"Hobi, kau tau tidak ponsel yang kita temukan waktu itu?" tanya Seokjin pada Hoseok yang masih sibuk merapikan barang2nya.
"Yang kita serahkan pada Namjoon? Memang kenapa?"
"Ponsel itu ternyata milik Jungkook dan mungkin saja dia takdirku, bagaimana menurutmu?"
"Heem..bisa jadi. Atau mungkin saja dia mak comblangmu dengan Namjoon karena ponsel itu, kau jadi bertemu dengan Namjoon kan? Jadi dia itu malaikat cintamu dengan Namjoon, berterima kasihlah padanya."
"Begitu ya?" lesu Seokjin.
"Kenapa jadi lesu begitu? Ah, jangan bilang kau menyukainya?" tebak Hoseok.
"Si-..siapa yang menyukainya? Kami hanya berteman tak lebih."
"Syukurlah kalau begitu, kau tau sendiri kan dia sudah mempunyai kekasih? Jadi kau tak boleh suka padanya, takdirmu itu Namjoon."
"Entahlah."
Seokjin menerawang jauh ke depan memikirkan perkataan Hoseok, benarkah kami hanya berteman dan aku tak memiliki perasaan sedikitpun pada Jungkook?
Namjoon dan yang lainnya menghampiri Seokjin dan Hoseok untuk mengajak pulang bersama karena hari mulai senja di pantai itu.
"Kajja kita pulang." ajak Namjoon.
"Ehm..pelatih. Aku pulang lebih dulu ya, aku ada urusan yang masih harus kuselesaikan." pamit Jungkook.
"Baiklah, hati2 dijalan."
Jungkook pun pulang terlebih dahulu meninggalkan yang lainnya.
"Dia bersemangat sekali." kata Namjoon.
"Mungkin dia dan Jimin sudah mulai berbaikan, maka dari itu dia senang sekali." jawab Taehyung.
Seokjin terlihat murung saat Taehyung berkata seperti itu dan Hoseok melihat perubahan wajah Seokjin. "Aku benar dengan tebakanku, kau menyukai pria itu Jin" batin Hoseok.
Setelah selesai berberes, mereka semua pulang bersama dari pantai tersebut. Saat di perjalanan, Namjoon berbincang dengan Seokjin.
"Jin.." panggil Namjoon.
"Iya?"
"Maukah jika kapan2 kau ikut denganku untuk bertemu dengan kawan lamaku?" tanya Namjoon.
"Untuk apa?"
"Aku hanya ingin mengenalkanmu saja."
"Baiklah." senyum Seokjin.
.
."Cepat pulang Yoon, sebentar lagi Jungkook akan datang. Aku tak ingin dia tau kau ada disini." Jimin mengusir Yoongi yang tengah berpakaian.
Yoongi mendekati Jimin. "Kau yakin tak ingin berpisah dengannya?" Yoongi mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin.
"Aku yakin. Sekarang pergilah dari sini."
"Kau lupa siapa yang memanggilku semalam? Kau itu lebih bahagia bersamaku daripada dengannya, lepaskan dia dan aku akan membahagiakanmu."
"Tidak. Aku tak melihatmu tulus padaku, kau hanya ingin bermain denganku saja."
"Memang aku tak ingin serius denganmu. Aku dan kau hanya suka bermain saja tanpa ikatan, itulah sebabnya kau merasa bosan dengan Jungkook tapi tidak denganku. Akui saja, jangan berpura2 lagi." Yoongi mencuri satu ciuman pada bibir Jimin.
"Pergi dari sini!" Jimin mendorong tubuh Yoongi.
Jimin dengan bersusah payah mengusir Yoongi untuk segera meninggalkan apartmentnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny || KOOKJIN (Complete) ✔️
Fiksi PenggemarTakdir antara cinta dan impian di kehidupan Jungkook dan Seokjin. Akankah keduanya menjadi takdir yang baik untuk Jungkook dan Seokjin? Book Kookjin ke 2. Borahae 💜