4-Waktu Bebas

26 6 4
                                    



Di hari berikutnya,dengan langit yang terlihat gelap karena mendung. Seluruh calon siswa-dan siswi diberikan waktu bebas dengan kelompoknya masing-masing untuk membuat rencana tentang kegiatan yang harus dilakukan. Dan dibebaskan untuk memilih tempat selain kelas untuk dipakai diskusi

Seperti kelompok dua gugus lima yang memilih salah satu gazebo dekat taman sekolah,yang terlihat sejuk dan tenang

Diatas selembar kertas yang beralaskan buku tulis besar,sudah terdapat nomor telepon anggota kelompok dua yang memang sengaja di pintai oleh Jewon yang berinisiatif untuk membuat grup chat. Yang lainnya setuju saja,berpikir memang mungkin ada perlunya juga untuk bertanya-tanya selain grup chat gugus yang diisi oleh seluruh anggota gugus dan pembinanya tentu saja

Tapi kondisi diskusi itu sudah hilang,mereka hanya mengobrol serius beberapa saat lalu kemudian malah berganti jadi sesi bercanda. Tak ada Nampak kecanggungan sedikitpun,semuanya seakan menyatu begitu saja. Mereka bahkan sudah tertawa-tawa,melupakan tujuan awal mengapa diberikannya waktu bebas ini

"ini gada yang mau beli makanan gitu? Gue laper masa,liat kelompok lain pada makan juga" kata Grazella sambil memperhatikan beberapa anggota kelompok gugus lain yang terlihat sedang memakan sesuatu

Jewon yang semula tengah merebahkan diri langsung mendudukan dirinya,merogoh saku kemeja putihnya mengeluarkan selembar uang 10 ribuan

"patungan dah,terus satu atau dua orang pergi kekantin beli makanan" ucapnya

Mira juga langsung mengeluarkan uang,diikuti oleh Lesya dan yang lainnya

"kalo bisa sih mending camilan aja gitu,kaya ciki ciki sama minuman" kata Aileen memberi saran

"hooh minumannya lima lima,susu,teh sama cola" tambah Velyn

"ya udah,sini biar gue aja yang ke kantin. Kalian tunggu disini,sedapetnya aja ya" ujar Zidny berinisiatip sebelum saling tunjuk untuk menentukan siapa yang harus pergi kekantin

"lo mau sendirian atau ditemenin?" Tanya Aji

"eumm" Zidny bergumam pelan,agak bingung juga

"biar gue aja yang temenin,sekalian mau ke toilet" kata Jeffan,ia juga langsung berdiri. Melangkah turun memakai sepatu,diikuti oleh Zidny dengan tak banyak bertanya. Mengekori Jeffan yang melangkah lebih dulu menuju arah kantin

Jeffan yang diam,membuat Zidny juga jadi diam. Tak berani memulai interaksi lebih dekat dengan pemuda yang berjalan didepannya itu. Atau sekedar membuka mulut memulai pembicaraan seperti saat ia sedang bersama anggota kelompok dua lainnya. Walaupun Jeffan punya image yang lebih ramah dari Jason yang terkesan dingin,tapi tetap saja pemuda ini juga punya garis muka tegas yang kadang berkesan jadi agak jutek.

Zidny menghentikan langkahnya begitu Jeffan dengan tiba-tiba berhenti

"lo duluan aja,nanti gue nyusul" kata Jeffan sambil berbelok masuk kedalam toilet pria yang jaraknya memang tak begtu jauh dari kantin. Hanya di batasi oleh halaman yang berada disamping koridor ujung sebelah kiri sebelum kegedung dua yang merupakan tempat adanya kantin,perpustakaan,uks,dan labolatorium di lantai kedua

Zidny menurut,masuk kedalam kantin. Menuju salah satu stand tempat menjual makanan ringan dan minuman dingin. Mulai memilah-milih apa saja yang harus ia beli

"banyakin chitato sama lays aja kalo mau,gue gak terlalu suka ciki lain"

Zidny melompat kecil,langsung menolehkan kepala dan menemukan Jeffan yang tengah berdiri didekat rak berukuran sedang berisikan permen dan coklat

"ngagetin aja" gumam Zidny,namun dengan segera mengganti ciki cheetos ditangannya menjadi chitato

Dan setelah dirasa cukup,Zidny langsung membayar belanjaannya. Dengan Jeffan yang menunggu didepan stand. Kemudian mereka berjalan keluar kantin,bertepatan dengan rintik air yang mulai turun. Keduanya jadi berhenti ditempat,memandang rintik air hujan yang turun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

evocativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang