Mata Kikan mengerjap-ngerjap. Jadi ini alasan Yohan diemin dia? Karena Donghan datang ke acara mereka? Masa karena Donghan? Cemburu donk namanya. Masa belum apa-apa udah cemburu aja?
"No. Gue gak ngundang dia."
"Terus kenapa dia bisa datang kalau gak diundang?"
"Karena gue share undangan kita di story wa."
Yohan menghela nafas. "Waktu itu siapa yang chat lo, waktu kita makan pulang dari rooftop?"
Kikan agak terkejut. "Donghan.." jawabnya pelan.
"Kenapa dia chat lo?"
"Karena.. gue ganti foto profil."
"Terus setelah itu lo upload foto candid gue biar apa?"
Entah bagaimana keadaannya jadi terbalik. Padahal tadi kan Kikan yang mau minta klarifikasi. Kenapa jadi dia yang diwawancara sama Yohan?
"Kok jadi gue yang ditanya-tanya? Kan harusnya gue yang banyak nanya ke lo," Kikan kesal.
"Biar lo sadar sendiri kenapa gue diemin lo."
"Tuh kan ngaku juga. Tadi batu banget bilang gak diemin. Sekarang ngaku. Ngapain lo diemin gue karna Donghan? Cemburu lo?"
Yohan kaget. "Sorry banget ya. Gak ada cemburu-cemburu dalam hidup gue."
"Ya terus karena apa donk?"
"Lo perhatiin gak sih gimana ekspresi wajah Donghan waktu salaman sama lo?"
"Ogah banget ngapain gue perhatiin."
Yohan menghela nafas. "Ya udah kalo gitu case closed. Karena lo gak perhatiin gimana wajah Donghan waktu itu berarti case closed. Lupain aja. Gue diem bukan karena cemburu. Ngapain juga gue cemburu. Gue diem karena mikirin ekspresi Donghan waktu itu. Gue kira lo sadar. Ternyata gak. Ya udah berarti itu cuma pikiran gue aja dan oke, salah gue karena bukannya nanya ke lo tapi malah diem. Gue minta maaf," Yohan berdiri lalu berjalan ke sisi ranjang sebelah Kikan. Dia langsung mengubur dirinya di bawah selimut.
"Case closed apanya? Gue belom ngerti apa-apa padahal kok udah case closed aja?"
"Tutup pintunya kalo keluar," kata Yohan tanpa menoleh.
"Gak. Gue gak mau keluar kalo gue belom ngerti apa-apa."
"Ya udah terserah."
Kikan melirik kesal pada Yohan lalu memeluk kedua lututnya. Kemudian dia berpikir. Ekspresi Donghan, perasaan gak ada apa-apa. Biasa aja. Sengaja gak Kikan perhatiin toh makin diperhatiin makin brengsek aja kelihatannya. Kikan menghela nafas lalu menatap perutnya. Masih rata sih. Tapi lama-lama pasti makin gede kan? Kikan maunya selama dia hamil dia tidak terbayang-bayang dengan wajah Donghan. Walaupun bapak anak ini memang Donghan tapi dia akan melewati masa-masa ini dengan Yohan. Jadi seharusnya dia tidak memulai hubungan ini dengan pertengkaran seperti ini.
Kikan menoleh lagi pada Yohan yang sepertinya sudah tidur. "Oke, mulai besok gue jadi istri yang baik buat lo. Demi ketenangan hidup gue." Kikan lalu berdiri, ingin keluar kamar tapi belum berapa langkah dia mendengar Mama Yohan memanggil Yohan sambil mengetuk pintu. Lalu kemudian terdengar juga suara Mama-nya. Kayaknya ini emak-emak kehilangan Kikan nih. Kikan auto panik. Awalnya dia berpikir gawat nih gue digerebek tapi kemudian dia menyentil kepalanya sendiri. "Kegerebek apanya? Toh ini kamar Yohan? Yohan laki gue jadi ngapain gue panik?"
Kikan menghadap ke kiri, ke cermin. Dia sedikit memperbaiki penampilannya agar terlihat seperti orang yang buru-buru bangun tidur dan harus segera membuka pintu. "Iya Ma sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Reach You
Fanfiction[‼️] Membaca = memberi vote. Terima kasih 😊 Main Cast - Kikan (imaginary female cast) Dijodohin sama Yohan padahal udah pacaran sama Donghan. Dia curhat sama Donghan tentang perjodohan itu but ended up hs with Donghan and she getting pregnant - Kim...