44. Api Cemburu

8.3K 662 16
                                    

Pernikahan Airin dan Ammar berlangsung dengan lancar, Aira dan Azzam menghadiri akad resmi Airin dan Ammar di rumah orang tua sahabatnya itu. Sementara resepsinya diadakan di tempat Ammar. Teman-teman mengajar Airin banyak yang menghadiri acara resepsi saja karena untuk datang ke daerah orang tua Airin tempatnya cukup jauh. Oleh sebab itu mereka lebih memilih untuk menghadiri acara resepsinya saja.

"Pantas saja, ya, tempo hari Airin dekat sekali dengan Keira, keponakan suaminya. Rupanya sedang pendekatan dengan Om Keira" ujar Bu Omy sambil menikmati hidangan hotel bintang lima itu.

Acara resepsi Airin dan Ammar memang diadakan di hotel berbintang lima oleh keluarga Ammar.

"Jangan asal bicara, Bu. Airin sebenarnya tidak tahu kalau Ammar itu Om-nya Keira" bela Aira. Dia tidak suka temannya itu digosipkan hal yang tidak benar.

"Namanya juga jodoh, Bu Omy. Tidak ada yang bisa menebaknya. Bu Omy mati-matian mau menjodohkan Bu Aira dengan Pak Hanan, nah kalau mereka nggak takdir berjodoh mau bilang apa" sela Bu Latifah.

"Aduh, jangan bahas itu di sini, dong" batin Aira. Di belakangnya kan ada Azzam. Aira takut suaminya mendengarkan pembicaraan mereka dan bisa salah paham.

Azzam yang berada tidak jauh dari istrinya ikut memasang telinga mendengarkan percakapan istrinya dengan rekan kerjanya itu.

"Ibu-ibu dan bapak-bapak kita dipanggil ke atas panggung untuk foto bersama" teriak Bu Farida.

"Ayo ... Ayo" ajak ibu-ibu yang lain penuh semangat.

"Mas, aku ikut berfoto dulu, ya" ujar Aira melirik suaminya.

"Iya, hati-hati jalannya" pesan Azzam. Dia khawatir karena melihat perut istrinya yang sudah besar itu.

Azzam pun memperhatikan laki-laki yang bernama Hanan yang sempat dia dengar tadi bahwa laki-laki itu pernah dijodohkan dengan Aira. Laki-laki berwajah teduh itu telah membuat percikan api cemburu di hati Azzam.

"Hanan itu masih cinta dengan Aira, makanya sampai sekarang dia belum menikah juga. Belum bisa move on kali karena udah ditinggal Aira menikah"

Masih terngiang-ngiang di telinga Azzam dengan ucapan salah satu guru tadi. Ada laki-laki yang mencintai istrinya dan mereka berada dalam lingkungan kerja yang sama dan bertemu setiap hari. Ini tidak bisa dibiarkan.

Pulang dari acara resepsi pernikahan Airin dan Ammar, Azzam lebih banyak diam. Aira hanya melirik suaminya selama dalam perjalanan pulang ke rumah.

"Kenapa dengannya?" tanya Aira di dalam hatinya. "Kenapa mendadak sepi begini?."

Tiba di rumah, aura Azzam tidak seperti biasanya. Aira masih bersikap seperti biasa saja. Di dalam kamar, setelah berganti pakaian barulah Aira mencari tahu apa penyebab perubahan sikap suaminya itu.

"Mas" panggil Aira melihat Azzam baru selesai memakai baju kaosnya.

"Makanan di hotel tadi enak-enak kan?" tanya Aira basa-basi.

"Hmm" hanya itu respon dari Azzam.

"Mas" panggil Aira lagi yang sedang duduk di tepi ranjang.

"Apa lagi?" tanya Azzam tanpa ekspresi.

"Mas kenapa, sih? Pulang dari kondangan mukanya jutek begitu" tatap Aira.

Azzam berjalan mendekati istrinya, dia sudah berdiri tepat di hadapan Aira.

"Katakan kepadaku ... Kamu dulu pernah mencintai laki-laki lain sebelum aku. Iya, kan?" tanya Azzam serius.

Aira terkesiap. Dia sudah menduga, Azzam pasti mendengarkan ucapan ibu-ibu rempong itu di acara Airin tadi. Aira berdiri dari tempat duduknya. Hingga mereka pun saling berhadapan.

Jodoh di Masa Lalu √{Complete}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang