Beberapa tahun kemudian,
.
Lucius tengah membaca di ruang kerja kedua ketika Hermione mengetuk pintu dan memasuki ruangan itu.
"Selamat siang Lucius, apa kau ada waktu?"
"Sure, Hermione" Lucius menutup bukunya dan mempersilahkan Hermione untuk duduk di sofa sementara ia duduk di sofa tunggal di hadapan Hermione. "Ada apa, dear?"
"Aku ingin berdiskusi denganmu tentang politik di kementerian"
"Apa kau memiliki masalah?"
"Tidak, tentunya tidak. Hanya saja aku diajukan menjadi kandidat calon menteri sihir"
Awalnya Lucius terperanjat tapi kemudian dia merasa kesulitan menahan senyum bangganya agar tidak kentara di wajahnya.
'inilah saatnya. Ramalan itu terbukti benar' batinnya.
"Kandidat calon menteri? Pencapaian yang luar biasa" puji Lucius.
"Yah..well...aku merasa tidak qualified—sebenarnya...aku ragu" kata Hermione gugup.
"Oh..no, dear Hermione. Kau adalah Brightest Witch At Our Age, di kementerian pemikiranmu diakui, pendapatmu didengarkan, perkataanmu dibenarkan, perintahmu dilaksanakan—apa lagi? Aku yakin kau mampu mencapainya. Pengusungmu menilai kau sangat qualified, my dear"
"Draco belum tahu tentang kabar ini. Sudah seminggu ini mereka memintaku dan aku meminta waktu untuk mempertimbangkannya" Hermione menggigit bibirnya.
"Kurasa aku meminta terlalu banyak pada Draco—kau tahu segala kesibukanku, anak-anak. Menjadi calon menteri tentunya akan menyita waktuku—kampanye, sosialisasi, pembentukan tim dan lainnya. Kurasa aku tak akan sanggup" jelas Hermione sambil menunduk dan mengelengkan kepalanya.
"No my dear. You are capable!" tekan Lucius.
"Jangan sia-siakan kemampuanmu. Kurasa saatnya sekarang kementerian harus menjalani sistem yang ber-otak. Aku yakin kau sanggup menjalani ini semua. Jangan khawatirkan tentang anakku, my dear. Dia sangat mencintaimu dan pastinya dia mendukung apa yang kau inginkan, bukankah selama ini seperti itu?. Mengenai anak-anak, ada aku dan Cissy. Kehadiranmu di Manor membuat aku membuka mata bahwa aku terlalu kolot dan kaku di masa lalu. Aku akan berusaha agar cucu-cucuku dididik tidak seperti kami mendidik Draco. Kau bisa percaya akan hal itu" tegasnya.
Hermione tampak berpikir sebentar, Lucius memberikan menantunya itu senyum menyakinkan.
"Uhm...baiklah. Aku akan mendiskusikan mengenai hal ini dengan Draco. Terima kasih banyak atas dukunganmu, itu sangat berarti bagiku"
Lucius tersenyum puas. "Jadi kau ingin menanyakan tentang pandangan politik apa?"
"Aku ingin kau membeberkan acuan politik Pureblood Society. Dewan kementerian banyak diduduki mereka, jadi aku ingin mengadakan semacam proper test"
"I see. Aku akan membuat janji temu dengan koneksiku disana. Kita akan mengadakan pembicaraan, kau bisa bertanya apa saja yang kau inginkan, bagaimana? Dan kau tahu aku masih punya pengaruh kuat disana. Kurasa mereka akan mendengarkanmu"
"I know, Lucius. Itulah mengapa aku menemuimu dan aku mengharapkan bantuanmu" Hermione tersenyum puas.
Lucius menyeringai kemudian bangkit menuju meja kerjanya dan menulis sesuatu di perkamen.
.
.
"Cissy..." panggil Lucius tak sabar saat melihat Narcissa melangkah menuju kamar mereka. Narcissa baru saja selesai membantu Clara menidurkan Cygnus.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING BY THE FATE | Dramione | COMPLETE
FanfictionDraco berusaha keras untuk mempertahankan Hermione agar tetap disisinya, apakah Lucius dan Narcissa akan ikut campur dalam hubungan mereka?. Nasib dan takdir tidak pernah ada yang tahu. What Malfoy wants then Malfoy gets, that's call AMBITION. War...