"Sebuah hari tanpa ketawa adalah hari yang tidak berguna"
~Charlie Chaplin~Quotes untuk part ini🤗
Sebelum kalian baca cerita ku, Alangkah baik nya tekan tanda 🌟 dulu. 1 vote dari kalian sangat berharga bagi Author🙏
Thank You yg udah vote😚
Happy Reading❤
***
Frizka berjalan menyusuri koridor bersama sahabat-sahabatnya. Di ujung pandangan mereka, satu keramaian menarik perhatian. Area mading di penuhi banyak murid yang sepertinya sedang membaca satu pengumuman.
“Kay! Ada pengumuman apa di mading?” tanya Suci pada Kayla. Salah satu anak kelas XI IPS-2 yang ia kenal.
“Camping.” Jawab Kayla sangat datar. Perempuan satu ini memang dikenal dengan sikapnya yang dingin. Sedikit aneh memang.
Tara menepuk pundak Kayla cukup bertenaga. “Santai, Kay! Gak usah datar-datar lah sama kita.” Ujarnya dengan tawa.
Kayla tersenyum sangat tipis. Ia mengangguk. “Gua pergi dulu,” pamitnya.
Suci mengangguk. “Makasih, Kay!” teriaknya pada Kayla yang sudah berlalu. Kayla hanya mengangguk dari kejauhan.
“Lo gimana, sih! Sudah tahu Kayla dingin! Malah dibercandain!” kesal Elvina.
Tara menampilkan cengirannya. “Ya maaf.” Ujarnya dengan menggaruk kepala yang tidak gatal.
“Sudah, sudah. Ke kelas yuk. Bentar lagi bel.” Ajak Frizka.
> = <
“Selamat pagi, semua!” sapa Tio, ketua OSIS SMA Nusa Bangsa di depan kelas XI IPS-3“Sudah dapat informasinya semua? Minggu depan sekolah akan mengadakan camping. Tempatnya masih di sekolah ini. Untuk perlengkapan dan waktunya serta penjelasan lain, bisa liat di grup masing-masing yang akan di share wali kelas.” Jelas Tio. “Paham semua? Ada yang mau ditanyakan?
“Paham!” jawab XI IPS-3 serempak.
Tio dan Dafa—wakil ketua OSIS—ini murid kelas X IPA-1. Mereka adalah pengurus OSIS baru menggantikan pengurus terdahulu yang sudah purna tugas.
“Assalamu’alaikum!” di tengah-tengah riuh kelas XI IPS-3 membahas camping, Pak Dion—guru Ekonomi—datang.
“Wa’alaikumussalam!” jawab seisi kelas serempak.
“Maaf, pak. Tadi lagi memberitahukan persiapan camping.” Ujar Tio pada pak Dion.
“Oh silakan, silakan. Apa sudah selesai?” tanya Pak Dion yang masih di ambang pintu.
“Sudah, Pak.” Jawab Dafa. Ia dan Tio kemudian menutup pengumumannya pada kelas tersebut dan berlalu pergi. Pak Dion memulai pelajarannya.
> = <
“Eh, ke mall yuk!” ajak Tara di tengah kunyahan baksonya.“Boleh.” Jawab Frizka. “Sekalian beli keperluan buat camping juga.”
Elvina mengangguk. “Bener. Gue setuju.”
KAMU SEDANG MEMBACA
REYKA✓ (TAMAT)
Novela JuvenilBEBERAPA PART DIHAPUS SUDAH REVISI ≪•◦ ❈ ◦•≫ Terkadang, menyembunyikan sesuatu termasuk perkara yang susah. Banyak yang harus ditanggung di balik semua hal tersembunyi itu. Mencintai dalam diam merupakan salah satu cara terindah. Namun, sesuatu yan...