04

805 158 65
                                    

Yangyang sibuk dengan teropongnya, entah apa yang sedang dilihatnya.

"K-kak! Lihat itu!" Yangyang langsung memberikan teropongnya pada Kun.

"Ada apa?" Kun langsung melihat ke arah yang dilihat Yangyang.

"Sial! Mobil mereka diserang segerombolan zombie!" mendengar perkataan Kun, Johnny dan yang lain langsung bersiap.

"Ayo!" mereka langsung bersiap untuk membunuh zombie-zombie di luaran sana.

"Pastikan semua yang berada di dalam mobil selamat dan tidak ada yang terluka" semuanya mengangguk mendengar perkataan Taeyong.

Mereka langsung berlari menghampiri mobil itu dengan hati-hati.

'DOR!'

'DOR!'

Gerombolan zombie itu langsung beralih ke arah mereka dan dengan cepat mereka menembak zombie-zombie kelaparan itu.

"GRAAWH!"

'DOR!'

'DOR!'

"GRAAWH!"

'BUGH!'

'BUGH!'

"Tetaplah berhati-hati!" semuanya mengangguk, orang-orang yang berada di dalam mobil bekum berani untuk keluar.

"Oh? Itu Kak Taeyong dan yang lainnya?" Haechan tampak tak percaya.

"Iya itu mereka dan bagaimana kondisi Naera saat ini?" semuanya langsung melihat ke arah Naera. Wajahnya pucat, urat lehernya jelas terlihat dan membuat yang lainnya khawatir.

"Aku tidak bisa diam saja, aku harus keluar dan membantu mereka" pergerakan Jaehyun terhenti karena melihat Doyoung mengetuk kaca jendela di sampingnya. Jaehyun dengan cepat membuka kaca jendela itu.

"Keluarlah, sudah aman. Ayo cepat!" semuanya menurut dan mulai keluar satu per satu.

"Oh? Apa yang terjadi dengan Naera?" Doyoung terlihat khawatir.

"Nanti saja aku jelaskan, sekarang kita harus membawa Naera" Doyoung langsung mengangguk mendengar perkataan Yuta.

Mereka dengan hati-hati membawa Naera ke tempat persembunyian. Di sana terdapat sebuah bangsal dan alat medis namun, tidak lengkap.

Naera dibaringkan dengan hati-hati, orang-orang yang melihatnya merasa khawatir terutama Jeno.

"Lebih baik kalian istirahat, aku dan Kak Taeil yang akan memeriksa kondisinya" ujar Kun.

"Baiklah" semuanya memilih meninggalkan ruangan itu dan pergi ke ruangan lain. Yuta juga menceritakan apa yang dialami Naera.

DIFFUSIONE

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Namun, itu tak membuat orang-orang dengan pakaian medis mereka beristirahat. Sekitar lima orang yang sedang mengawasi seorang pria dengan penampilan yang cukup menyeramkan. Kulit pucat kehijauan dan urat-urat yang menonjol, membuat identitasnya semakin tidak jelas. Tubuh, kaki, dan kedua tangannya dilingkari alat untuk menahannya agar tidak memberontak.

"Bagaimana? Apakah makhluk ini sudah dapat dikembangkan?" seorang pria tua berkacamata dengan jas putihnya mulai bertanya kepada orang-orang di ruangan itu.

"Sepertinya sudah. Kita tinggal menyuntikkan cairan yang berada di tubuhnya ke tubuh yang lain. Setelah itu kita bisa mencari keberadaan anak-anak itu" seorang wanita menjawab pertanyaan pria tua berkacamata tadi.

𝗗𝗜𝗙𝗙𝗨𝗦𝗜𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang