1.Transmigrasi

19K 1.1K 22
                                    


Budidaya vote and comen!!! :V

"Ughh...anjir badan gue kek mau rontok."

Suara lenguhan seorang gadis yang tengah merenggangkan ototnya yang terasa kaku.

"Lah anjir dimana nih?!" serunya terkejut.

Byurrr!!

"Kalau kerja yang benar!"

Seorang laki-laki dengan perut buncit berteriak keras setelah menyiram air kearah gadis itu.

"Ih lu siapa sih! kenal aja kagak main siram-siram aja!"

kesal gadis tadi namun malah membuat lelaki buncit itu semakin marah.

"Dasar bocah tidak tau berterimakasih! Kau pura-pura tidak ingat?!" seru lelaki itu kian bertambah geram dengan kelakuan gadis dihadapannya ini.

"Eh...eh tunggu kepala gua puyeng."

Bukanya mendengarkan ocehan lelaki buncit itu, sang gadis  malah memegangi kepalanya yang terasa amat-sangat sakit.

Sebuah memori menyeruak masuk kedalam kepalanya, ia bukan lagi Elina seorang ciwi-ciwi bar-bar dari abad ke-21 melainkan salah seorang gadis yang bernama Lin Hua, ia bekerja di sebuah rumah makan dan pria buncit didepannya ini Fang Bugong bos nya yang hidup sebatang kara tanpa anak dan istri.

"Ma_maaf tu_kang eh tuan, saya tadi hanya terkejut setelah terbangun dari pingsan."

Ujar Elina menggunakan bahasa formal walaupun agak keseleo dikit.

"Pingsan? Ya tuhan anakku!" Teriak Fang Bugong tiba-tiba membuat Elina terkejut.

Sifatnya berubah 180°

"Buset dah!"

"Ah i_iya"

Tidak tau harus menjawab apa Elina hanya bisa tersenyum canggung.

"Kenapa kau selalu canggung kepadaku?" tanya Fang Bugong sembari memiringkan kepalanya miris.

"Benarkah?"

"Ya dewa apa kau hilang ingatan?" tanya Fang Bugong terkejut.

"Hahahaha tidak tahu." Balas Elina sembari tersenyum misterius membuat Fang Bugong bertanya-tanya ada apa dengan gadis di depannya ini.

"Yasudah cepat layani para pembeli atau kau tak akan dapat uang"

.....


"Huhhhh lelahnya."

Elina membuang napas panjang sembari merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

"Big bos sudah waktunya aku pulang!" ucap Elin sembari mengulurkan tangannya kearah Fang Bugong.

"Hah?"

Fang Bugong menaikan salah satu alisnya kebingungan.

"Apa kepalanya benar-benar terbentur keras?" Fang Bugong bertanya-tanya dalam hati.

"Lihatlah gadis jalanan itu, sifat aslinya mulai terlihat"

"Sangat terlihat bila dia seorang jalang"

"Sudah ku prediksi sejak awal, dia hanya menjilat tuan Fang Bugong"

"Mentang-mentang tuang Fang menganggapnya seperti anaknya sendiri dia langsung bertindak semena-mena"

Masih banyak lagi bisikan-bisikan para pelayan yang lain yang menilai Elina setengah mata, namun Elina tak menghiraukannya yang ia pikirkan hanyalah "Udah sore waktunya gue pulang!"

Goddess OF Demonst ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang