Pt 68 | Am I a Hypocrite? (나는 위선자입니까?)

610 104 27
                                    

"Lakukanlah hal hal yang membuatmu bahagia, ikuti kata hatimu, jangan sampai menyesal di kemudian hari karena kamu tidak melakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri. Hidup yang kau jalani ini adalah milikmu .. Bukan mereka" -Author
*

Hyemi dan Hana sama-sama baru mengganti pakaian, mereka juga membawa secarik kertas yang berisi skrip pengambilan gambar. Jujur mereka harus terlambat melakukan serangkaian persiapan karena Vaya yang tiba-tiba marah.

Sebetulnya, tidak bisa dikatakan marah juga. Gadis itu hanya bercuap-cuap dan menyatakan kekesalannya tidak diberitahu perihal kontrak kerja BigHit bersama Perusahaan Bae. Dia berujar keras, "Setidaknya kalian harus mengatakan apa yang aku lewatkan selama aku bersama Giseok kemarin! Bukan hanya tentang Yoongi Oppa saja. Ini berita penting, menyakut tanggung jawabku pada BigHit. Kenapa kalian tidak memberitahuku?"

Berkali-kali Hyemi meminta maaf, berkali-kali pula Vaya kembali menyemburkan amarah. Hana pun hanya menyumbang kalimat, "Sungguh Eonni, aku pikir Anna Eonni sudah memberitahumu."

Anna sendiri lupa, benar-benar lupa! Padahal Vaya sempat bertanya tentang goodiebag endorsment kosmetik brand Bae di kamar. Tapi dia hanya menjawab, "oh itu, kemarin Bona Eonni yang mengantarkannya. Satu untukku dan satu untukmu."

Iya, hanya begitu. Tanpa ada obrolan yang lebih lanjut.

"Aku pikir, hanya Vaya Eonni yang tidak senang kita menjadi model brand Bae." ujar Hana sembari mendudukan diri di kursi lipat dekat tempat peninjauan kamera. Hyemi pun dengan senang hati mengikuti. "Dia hanya kesal karena kita, bukan karena menjadi model." bantahnya.

"Yah, mungkin saja Vaya Eonni sangat lelah tapi ini 'kan kabar bagus, harusnya dia tetap senang. Aku hanya tidak mengerti." imbuh Hana lagi.

Hyemi tidak membalas perkataannya karena dua hal. Satu, dia setuju dengan anggapan Hana. Dua, sudah ada beberapa staf wanita yang mulai berdatangan menancapkan polesan di wajah mereka. Jadi, Hyemi tidak bisa berkomentar atas masalah intern para ARMY sekarang.

"Hyemi-ya, kapan kau akan selesai?"

Suara pria yang baru datang itu sukses membuat Hyemi menoleh. "Eoh, Seokjin Oppa?"

"Kapan selesai?" ulangnya.

"Sebenarnya sudah, aku hanya mendapat riasan untuk menghilangkan keringat. Ada apa?"

"Bisa kita bicara sebentar?"

Hyemi menoleh kesana kemari seolah menunggu izin dari coordi yang bertugas. Dan ketika mendapat anggukan, wanita itu melesat pergi bersama Seokjin ke sudut tergelap dari ruangan ini.

"Apa Yoongi pernah menghubungimu?"

Seokjin sepertinya tidak mampu berbasa-basi lagi sekarang, walau sebetulnya ia cukup terkagum dengan paras Hyemi. Menurutnya, wajah kecil itu cocok sekali dipadu padankan dengan gaun selutut seperti ini, tak lupa dengan make up cerah yang menghiasi wajahnya. Semakin saja membuat kesan sempurna.

"Euhm, tidak." balasnya singkat.

Seokjin menyeledik, berusaha menemukan kejujuran dalam iris mata Hyemi. "Kau tidak berbohong padaku 'kan?"

"Apa Oppa sedang mencurigaiku?"

"Tergantung jawabanmu," katanya sambil melipat kedua tangan di dada, "aku tahu semalam kau diam-diam menerima telefon darinya."

'Deg.'

Jantung Hyemi serasa diremas saat Seokjin mengatakan hal itu, tangannya refleks bersatu dan ruas jarinya mengisi satu sama lain.

1 Season in SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang