1. No Longer a Part

10 4 0
                                    

"Kala manisnya perlahan memudar"

Jalan setapak itu sudah mulai rusak. Sudah mulai berubah karena ditelan musim dan waktu. Sebesar itu perubahan yang terjadi pada hal didunia ini.
Sesingkat itu Tuhan mulai merubah alam. Merubah segala aktivitas dan kebiasaan.

Accel berjalan menunduk. Menyusuri jalan beraspal yang mulai retak. Ia berjalan perlahan, menikmati keheningan yang ada didaerah terpencil itu.
Accel tersenyum kecil. Dunia seperti ini yang mampu menenangkan hatinya. Setelah tiga jam yang lalu kenyataan pahit berhasil menampar dirinya. Mengingat hal itu sedikit membuat hati Accel nyeri. Karena dulu Accel pernah mengira bahwa ia adalah gadis yang paling Bahagia. Dengan keluarga yang humoris dan sangat menyayanginya. Tapi dulu, berbeda dengan hari ini. Seperti inikah Tuhan membalikkan nasib manusia? Setelah merasa melayang kemudian dijatuhkan?
Bukan, Accel tidak pernah berfikir seperti itu. Semua terjadi untuk membuat Accel menjadi gadis kuat, gadis yang mandiri, dan gadis yang tak mudah menangis.

Dia Acellin Angela, putri bungsu dari keluarga Agung Hermawan dan Anita Amina. Pasangan pebisnis yang terkenal dengan sikap humorisnya. Seorang pebisnis yang mampu menarik perhatian perusahaan besar untuk merekomendasikan diri mereka. Mereka adalah pahlawan seorang Accel. Meskipun hari ini Agung dan Anita sudah membenci dirinya. Tapi bagi Accel, Agung dan Anita  adalah seorang yang begitu istimewa dan yang akan selalu disayanginya.

Langkah Accel berhenti disebuah pantai yang sepi. Tidak ada orang disana karena tempat itu memang jarang orang yang tau. Accel mendudukkan dirinya diatas pasir. Menarik nafas dalam kemudian membuang nya perlahan. Menetralkan hatinya yang semakin bergemuruh. Sungguh Accel ingin menangis saat ini. Kejadian hari ini membuat dirinya kelelahan. Pikirannya berkecamuk, mencari jawaban atas semuanya. Bagaimana ia hidup setelah ini? Semua keluarganya membencinya. Karena sedikit kesalahpahaman yang menjadi hal runyam.

Perlahan air matanya luruh juga Setelah sekian lama Accel mencoba menahan semuanya. Ia terisak. Begitu menyedihkan hidupnya kali ini. Apa dirinya akan menjadi kuat setelah ini? Setelah tak ada lagi yang menganggap dirinya. Apa masih ada banyak lagi hal mengejutkan yang akan menjungkir balikkan hidupnya?

Dering ponsel Accel membuat ia menghentikan paksa tangisannya. Menyeka air matanya kasar. Accel mengambil ponsel yang ada di slingbag nya. Menggeser layar untuk menerima panggilan.

"Dimana kamu?" suara dari seberang sana mulai terdengar. Itu suara Anita mama Accel. Suaranya terdengar parau dan penuh kesedihan. Hal itu membuat Accel meringis, terlalu menyakitkan baginya. Dengan tanpa sengaja Accel menoreh luka dihati malaikatnya.

"ada apa ma?" Accel mencoba menetralkan suaranya. Agar mama nya tak tau jika dirinya sedang menangis.

"ada apa? Kamu masih tanya ada apa? puas kamu hah? Puas? Buat Elena menderita? Hiks.."
Marah, jelas mama nya marah bahkan sudah membenci Accel. Sekarang Kakak kedua Accel itu sedang berjuang untuk bertahan hidup. Dan semua memang salah Accel, Accel yang telah mengawali semua masalah ini.

"Maaf,". Ada kata yang tepat untuk diucapkan? Untuk masalah yang sudah benar-benar runyam kali ini? Jika ada tolong beritahu Accel, karena ia sudah tidak bisa berkata apapun selain kata maaf.

"Jika terjadi sesuatu dengan Elena, mama tidak akan menganggap kamu sebagai anak lagi".

Tut..

