Dilarang keras bagi para pembaca untuk mengcopy suatu karya!!
Tapi kalau kalian menikmati dan terinspirasi, sih, boleh-boleh aja. Asalkan sewajarnya!
Karya ini resmi keluar dari otak penulis (aku, maksudnya)
Jadi, tolong hargai!!
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
***
Hari ini adalah jadwal latihan Nala. Bermodalkan pedang tua bekas peninggalan sang ibu, Nala menghampiri pelatihnya yang sudah menunggu sedari tadi. Matanya melirik kembali ke tangan kanannya, dimana pedang sang ibu tergenggam sangat kuat disana. Ada rasa haru sekaligus bangga, ingin sekali Nala bertemu dengan ibunya, ingin tahu bagaimana rasanya mendapat pelukan hangat dari seorang ibu.
Nala mengusap sudut matanya yang meluncurkan satu butir air mata. Padahal, kegiatan latihan ini sudah dilakukan berkali-kali, tapi tetap saja membawa kesan tersendiri saat menyentuh benda berharga milik ibunya.
"Kau ingin membakarku, ya? Apa kau tidak merasakan hawa panas yang begitu menyengat kulit, hah?!" sembur pelatih Nala.
Bagaimana tidak? Matahari saat ini begitu menyengat, seakan-akan matahari berada satu jengkal dari kepala. Bahkan angin yang biasanya menyalurkan rasa sejuk dan dingin, kini beralih menjadi hawa panas membara.
Ditambah lagi ia disuruh menunggu Nala di tempat biasa mereka latihan. Di dunia ini semua yang dipanggil pelatih pasti selalu menyuruh bawahannya, tapi mengapa ini sebaliknya?!
Nala menyipitkan matanya untuk dapat melihat wajah pelatihnya itu yang penuh dengan kekesalan, ia yakini pelatihnya itu sedari tadi pasti mengomel tidak jelas. Hah, rasanya Nala sangat senang dapat menjahili gurunya ini.
"Maafkan aku, tadi ayahku meminta padaku untuk membantunya mengangkat barang," Nala mengusap tengkuknya.
Pelatihnya itu menjitak keras kepala Nala, "Alasan!"
Nala memegangi kepalanya, "Kau benar-benar jahat, James! Seandainya, kau bukan pelatihku, aku akan-."
"Akan apa? Membunuhku atau berdebat denganku? Silahkan, saja, aku tidak melarang. Justru kau yang akan mendapat masalah dengan ayahmu!" James mengangkat dagu angkuh.
Ya, pelatih Nala dalam berlatih bertarung dan bela diri adalah James, sahabatnya sendiri. Karena di clan mereka hanya James seorang yang memiliki kemampuan hampir sama dengan seorang Jenderal perang. Tak diragukan lagi kehebatannya, meskipun ia tak pernah keluar dari dunianya ia tetap berlatih dengan para orang tua bahkan tetua.
"Hah, bersabarlah Nala semua ini akan berakhir! Dan kau pasti akan bisa membalaskan dendammu pada pelatih tengil itu!" oceh Nala pelan.
James melirik Nala dan dengan cepat sudah berada di belakang Nala. Ia mendorong keras punggung Nala hingga membuat korbannya itu terhuyung.
"Dasar, bodoh! Kau memiliki dendam padaku itu tidak beralasan dan tidak bermanfaat sekali!" balas James.
Merasa tubuhnya terdorong dengan sangat keras, Nala buru-buru menancapkan ujung pedangnya pada tanah agar tubuhnya bertopang pada pedang yang menancap itu.
"Sialan, kau James!" desis Nala.
James mundur sekitar satu meter dari posisi awal. Ia menatap Nala remeh, berhasil juga caranya untuk membangkitkan emosi Nala. Mengeluarkan sedikit kekuatannya dan mengeluarkan cambuk angin andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Element Mate {Hiatus}
Hombres LoboCover by @feeya_san Perjalanan seorang gadis bersama serigalanya didunia yang baru pertama kali ia jajaki. Bertemu dengan mate nya dan hidup bahagia. Itu semua memang indah. Namun, kutukan itu masih berlaku dan tidak akan pernah tercabut. Akankah...