Rasanya perkenalan itu baru kemarin. Rasanya semua begitu cepat berlalu. Waktu selalu begitu, menyelinap disetiap hela nafas, ikut serta membawaku bersamanya.
Aku kira dengan perginya waktu, perasaan konyol ini juga akan hilang. Harapanku sesederhana itu saja. Karena jujur, aku adalah orang yang gampang suka tapi sulit jatuh cinta.
Karena dari awal aku sadar, siburuk rupa dan pangeran hanyalah mimpi tengah malam. Yang sengaja disetting untuk membuat sipemimpi bahagia.
Aku teriakkan pada mereka yang kuizinkan mendengar, aku menyukai pangeran layaknya ikan menyukai air. Betapa bodohnya aku masa itu. Namun dibalik semua tindakan aneh memuakkan tentang pengakuan perasaan, ada terselip harapan didalamnya. Aku hanya berharap rasa aneh itu juga ikut muak, kemudian pergi meninggalkan sianeh ini.
Seiring berbaurnya aku dengan lingkungan, dengan kejam juga rasa itu bertahan disana. Ah bodoh sekali sipemilik hati ini.
Aku lihat lagi si pangeran. Biasa saja memang. Bahkan sangat biasa. Bukannya aku sudah bilang dari awal ya, kalau dia cuma putih dan sipit. Ya begitu.
Dia bukan sosok cowok jago basket di teenlit, yang sempurna dan selalu diteriaki namanya dipinggir lapangan. Dia cuma salah satu anggota tim basket. Tidak menonjol, jarang latihan hanya karena alasan lelah.
Dia juga bukan cowok cool berkacamata yang dielukan siswi seantero sekolah. Dia hanya sosok pendiam, tak pernah mau tau, dan tak banyak bicara.
Dan pangeran itu bukan pula cowok playboy yang hobi tebar pesona. Aku tau itu, sangat tau. Cuma satu hal yang aku tau juga, meskipun dia tak berniat tebar pesona, pesona nya sendiri sudah menebar. Setidaknya bagi sebagian orang.
Lalu, apa sih istimewa dia?
Aku nggak tau pasti.
Yang aku tau, aku selalu ingin melihat dia setiap hari. Aku ingin melihat gaya jalannya yang aneh, gaya larinya yang aneh dan menyebalkan karena rambutnya bergoyang-goyang seiring langkahnya.
Aku ingin melihat tawa polosnya yang kadang sok asik. Yang membuat aku mau tak mau ikut tertawa, yang membuat aku ingin mendengar suaranya.
Sial. Punya magnet apa sih dia? Kenapa aku seperti besi yang tiba-tiba tertarik? Sialnya lagi aku seperti orang bodoh, berusaha mendekati pangeran padahal dengan terang-terangan dia menjauh.
Selain menjengkelkan, perasaan konyol ini juga membodohiku.
Ah, betapa bodohnya hati yang selalu takluk akan seonggok kata sampah bernama cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Melodi
Teen FictionKelinci dan Aku. Akan jadi apa kita nanti? Kapan melodi ini berhenti? Haruskah aku menunggu sampai aku tak jatuh cinta diam-diam lagi?