebatan manusia didepannya.

"Mana lembayung?"tanya senja datar

Tapi, Fabian dan Alwi gabisa kalem. Keduanya saling menatap keheranan.

Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang