Bab 9 - Stealing the Moment

4.1K 356 95
                                    

PLAYING BY THE FATE

.

Pesta kelulusan sekolah...

Pagi harinya, Hermione tidak menemukan Draco di ruangan Ketua Murid. Bertanya-tanya dalam hati, kemanakah Draco semalam? Apa dia menginap di asramanya?.

Mengingat kejadian tadi malam, saat Astoria mendatanginya dalam keadaan marah—apakah mungkin dia mengadu pada Draco lalu Draco menenangkan dan menghiburnya?.

Hati Hermione bergidik tak rela bila membayangkan Draco dengan lembut merangkul gadis itu dan mengelus rambutnya agar jangan menangis.

Tapi memang kenyataannya Draco tidak kembali semalam tanpa memberi kabar dan wajar bila Hermione merasa curiga.

Akhirnya Hermione berjalan menuju asrama Gryffindor, meminta Ginny untuk membantunya mempersiapkan diri untuk pesta malam ini.

Ginny dengan senang hati menerimanya, ia lantas membongkar tas Hermione dan menemukan sebuah kotak beludru yang indah dan dengan riang membuka kotaknya.

"Wow, Hermione ini gaun pestamu? Hhmm...kainnya sangat lembut dan melayang. Tapi aku tidak menyukai modelnya, tidak fashionable" Ginny memandangi lekat-lekat gaun Hermione yang diberikan Draco—katanya ini pemberian Narcissa dan Hermione harus memakai gaun itu untuk ke pesta.

Hermione terpesona akan kelembutan dan menilai betapa mahalnya gaun sutra berwarna hijau tosca tersebut, tapi ia setuju modelnya gaunnya sangat old-fashion, mirip seperti gaun Professor Mc. Gonnagall yang serba tertutup—gaun model lengan panjang dan menutupi seluruh lehernya.

Hermione curiga Draco sengaja memilih model itu karena Draco tak ingin Hermione berpenampilan sexy dan berbagi bagian tubuhnya dengan mata lelaki manapun—termasuk pundaknya. Sikap posesif Draco Malfoy. Hermione jadi tak bersemangat.

"Hai, Hermione" sapa Pansy ketika dia masuk ke kamar tidur asrama Gryffindor, sementara kepala Ginny menyembul di belakangnya.

Ia tidak ingat Ginny meninggalkan kamar, sedari tadi dia hanya melamun memandang ke luar jendela menara.

Hermione menoleh ke arah Pansy.

"Apa yang kau lakukan disini? Kau belum bersiap?" tanya Hermione

"Oh..lihat dirimu, kau sendiri belum apa-apa" tukas Pansy. "Hei..nampaknya kau tak bersemangat" Pansy membuka matanya lebar-lebar "Apa karena kejadian tadi malam?"

"Memangnya ada kejadian apa tadi malam?" tanya Ginny penasaran.

"Astoria mendatangi Hermione dan membuat keributan"

"Astoria Greengrass yang akan menikah dengan Draco Malfoy itu?"

Pansy mengatupkan mulutnya, ia keceplosan bicara.

"Apa hubungannya dengan Hermione?—jangan bilang kalau—" Ginny memandang Hermione dan Pansy bergantian. "Ah, sudah kuduga, aku tahu dari Harry"

"Oh kau tahu?" tanya Pansy tak percaya. "Dan Potter tahu?"

"Sebenarnya aku kecewa padamu, Mione. Kupikir kau akan menceritakan semuanya padaku" Ginny merajuk.

Hermione menghela nafas. "Karena kupikir kau akan membenciku, bagaimana juga kau adiknya Ron" bela Hermione

"Kau bisa menceritakan semuanya padaku, Mione. Aku memang adiknya Ron, tapi aku sahabatmu. Aku senang bila melihatmu bahagia, itu saja—sama seperti Harry" tegas Ginny.

"I'm sorry, Gin. Nanti aku akan cerita padamu selengkap mungkin, oke? Jangan merajuk seperti itu, aku jadi tak enak hati" ujar Hermione. "Apa Draco menginap di asrama Slytherin semalam, Pans?"

PLAYING BY THE FATE | Dramione | COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang