Chapter 1

7.1K 384 42
                                    

Halo semuanya, nah sekarang ini adalah cerita baru aku... Jangan lupa mampi, di Vote, di komen, dan di share ya... Thank u...

Bagi yang homophobic silahkn menjauh, jika terlanjur sudah di baca mari silahkan di lanjut bacanya....

____________________________________

Haaaaaaah, hari ini banyak sekali tugas dan pekerjaan yang Gio kerjakan, belum lagi tugas dari boss, belum lagi pekerjaan lapangan yang belum selesai. Gio  adalah seorang pemuda yang bekerja di sebuah perusahaan ternama di Korea Selatan. Ia menjabat sebagai Executive Marketing di perusahaan itu. Ia baru saja mendapatkan pekerjaan setelah sekian lamanya ia menganggur. Gio adalah anak yang sangat ceria, kehadirannya selalu membawa aura positif bagi semua orang, kecuali kalau bertemu sang CEO perusahaan, yang arogan dan suka marah-marah. Gio memanggilnya Mr. Arogan, padahal itu adalah bossnya sendiri. Nama Bossnya adalah Park Gumhyo.

"Heh pemalas, aku memberimu pekerjaan bukan untuk malas-malasan, kerjakan apa yang aku suruh." ujar Park Gumhyo.

"Baik Presdir, mata presdir buta ya? Dari tadi aku itu udah ngerjain semua laporan bulan ini. Perlu saya colokin kemata Presdir?" ujar Gio.

"Kau... Melawan saja bisanya, saya pecat kamu baru tau rasa." ujar Park Gumhyo.

"Waaaaah, senang sekali kalau aku di pecat. Makasih presdir makasih," ujar Gio kegirangan sambil mengemasi barang-barangnya.

Park Gumhyo merasa heran lalu berbicara. "Eeeeh, mau kemana kamu?" ujar Park Gumhyo.

"Loh kan Presdir mecat saya, ya udah saya pulang." ujar Gio asal nyeplos aja. Gio dan Park Gumhyo kalau bertemu sudah seperti kucing dan tikus, gak pernah akur.

"Ini anak, kau ada otak tidak? Siapa yang memecatmu? Lama-lama cepat tua saya gara-gara bocah ini," ujar Park Gumhyo sambil berlalu pergi.

Gio hanya tertawa senang saat Park Gumhyo pergi meninggalkan ruangannya itu, sementara karyawan yang lain hanya diam ketakutan. Hanya Gio yang berani melawan Presiden perusahaan itu. Lalu Kim Hyuk dan Rain masuk ke ruangan Gio, Hyuk dan Rain adalah sahabat Gio dan satu ruangan dengan Gio. Mereka masuk dan berbicara.

"Gio, pasti dia habis ngomel-ngomel denganmu kan?" ujar Kim Hyuk.

"Ya begitulah, seperti biasa mencari kesalahan orang aja bisanya." ujar Gio.

"Hahahaha, lama-lama kalian cocok tau." ujar Rain.

"Apa? Haduh haduh, maaf iyah gak sudi aku." ujar Gio.

Mereka bertiga tertawa di dalam ruangan itu, lalu Gio, Rain, dan Kim Hyuk melanjutkan pekerjaan mereka. Jika di ingat dari beberapa tahun Silam, Gio dan Park Gumhyo pernah bertemu. Namun karena tampang Gio masih culun dan cupu saat itu membuat Park Gumhyo tidak mengenalinya.

Pagi itu, Gio tengah sibuk mempersiapkan dirinya untuk pergi keluar negeri. Saat itu Gio tinggal di Indonesia tepatnya di Sumatera. Saat itu Gio bekerja sebagai Asisten Apoteker di Sumatera. Dan saat itu ia sedang berada di bandara dan akan pergi ke Kuala Lumpur Malaysia bersama bosnya. Saat di bandara dan sudah sampai di Kuala Lumpur, Gio merasa lapar. Lalu Gio melihat seorang pedagang Bakpao yang tidak jauh dari bandara, Bakpao itu tinggal satu-satunya, awalnya Gio lebih dulu membelinya, tetapi ada yang ingin membeli juga waktu itu. Namun Gio memberikannya kepada pemuda yang bahkan jauh kelaparan di banding Gio. Dia adalah seorang pengemis, lalu Gio memberikan Bakpao itu dan sejumlah uang yang dia punya.

"Ambilah, beli sesuatu yang kau butuhkan." ujar Gio saat itu.

Gio pergi meninggalkan tempat itu, tidak hanya hari itu saja. Tetapi di hari-hari berikutnya, Gio bertemu lagi dengan pengemis itu. Gio tersenyum lalu ia selalu memberikan Bakpao dan beberapa uang, tetapi pengemis itu menolaknya. Lalu sebaliknya pengemis itu memberikan Bakpao sebagai ganti yang di berikan Gio kepadanya waktu itu.

"Tidak perlu, ambil saja untukmu. Aku ikhlas memberikannya padamu, makanlah," ujar Gio.

Gio tidak tau, apakah pengemis itu bisa berbicara atau tidak? Karena setiap bertemu dia tidak pernah berbicara. Sejak pertemuannya itu Gio dan pengemis itu sering bertemu, Gio yang merasa dia masih muda dan Gio menebak umurnya hanya beda satu atau dua tahun lebih tua darinya. Gio merasa ia tidak perlu mengemis untuk mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Gio pun berinisiatif membeli dua karton air mineral dan menuliskan harga perbotolnya. Lalu memberiknnya kepada pengemis itu. Pengemis itu kaget, lalu ia perlahan mulai bicara.

"I-ini untuk apa?" ujar pengemis yang bernama Park Gumhyo.

"Kau tidak perlu mengemis untuk mendapatkan uang, ini untukmu dan bisa menghasilkan uang." ujar Gio lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Park Gumhyo terdiam lalu mengambil karton yang ada tulisan harga perbotolnya. Lalu Park Gumhyo tersenyum dan Park mulai menjual air mineral itu, banyak pejalan kaki yang melintas dan membeli air mineral itu. Satu minggu setelahnya Park Gumhyo jadi lebih rajin dan selalu berdagang dan berpindah tempat dari tempat satu ketempat yang lain. Ia selalu berusaha semampunya, hingga pada akhirnya ia mulai mendapatkan kehidupan yang layak. Ia sering ketempat dimana Gio selalu berjalan dan melintasinya, namun sayang Gio tidak kunjung hadir. Park Gumhyo selalu membawa Bakpao kesukaannya dan akan membaginya dengan Gio. Namun sejak memberi dua karton air mineral untuknnya Gio tidak pernah lagi terlihat, karena Gio sudah kembali ke Indonesia.

Park Gumhyo ia mulai menyerah, tetapi senyuman dan wajah Gio selalu teringat olehnya. Hingga akhirnya Park Gumhyo kembali ke Korea dan mulai membangun bisnis dan sukses, ia masih mencari Gio, yang menjadi kesalahan terbesarnya adalah, ia lupa menanyakan nama Gio saat itu. Bahkan sampai detik ini pun Park Gumhyo masih mencari informasi dimana kebaradaan Gio. Kini Park Gumhyo memiliki segalanya, bahkan anak perusahaan dimana-mana. Mungkin jika Gio saat ini tersenyum di hadapannya Park akan mengenali Gio.

Hari sudah sore, lalu semua karyawan di perusahaan itu sudah pulang kerumah masing-masing. Tapi tidak dengan Gio, ia masih harus menyelesaikan satu pekerjaannya lagi. Lalu ia pun pergi ke pantry untuk membuat teh, ia melihat ruangan Park Gumhyo masih menyala dan melihat Park Gumhyo masih di ruangannya. Gio kemudian dengan cueknya pergi berlalu begitu saja. Park Gumhyo menyadari kalau masih ada orang di kantornya. Lalu ia pun ke Pantry untuk mengambil minum juga.

"Kau, kenapa belum pulang?" ujar Park Gumhyo saat melihat Gio.

"Masih ada kerjaan yang belum selesai," ujar Gio sambil pergi begitu saja.

"Eeeh, tunggu." ujar Park Gumhyo.

"Apa apa Presdir?" ujar Gio.

"Tolong buatkan saya teh, saya tidak bisa membuatnya." ujar Park Gumhyo.

Tanpa banyak bicara Gio langsung membuatkan teh itu. Lalu ia memberikan teh itu kepada Park Gumhyo, Gio pergi sambil melontarkan senyuman manisnya kepada Park Gumhyo.

Deeeeg...

Park Gumhyo tercekat, ia bahkan susah menelan air teh itu. 'Senyuman itu, senyuman malaikat manisku. Itu, jangan-jangan...'

Park Gumhyo kemudian mengikuti Gio, lalu saat melihat kedalam ruangan Gio sedang memakan Bakpao isi ayam. Gio melihat Park Gumhyo lalu berbicara. "Aaah, ini buat Presdir masih ada dua, lumayan buat ganjal perutkan."

Park Gumhyo masuk lalu duduk di hadapan Gio,  lalu Gio mengernyitkan dahinya saat melihat Park memperhatikan Gio seperti Anjing melihat tulang. "Heh Mr. Arogan, di kasih bakpao malah diem aja. Ya udah kalau gak mau."

"Maaf, apakah kau tidak mengenaliku?" ujar Park Gumhyo. Gio terdiam, lalu ia memperhatikan wajah Park secara detail.

Lalu Gio terbelalak Lebar....

Bersambung....








Kyaaaaa kyaaaaa kyaaaaaa

BxB- THE GIFT OF LOVE (MISTERI & THRILLER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang