6

29 14 0
                                    

Udah lama banget ga updet:33
Takutnya lupa sama alur cerita, kalian boleh baca dari awal lagi biar feelnya dapet.

Fayya terduduk, kemudian melentangkan tubuhnya diatas kasur. Kemudian duduk lagi, dan terlentang lagi. Duduk lagi, terlentang lagi. Begitu terus sampai badannya pegel sendiri.

"Anjir anjir anjir" Fayya menendang-nendang dan meninju-ninju angin dengan gemas.

Lalu tiba-tiba terdiam, membeku. Dikepalanya terbayang perkataan Deon di kafe tadi.

Deon menatap Fayya dengan dalam "Ayo kita coba pelan-pelan"









"Aaaaaaa mamahhhhhhh"

Gila memang.

"KA FAYYA!!"

Fayya tersentak kaget, siapa coba? Gadis itu buru-buru berjalan menuju pintu.

"Apa?!" Semprot Fayya setelah membuka pintu.

"Kunci yang dititipin sybill mana?"

Fayya mengernyitkan dahi bingung, kunci apa? Ohhh Fayya ingat. Gadis itu mengodok-ngodok saku kemejanya dan menemukan kunci disana.

"Nih nih nih ambil" Fayya menyodorkan kunci tepat  di didepan wajah Laura.

Laura merampas kunci itu.

"Dah sana sana" Fayya mengibas-ngibaskan tangan mengusir Laura kemudian berbalik dan masuk ke kamar lalu menutup pintu.

"Kenapa dah??" Laura jadi bingung sendiri dengan tingkah Fayya.

Bertepatan dengan pintu tertutup, terdengar bunyi notifikasi pesan. Buru-buru gadis itu mengambil ponsel yang tergeletak diatas nakas.

Deon: Gue udah di rumah

Fayya tersenyum lebar-lebar lalu kemudian mengetikan balasan.

Fayya: Oh iyaa

"Lah kok jadi canggung sih?" Fayya menepuk-nepuk jidatnya. Dia bingung harus menjawab apa.

"Tuh kan ga dibales" Gadis itu mengomel saat balasan dari Deon tak kunjung datang.

Fayya duduk sila diatas kasur, menggigit-gigiti ujung kukunya menunggu chat dari Deon.

Ting

Buru-buru Fayya meraih ponsel yang tergeletak tak jauh darinya.

Deon: Gue mandi dulu ya fayy

Deon: Lo juga mandi gih

Fayya: Oh oke deh

Fayya: Iya ini mau mandi

Fayya sudah senyum-senyum tak jelas memandangi layar ponsel. Senang sekali rasanya.

Eh tapi, tunggu dulu, masa nama kontak Deon biasa saja sih? Fayya menggerak-gerakan jarinya diatas ponsel.

Ayang Deon:*

"Ish kok alay" Fayya menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa jijik. Gadis itu kembali mengotak-atik ponselnya.

Deon❤

"Nah ini pas kayanya" Fayya tersenyum simpul memandangi layar ponselnya.

Ting

Pesan balasan dari Deon.

Deon❤: Pas mandi gausah repot-repot ngirim pap

Deon❤: Eh tapi kalo mau gapapa

"Anak setan" Fayya mengumpat dan segera mengirimkan balasan, kemudian kembali mengganti nama kontak Deon.

Fayya: dih najeesss















Deon mesum: hahaha

○●○

Setelah semalaman berbalas pesan dengan Deon, membahas hal-hal yang tidak penting, Fayya baru tertidur pukul dua dini hari.

Sekarang pukul 06:00, dan Fayya sudah mengenakan seragam dengan rapih, berdiri di pagar kost menunggu kedatangan Deon. Tadi malam cowok itu menawarkan diri untuk menjemput Fayya.

Fayya merogoh ponsel disaku roknya. Mengaktifkan benda berbentuk pipih itu dan membuka aplikasi chatting.

Fayya: Yon dimana?

Dilihat dari last seen-nya, Deon belum aktif lagi sejak tadi malam. Fayya menghembuskan nafas pelan kemudian menyandarkan tubuhnya ke pagar. Tangannya masih setia menggenggam ponsel. Kemudian gadis itu membuka aplikasi kamera untuk mengecek wajahnya, apakah masih tertinggal iler atau belek disana.

Sudah limabelas menit berlalu sejak Fayya berdiri menunggu. Gadis itu mencoba untuk menghubungi Deon lagi.

Fayya: He

Fayya: Lu udah bangun belom si?

Tak ada balasan, Deon masih belum online.

Fayya berjalan mondar-mandir di depan pagar sambi sesekali mengecek ponsel. Gadis itu jongkok, berdiri, jongkok lagi, berdiri lagi. Fayya cemas, gemas, khawatir, Deon tuh kemana?!

Sudah Fayya telpon berulang kali, tapi tak diangkat-angkat. Sekarang sudah jam 06:40, bisa telat dia. Fayya menggaruk-garuk kepalanya, seperti monyet lepas.

"Ck bodo amat ah" Gadis itu berjalan menuju jalan raya sambil menghentak-hentakan kakinya. Awas saja kalau sampai dia ketemu Deon.

Tersisa 15 menit sebelum bel berbumyi, sudah dipastikan dia akan terlambat. Gadis itu memberhentikan angkot yang lewat kemudian naik dan duduk didekat pintu.

Disepanjang perjalanan menuju sekolah Fayya terus mengumpati Deon. Bisa-bisanya cowok itu membuat Fayya kelimpungan seperti ini. Kurang ajar.


Benar saja, saat sampai di sekolah, gerbang sudah akan ditutup oleh kang Ngkus; satpam sekolah.

"Kang, kang!! Tunggu bentar saya mau masuk" Fayya langsumg ngibrit setelah membayar angkotnya.

Karena ini pertama kalinya Fayya telat setelah hampir dua tahun bersekolah di SMA Trisakti, kang Ngkus memberikan toleransi pada Fayya.

"Duh neng cepetan"

"Makasih kang!!" Fayya sudah akan berlari saat berhasil melewati gerbang, tapi tidak semudah itu, kang Ngkus sudah terlebih dahulu menahan tas Fayya.

"Mau kemana? Isi daftar nama dulu di pos"

"Ihh kang, kan cuma telat dikit doang" Fayya sudah pasang tampang sok imut, bibir dimanyun-manyunin, seperti bebek kecebur got.

Kang Ngkus hanya mendenguskan hidung kencang-kencang sampai bulu hidungnya terlihat "Isi daftarnya dulu"

"Iya iya! Lepasin dulu tangannya" setelah dilepaskan Fayya berjalan menuju pos dan menuliskan namanya didaftar siswa yang terlambat.

Tanpa banyak bicara Fayya langsung berlari menuju kelas. Tapi didepan TU Fayya melihat Deon. Iya Deon, sedang tertawa-tawa sok ganteng bersama seorang cewek.


Tapi tunggu dulu, sepertinya Fayya mengenal cewek itu. Itu Sania. Fayya terkekeh sumbang.

Deon tertegun melihat Fayya, Fayya hanya tersenyum sinis lalu berbalik berjalan cepat menuju kelas sambil menahan sesak didadanya.

hold meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang