2

523 63 16
                                    

Sorry for typo ~

☆☆☆☆

Chanhee sedang berjalan di koridor saat satu lengan merangkul pundaknya tiba-tiba.

Dia menjauh sedikit untuk melihat siapa pelakunya. Cukup kaget ketika si pelaku tersenyum cerah dan tidak menampakkan wajah bersalah sedikitpun karena sudah membuat dirinya merasa tidak nyaman.

"Tadi gue panggil tapi lo gak nengok, ternyata pake earphone. Ke kantin yuk? Sarapan bareng." Ajak pemuda itu membuat  Chanhee berpikir.

"Gue cuma kenal lo disini, Hee. Sebelum gue dapat temen, lo mau kan nemenin gue? Gue belom hapal semua tempat soalnya." Ujar Younghoon karena Chanhee masih diam dan tak menjawab ajakannya.

Chanhee merasa bodoh karena berpikir dia dianggap orang penting oleh Younghoon, ternyata hanya untuk menemani pemuda tampan itu hingga mendapat teman.

"Ayo." Balas Chanhee lalu berjalan duluan menuju kantin.

Sebenarnya dia sudah sarapan, namun karena ditawarin Younghoon dan dia tidak bisa menolak, akhirnya Chanhee juga ikut memesan menu sarapan hari itu.

"Hee.." panggil pemuda penyuka roti itu.

"Hmm?" Sahut Chanhee yang masih menikmati susu stroberinya.

"Kita udah lama ya gak ketemu?" Lebih ke seperti pernyataan daripada pertanyaan.

"Terakhir kita ketemu pas lo masih kelas 8." Lanjut Younghoon.

"Iya." Tanggapan Chanhee pendek. Dia tidak ingin jatuh lebih dalam kepada seseorang yang tidak akan pernah membalas perasaannya. Karena itu dia berusaha menahan diri agar tidak kembali dekat seperti dulu.

"Lo gak kangen sama gue, ya? Kok biasa aja pas gue udah disini lagi." Todong Younghoon.

"Kak, setelah lo dapat teman baru, bisa gak kita balik ke waktu kita gak pernah kenal?" Pinta Chanhee tiba-tiba.

Younghoon menaikkan satu alisnya bingung. "Kenapa? Lo gak mau temenan lagi sama gue kayak dulu."

"Lo masih benci sama gue karena tiba-tiba pindah dan gak pamit ke lo sama sekali?"

Chanhee tertunduk. Dia berusaha menahan air bening yang kapan saja bisa jatuh ke pipinya.

Dia menghela nafas berat lalu menatap lurus ke manik kelam milik kakak tingkat di depannya.

"Iya. Gue gak bisa maafin lo. Jadi kita gak bisa kayak dulu lagi."

"Chanhee, gue minta maaf. Gue gak tau bakal pergi selama itu jadi gue gak ngasih tau lo. Tapi pas udah di Jepang, semua sosmed gue dinonaktifin sama Mama. Hape dan nomor gue diganti. Gue gak bisa ngapa-ngapain. Lo tau Mama gue kayak gimana."

"Iya, gue tau. Tapi gue gak bisa. Gue gak bisa maafin lo. Maaf. Gue ke kelas duluan."

Younghoon melihat punggung pemuda manis itu menjauh pergi meninggalkannya di kantin sendirian.

"Tapi, harusnya gak semarah itu gak sh? Kan kita gak pacaran. Cuma temen." Gumam Younghoon. Dia hanya tidak tahu saja dan tidak peka jika Chanhee memiliki perasaan lebih dari teman untuk dirinya.




》》☆《《





Changmin menghampiri pemuda manis yang tadi datang menghampirinya. Dia menatap cemas wajah sang kekasih yang hanya ditekuk di atas meja yang ada di pojok ruangan dance. Chanhee sedang menunggu kekasihnya selesai latihan.

Tangannya terulur untuk mengusap pelan helain blonde pemuda manis itu.

"Hee, kalo ada masalah dan udah bisa cerita, kasih tau aku ya. Aku bakal dengerin." Ucap Changmin. Membuat Chanhee yang mendengarnya merasa bersalah.

Pemuda manis itu lalu menegakkan badannya dan membalas tatapan sang kekasih.

"Changmin.."

"Iya, aku dengerin. Tapi kalo belum siap buat cerita, jangan dipaksain." Ucap pemuda tampan itu dengan tersenyum hangat.

Membuat perasaan bersalah Chanhee semakin membesar.

"Pengen peluk." Ujar Chanhee.

"Tapi aku keringetan."

"Gak apa-apa."

Changmin terkekeh pelan lalu memeluk sosok manis dan menggemaskan di depannya dengan erat.

"Aku minta maaf. Aku selalu bikin kamu khawatir dan nunggu. Aku udah jahat sama kamu, Min."

"Ssstt..jangan ngomong gitu lagi. Aku gak apa-apa. Kamu ada disini udah bikin aku bahagia. Jadi jangan ngerasa bersalah."

"Hiks.." tiba-tiba Changmin merasakan lehernya basah karena Chanhee menangis.

"Hei, jangan nangis. Kamu gak jahat, Hee. Aku tulus sayang sama kamu. Aku gak akan paksa kamu buat balas perasaan aku."

Pelukan Chanhee semakin erat. Dia merasa menjadi orang paling jahat sedunia karena tidak bisa membalas perasaan Changmin yang selalu baik dan tulus kepadanya.

"Hee, aku gak bisa maksain perasaan orang yang memang bukan buat aku. Tapi, seenggaknya aku udah nyoba. Kalo kamu masih gak bisa buka hati buat aku, tandanya kita emang gak jodoh." Chanhee semakin sesegukan mendengar kalimat Changmin untuknya.

"Min, dia balik lagi. Aku takut makin gak bisa lupain dia. Aku tau dia gak pernah punya perasaan buat aku dan aku gak pernah ada kesempatan. Aku harus gimana?" Cerita Chanhee yang masih dalam pelukan Changmin.

"Younghoon, ya?" Chanhee mengangguki pertanyaan Changmin.

"Kamu gak marah?" Chanhee mendongak. Changmin menggeleng untuk pertanyaan itu.

"Kenapa aku harus marah? Perasaan kamu valid. Aku ada hak apa buat marah sama hal itu?"

"Min, kamu masih pacar aku."

"Tapi aku gak bisa lakuin apa-apa, Hee. Hati kamu, kamu yang punya. Selama ini aku udah berusaha, tapi hati kamu tetap gak bisa nerima. Aku gak bisa ngontrol hal itu, Hee. Sekalipun aku pacar kamu." Changmin mengecup kening Chanhee cukup lama.

"Aku harus gimana sama kamu, Changmin?"

"Aku nerima semua keputusan kamu. Tapi kalo dia nyakitin kamu, aku gak bisa diam aja. Jadi, kita masih pacaran? Atau?"

"Kamu gak akan mutusin aku?" Tanya Chanhee.

"Aku nunggu kamu yang mutusin." Jawab pemuda dengan dimple menawan itu lalu tersenyum hangat dengan mengusap pelan pipi gembil milik Chanhee.

"Changmin..."

"Tapi aku masih pengen bareng kamu, Hee. Kalo aku minta jangan putusin sekarang gimana? Aku memalukan, ya?"

"Aku nunggu kamu yang akan mutusin aku." Final Chanhee. Lalu dia kembali menenggelamkan dirinya di pelukan Changmin.






》》》☆《《《







"Chanhee dan Changmin pacaran? Changmin anak dance itu?"
















Tbc

Have a nice day yall ♥️

INSANITY || BBANGNYU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang