Bel sekolah berdendang menandakan waktu untuk masuk kelas masing-masing. Rena si perempuan misterius dengan santai berjalan ke kantin. Tak memperdulikan tali sepatunya yang belum diikat, rambut diikat longgar, dan baju seragam kedodoran tentunya.
"Ibu, mau nasi sama telor dadar sambel!" ucapnya Rena dijawab anggukan oleh ibu kantin.
Rena beralih ke meja kantin dan duduk diatasnya, mengecek buku pelajaran dan beberapa berkas penting. Sesekali Rena melirik sinis jika ada siswa yang melihatnya terlalu berlebihan, ya tentu saja karena Rena adalah wanita yang aneh menurut mereka. Rena sangat jarang berbicara, ia akan mau berdialog panjang jika hal itu penting menurutnya. Jika menurutnya tidak kamu akan merasakan bagaimana 'dikacangin' sesungguhnya.
Setelah pesanannya sampai ia berjalan menuju kelasnya, XII IPS 5. Ia masuk tanpa mengucapkan salam pada guru, hanya tersenyum tipis. Guru-guru bahkan sudah paham kelakuan Rena dan membiarkannya duduk tanpa perlu repot-repot memarahi. Rena duduk di bangku paling pojok belakang, sendiri. Rena tidak punya teman dekat di sekolah kecuali Fana yang sayangnya harus pisah kelas sejak kelas XI.
Guru memulai pelajaran, dengan pembukaan menagih pekerjaan rumah yang ditugaskan dari seminggu yang lalu. Semua murid rajin langsung berjalan sambil menenteng buku tulisnya ke meja guru, sedangkan yang kapasitas semangat belajarnya rendah kebingungan mencari jawaban untuk dicontek.
"SHIT!" ucap Rena lirih saat menyadari kalau sekarang adalah jadwal mata pelajaran matematika. Ia sangat benci pelajaran ini, kalau saja matematika adalah manusia Rena mungkin sudah menghabisinya daridulu. Dan ya seperti yang kalian duga, Rena tidak mengerjakan tugasnya.
"Kenapa yang mengumpulkan tugas hanya separuh kelas?" tanya Bu Denada, "saya tidak mau mendengar alasan apa-apa lagi, selesai tidak selesai kumpulkan!"
Seluruh murid spesies malas akhirnya pasrah, menyerahkan buku tulis mereka ke meja guru. Tak terkecuali Rena mengumpulkan buku tulis kosongnya paling akhir, belum sampai sampul bukunya menempel ke meja, seisi kelas tiba-tiba membisu saat guru BK dengan seorang murid masuk. Rena melirik sekilas nampak tak acuh lalu meletakkan bukunya dan kembali ke tempat duduknya.
"Selamat pagi XII IPS 5, bapak mau mengumumkan kalau kelas kalian kedatangan murid baru dari Doyakarta," guru tersebut lalu mempersilahkan murid baru tersebut memperkenalkan diri. "Pagi," seisi kelas tertawa, saat murid baru itu berbicara. Logat berbicara medhog masih lekat menempel padanya, membuat dirinya malu untuk melanjutkan ucapannya yang terpotong. Tapi guru itu menepuk pundaknya pelan seolah memerintah ia untuk terus memperkenalkan diri.
"Nama saya Ari Bumantara, panggil aja Ari."
"Kenapa Bumantara? Harusnya Bumantoro dong!" kata salah satu murid sambil tertawa, namun berhasil dihentikan saat guru BK melempar tatapan marah kepadanya.
"Baiklah, semoga kejadian ini tidak membuat Ari menjadi tidak betah sekolah di Fattodale Highscool, terima kasih atas perhatiannya selamat belajar." Guru tersebut mengakhir kalimatnya sambil mempersilahkan Ari untuk duduk di kursi kosong lalu pergi meninggalkan kelas.
Tentu saja hanya di sebelah Rena yang tersedia bangku kosong. Ari kemudian melangkah menuju meja Rena, langkahnya sempat terhenti saat seorang siswa berkata kepadanya, "abis riwayat lo!" Ari mematung sesaat demi memahami kalimat tersebut lalu melanjutkan langkahnya untuk duduk.
"Nanggung banget," ucap Rena saat Ari mendaratkan bokongnya di atas kursi.
"Maksudnya?"
Rena tak menjawab lagi ia sibuk makan nasi yang ia bawa dari kantin. Ari yang merasa takut memilih tak bertanya lagi. Ia memilih mengeluarkan buku lalu diam.
"Rena! sudah berapa kali ibu bilang? Tidak perlu berangkat sekolah jika kamu tidak ingin!" Bu Denada marah saat mengetahui buku kosong Rena yang ada di mejanya.
"Saya benci matematika bu," saut Rena santai setelah menelan suapan terakhir.
Suasana kelas menjadi hening, Bu Denada berjalan ke arah mejanya lalu membanting buku kosong itu dihadapan Rena. Sementara Rena sangat terlihat santai menatap Bu Denada datar.
"Keluar kelas kerjakan tugasnya! Pulang sekolah harus ada di meja ibu atau nilai kamu tidak akan pernah ibu perbaiki!" perintah Bu Denada geram melihat sikap santai Rena.
Tanpa sepatah kata pun Rena keluar kelas bersama bukunya, meninggalkan kelas yang makin lama menurutnya makin menyebalkan.
~*•*~
Jam terakhir sebelum bel agaknya memang ditakdirkan freeclass untuk Rena. Ia sibuk mengamati soal lalu mencoret-coret kertas buku yang paling belakang. Ia tak habis pikir kenapa ia sangat bodoh dalam hal ini.
"Matematika anjing!" Rena membanting pensilnya.
"Kenapa Ren?" Rena menoleh ke asal suara, Ari.
"Tau darimana nama gue?!" ketus Rena. Ari tak menjawab, ia malah menarik buku Rena lalu mengerjakannya sambil berbicara seolah menjelaskan. Rena memperhatikan tapi bukan penjelasan soal matematika, melainkan wajah Ari.
"Selesai! Ini cuma disuruh cari mean sama nilai median, gampang." Ari menyerahkan buku itu kembali ke pemiliknya lalu tersenyum simpul. Rena hanya diam sambil terus menatap Ari. Rahang ari tegas, hidungnya mancung dan tatapan matanya tajam. Tapi rambutnya sangatlah merusak suasana, klimis seperti memakai satu cup hairgel.
"Lo belum jawab pertanyaan gue!" kata Rena menagih jawaban.
"Ehm itu, ada anak laki-laki bilang kalo gue, eh aku," ucap Ari gugup karena tiba-tiba Rena tertawa pelan, "harus hati-hati sama kamu, dia bilang nama kamu Rena Serigala." Kali ini Rena tertawa keras sampai terpingkal-pingkal, lalu memukul punggung Ari keras hingga Ari mengaduh.
"Anjir lo lucu banget sih, parah! Lainkali jadi orang jangan jujur-jujur banget deh!" Rena berhenti tertawa dan mulai memasukkan bukunya ke dalam tas, "kalo lo bilang gue Serigala lagi gua hajar lo!" sambung Rena sambil tersenyum.
Ari hanya diam menatap punggung Rena yang menjauh, "mbok yo bilang makasih," gerutunya pelan. "Makasih!," balas Rena melalui jendela membuat Ari terkejut lalu tersenyum kecut. Perempuan aneh batinnya.
•••
Kota yang aku bikin fiksi yaa, biar ga trjadi hal yg diinginkan 😉
Comment yaa, saran, kritik, or anything!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Osadha [+17]
RomanceCerita ini mengandung konten dewasa, jika kalian belum +17 please cukup baca sinopsis aja! -- Potablood ada sekelompok remaja khusus di kawasan Fatto Barat. Menyelesaikan misi rahasia, dengan bayaran yang terbilang tinggi. Kamu tak akan paham kelomp...