Bagai disambar petir, Accel mulai terisak kembali saat sambungan sudah diputus sepihak. Harusnya ia tidak menuruti kakak nya itu untuk pergi ke rooftop diperusahaan ayahnya. Seharusnya ia tidak duduk dipinggir rooftop yang membuat ia hampir terjatuh dari gedung bercakar itu. Seharusnya ia tidak menghindar ketika kakaknya mencoba mendorong dirinya. Dan saharusnya ia yang jatuh dari rooftop bukan kakaknya. Memang harusnya ia yang pergi bukan kakaknya.

Accel memukul dadanya yang sesak. Kenyataan begitu pahit. Apalagi Accel pergi begitu saja ketika Ambulance sudah mulai membawa kakaknya kerumah sakit. Sudah dipastikan semua keluarganya semakin membencinya. Disini siapa yang salah? Tentu saja Accel. Ia adalah sumber masalah mulai hari ini.

__________

Accel mulai berlari kencang menuju rumah sakit. Ketika ia mendapat kabar bahwa kakaknya semakin kritis. Berulangkali Accel terjatuh kemudian bangkit lagi. Berlari kencang lagi tanpa peduli lututnya yang mulai terasa perih.

"gimana keadaan kak Elena?"
Accel baru saja sampai di rumah sakit. Nafasnya tersengal karena lelah berlari.

Plakk

Perih, hal pertama yang dirasakan Accel pada pipi kirinya. Ayahnya menamparnya. Ayahnya yang selalu membelai pipi dan rambut nya kini sudah menamparnya. Accel menatap Agung penuh luka. Air mata nya sudah luruh ketika tangan kanan Agung sudah mendarat pada pipi kanan Accel. Agung menatap Accel nyalang, memancarkan kemarahan yang belum pernah Accel lihat. Sebegitu besar kesalahannya sampai orang pertama yang akan marah ketika dirinya disakiti menampar Accel.

"darimana saja kamu? Pergi begitu saja setelah apa yang kamu lakukan?apa kamu tau kakak kamu sekarang menderita, karena siapa? Karena kamu Accel"

Accel semakin menunduk. Pertama kali ayahnya membentak dirinya. Rasanya begitu sakit. Accel hanya mampu menangis. Lidahnya kelu untuk mengucapkan sepatah katapun. Semua memang kesalahannya.

Accel menjadi pusat perhatian seluruh keluarganya diruang ICU. Semua menatap Accel nyalang, menunjukkan rasa bencinya kepada Accel. Hal itu menambah rasa sakit dihati Accel. Semuanya sudah berubah, dan kini nasibnya sudah berubah pula. Ia tidak mampu berfikir jernih kali ini. Ia hanya berdo'a agar kakaknya segera sadar. Setidaknya membuat kemarahan keluarganya sedikit berkurang. Walaupun mereka tetap membenci Accel.

"Dengan keluarga Mutiara Elena?" suara bariton seorang dokter mengalihkan pandangan keluarga Accel.

"Saya ayahnya dok"

"Begini, putri anda dinyatakan koma. Karena benturan keras yang mengenai kepalanya. Kami tidak dapat memberikan kepastian kapan putri anda akan sadar. Kita hanya bisa berdo'a untuk masalah ini".

Penjelasan dokter membuat semua orang menangis histeris. Tak terima dengan nasib yang menimpa Elena. Sementara Accel bungkam. Ia benar-benar shock.

"kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi".

Suara Agung mulai menyadarkan Accel dari lamunannya. Ia menatap Agung memohon, semoga saja ayahnya itu berubah pikiran. Namun nihil, ayahnya balik menatap Accel marah dan tak peduli.

"pergi kamu!".

Anita mengusir Accel dengan tangis yang histeris. Ia benar-benar terpukul dengan keadaan Elena. Ia sungguh membenci Accel sekarang. Meskipun Accel adalah putri kandungnya.

Accel pasrah. Meski berat tapi ia tak bisa melakukan apapun. Ia mulai melangkah kan kakinya tanpa tau arah yang dituju. Ia harus pergi, namun kemana? Accel tak tau. Ia keluar dari gedung rumah sakit dengan  hancur. Sekarang ia sudah tidak punya keluarga lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AccelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang