Chapter 17

393 37 36
                                    

🥀HAPPY READING'S🥀

.
.
.
.

Mala yang mendengar ucapan Dinda benar-benar kesal.

Ia tak habis pikir kenapa dia menerima permintaan Rayn sedangkan hal ini ada kaitannya dengan masa depan bahkan mampu menghancurkan masa depannya.

Apakah ia tak memikirkan hal kedepannya?

Apa cinta membuat Dinda buta hingga menerima permintaan yang sangat sialan itu. Bahkan ia rela meninggalkan rumahnya untuk tinggal di apartement Rayn.

"Pikirkan Dinda. Keputusan yang lo ambil itu gila. Lo berpikir nggak si, kalo lo terima permintaan Rayn otomatis lo ngancurin masa depan sendiri. Gue kayak gini gue takut lo hamil terus dia nggak mau mengakui anak lo Dinda. Coba dong lo pikirin lagi." Ucap Mala kesal sedangkan Dinda sedang membereskan pakaian miliknya kedalam koper.

"Mala, gue ambil keputusan ini karena gue pikir ini saatnya gue memiliki sedikit peluang buat deket sama Rayn bahkan gue bakal  satu atap sama dia. Ini kesempatan gue Ma, gue harap waktu 2 tahun kebersamaan gue mampu buat Rayn suka sama gue. Dan sangat berharap banget Rayn bisa suka sama gue." Ucap Dinda sambil memeluk tubuh Mala.

"Gue tau lo khawatir sama gue. Tapi Ma ini kesempatan gue buat deket sama Rayn." Lanjut Dinda membuat kepala Mala pusing seketika.

Kenapa Dinda begitu keras kepala dengan keputusannya bahkan tak mendengarkan ucapannya sedikit pun—ia seperti ini karena apa yang ia takutkan akan terjadi.

"Dan soal hamil. Gue nggak bakalan hamil, gue bakalan cari obat kontrasepsi buat mencegah hal itu oke, jadi jangan cemaskan gue." Ucap Dinda begitu ceria mengatakannya—tanpa tau apa yang terjadi dengan kedepannya nanti.

"Bye. Gue sayang sama lo jaga diri baik-baik ya." Ucap Dinda kembali memeluk tubuh Mala sedangkan Mala diam tak berkutik—ia tidak bisa mencegah Dinda.

"Gue ditungguin Rayn dibawah. Gue pergi." Ucap Dinda tersenyum kearah Mala berlalu dari sana sambil menarik koper besar miliknya.

Sedangkan Mala membeku ditempat sambil memperhatikan punggung Dinda yang mulai menghilang dari penglihatan matanya.

"Dinda, kenapa lo percaya banget bahwa nanti Rayn akan cinta sama lo. Walaupun lo sekarang bersama Rayn belum tentu dia akan milih lo. Lo cuma dijadikan pelarian Dinda, saat orang yang dia suka kembali lo diabaikan bahkan mungkin nggak dianggap." Batinnya.

"Kenapa lo nggak pernah dengerin omongin gue si?"

***

Benar—kenapa dari dulu ia tidak pernah memendengarkan ucapan Mala dan ya sekarang terbukti jika kekhawatiran Mala selama ini adalah sudah terjadi.

Ia hamil anak Rayn tapi dia tidak mengakuinya—bahkan menyuruh untuk mengugurkan.

Dan benar dia ditinggalkan, dan Rayn masih tetap memilih Ranty bukan dirinya.

Ia menghancurkan semuanya hanya untuk Rayn tapi apa yang ia dapat setelah pengorbanannya.

Ia tidak mendapatkan hasil apapun malah sekarang ia tengah mengandung anak Rayn.

***

Bumil, ini foto Ayah. Kalo kangen liat aja foto ini dan liatin juga sama dede bayi ya. Ayah sayang kalian. Baru dua hari aja nggak ketemu, Ayah udah kangen kalian nih😣

Dinda yang membaca chat dari Daniel tersenyum manis bahkan dia mengirim foto padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinda yang membaca chat dari Daniel tersenyum manis bahkan dia mengirim foto padanya. Bahkan dia mengirim foto dirinya yang cemberut, makin hari sikap Daniel manis sekali padanya bahkan di sela-sela kesibukannya sebagai CEO—dikantor ayahnya tetap saja dia tetap menghubunginya.

Mengirim pesan berisi perhatian. Duh, ada-ada saja tingkah Daniel yang mampu membuatnya tersenyum bahkan dada miliknya terasa berdesir hangat ketika mendapatkan perhatian Daniel.

Apaan si pake kirim-kirim foto segala.

Send.

Baru saja dua menit terkirim—dia sudah membalas pesannya.

'Cepat sekali.' Batinnya.

Biar nggak kangen makanya kirim foto. Udah makan belum? Mau makan apa? Mau dibeliin apa?

Dinda kembali tersenyum membacanya bahkan janin didalam perutnya terasa bergerak.

Bahkan ia yang baru merasakan pergerakan kecil bayinya berkaca-kaca, bahagia merasakan pergerakan janin kecilnya.

"Sayang." Ucapnya lembut—bahkan tangannya kembali mengusap perutnya dan untuk kedua kalinya ia merasakan pergerakan itu.

Ia sangat terharu, merasakan bayinya yang menendang.

Ia benar-benar bahagia dan itu berkat kata-kata Daniel. Bahkan bayinya bisa merasakan perhatian manisnya.

Aku udah makan kok. Kamu tau, pas kamu tanya udah makan apa belum? Bayi yang ada diperut aku bergerak. Sumpah, aku seneng banget bisa merasakan pergerakan bayiku dan itu berkat kamu❤️

Send.

Mungkin ia akan mengganti kosa kata dari lo-gue jadi aku-kamu.

Dari ruangan lain Daniel tersenyum membaca pesan dari Dinda bahkan dia mengganti kosa katanya menjadi aku-kamu.

Bahagia sekali melihat isi pesan Dinda—dan paling membahagiakan lagi bayi yang berada diperut Dinda sudah bergerak.

Ini momen yang sangat membahagiakan baginya. Rasanya sudah tidak sabar ia ingin bertemu dengan Dinda—memeluk tubuh berisi itu, banyak pekerjaan di kantor hingga ia tidak bisa bertemu dengan Dinda.

Ayahnya sedang di luar kota dan ia yang harus meng—handle semua pekerjaan kantor.

Mungkin setelah pulang dari kantor ia langsung menghampiri Dinda—menemui perempuan yang ia cintai.

Seneng banget denger kabar bahagia ini. Tunggu ya, aku mau kerumah ketemu kamu. Aku juga mau merasakan pergerakan janinnya, tunggu aku ya sebentar lagi aku kesana😍

Ia mengambil kunci mobil miliknya—ia ingin bertemu dengan Dinda, tak sabar rasanya untuk bertemu Dinda dan calon anaknya.

***

TBC!

Rabu, O7 Oktober 2020

Note/* Sampai disini dulu ya sampai bertemu dichap pertemuan..

 Sleep FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang