22. Ibu persit itu gelarku

100 4 0
                                    

Waktu masih menunjukkan pukul 4 dini hari saat iris indah Radinda menunjukkan sinarnya namun belum juga nyawanya terkumpul sebuah hiasan dinding berbingkai kayu melayang dengan cepat kearahnya dan sang suami yang masih tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu masih menunjukkan pukul 4 dini hari saat iris indah Radinda menunjukkan sinarnya namun belum juga nyawanya terkumpul sebuah hiasan dinding berbingkai kayu melayang dengan cepat kearahnya dan sang suami yang masih tertidur. Karna terbiasa dengan latihan bela diri reflek Radindapun terasah sesaat bingkai itu akan menyentuh kepala Abimanyu dengan cepat Radinda menangkapnya begitupun saat hiasan dinding kedua menyusul dengan cepat pula Radinda menangkapnya. Setelah dirasa tidak akan ada lagi benda yang mengarah kearahnya barulah dia sadar tidak ada siapa-siapa yang telah melempar benda-benda itu, dikamar ini hanya ada dirinya dan sang suami lantas siapa pelaku yang telah melempar hiasan dinding itu setelah beberapa saat berfikir lamanya namun tak juga menemukan jawaban logis tentang kejadian yang menimpanya maka Radinda pun memutuskan untuk mandi sekaligus membereskan dua lukisan yang terlihat rusak bingkainya dan lagi Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi sebentar lagi adzan subuh akan segera berkumandang.

Tak berapa lama setelah selesai mandi Radinda bergegas mendekati sang suami untuk membangunkannya agar segera mandi guna menunaikan sholat berjamaah dengan dirinya dan yang lainnya. Namun Radinda terkejut saat melihat dua hiasan dinding itu kini tergantung sempurna pada tempatnya tanpa ada kerusakan sama sekali. Radindapun terperangah tak percaya dengan apa yang di lihatnya jelas-jelas tadi bingkai itu rusak terkena tangkisan tangannya tapi kenapa sekarang benda itu kembali menggantung sempurna ditempat semula.

"Haish! Apa aku sudah gila ya!"

"Dek! Sayang kenapa bengong begitu mata kamu itu lho melotot seperti melihat hantu!"

"Eh nggak kok Mas, Mas Abi cepat mandi keburu subuh kan mau jamaahan di masjid!"

"Iya sayang ini juga mau mandi!" Namun saat akan bangkit Radinda tiba-tiba menjerit kecil.

"Eh eh tuggu Mas Abi jangan bangun dulu!"

"Tadi siapa yang suruh Mas cepat bangun hem!" tanya Abi tersenyum menggoda.

"Kan aku lupa kalau Mas Abi masih... sudahlah sudah subuh Mas Abi mandi sana!" kata Radinda dengan pipi yang merona dan menghadap arah lain kala Abimanyu berdiri dan mengambil handuk dari tangan sang isteri kemudian memakainya untuk menutupi tubuhnya.

"Sudah dek hadap sini dong!" kata Abimanyu tepat ditelinga Radinda Radindapun menurut dan menghadap kesamping namun saat dia memutar badannya bibirnya menabrak sesuatu yang lembut.

"Cup!"

"Nah sudah! sekarang waktunya mandi!"

"Mas Abi!!!"

Abimanyu terkekeh lalu berlari ke kamar mandi takut diamuk istrinya.

Setelah Abi mandi Radinda membersihkan tempat tidur dan menatanya setelah itu disiapkannya baju koko dan kain sarung yang akan digunakan Abimanyu untuk sholat berjamaah.

"Ayo pengantin baru keburu terlambat sholatnya!" kata Mas Bagas dan Arjuna dari luar pintu, bukannya marah Mas Abi yang telah rapi balas menjawab sembari membuka pintu.

JANJI SUCI MAS ABI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang