1 - My Time

641 150 170
                                    

🌹بسم الله الرحمن الرحيم🌹

•~~اللهمّ صلّی وسلم وبارك علی سيّدنا محمّد~~•

Can I someday finna find my time?

"Pedihnya waktu yang telah berlalu, aku tidak akan melupakannya."

.
.
.

🌹

Memasuki liburan akhir tahun membuat pengunjung di galeri meningkat, mereka membeli kerajinan atau lukisan sebagai cinderamata dari kota Yogyakarta yang terkenal sebagai pusat seni. Sejak kemarin aku menghabiskan waktu di tempat ini, tanpa pulang ke rumah. Menata kerajinan di rak pajangan agar terlihat rapi, dan tentu saja menyelesaikan mozaik milikku.

Aku harus bekerja seorang diri di saat yang lain mengambil cuti untuk liburan. Sebenarnya aku tidak masalah dengan itu, hanya saja tubuhku bukan mesin yang tidak bisa merasa lelah.

"Ah, nyaman sekali." Kusandarkan punggung pada kursi rotan yang hampir usang. Audio 16 D masih mengalun dari earphone nirkabel yang baru saja kubeli. Aku mengacuhkan peringatan ponsel yang nyatanya memang lebih perhatian dari ayahku. Dengan volume sekencang ini mungkin gendang telingaku akan pecah, jika ini bukan ciptaan Tuhan.

Namun, biarkan saja seperti ini. Kupejamkan mata, menikmati setiap ketukan yang membuat jantungku berdegup kencang. Setidaknya selama sebelas menit 23 detik saja, sampai lagu ini mengalun dalam tiga kali putaran. Sampai aku melupakan semua umpatan nenek sihir itu.

... Can I someday finna find my time? ...

"Yeah, you will finna find your time," gumamku menanggapi lirik lagu miliknya.

"Mungkin tidak sekarang, tapi kamu akan menemukan waktu di mana kamu bisa bahagia dan menikmatinya tanpa tekanan. Tenang saja, tidak ada yang sia-sia. Semua perjuangan itu akan memberikan buah manis di ujung penantian," lanjutku.

Sepertinya aku memang mulai tidak waras, mengoceh sendiri tanpa ada orang di depanku. Aku hanya membayangkan bahwa aku sedang berbicara dengan pemilik suara itu, yang membuatku mencandu lagu-lagunya lebih dari tiga tahun ini. Mengungkapkan keresahanku padanya terasa lebih melegakan daripada berbicara dengan fake people di sekitarku.

"Mee!"

Lamat-lamat terdengar suara memanggilku. Kan mereka udah berangkat liburan, ya kali balik lagi, batinku.

"Meera!" Pekik Mela mengejutkanku.

Dengan secepat kilat aku berdiri, tak kusangka dia benar-benar masih ada di sini.

"Enak banget ya disuruh kerja malah tiduran," tuduhnya tanpa ba-bi-bu.

"Enggak kok Mel, tadi cuma duduk aja sambil dengerin musik." Aku membela diri.

Tatapannya yang sinis selalu berhasil membuat nyaliku menciut. Aku hanya menunduk dan sesekali menengok ke arah lain.

"Kamu enggak jadi liburan?" Tanyaku.

"Gue berangkat nanti sore. Udah deh sekarang kamu lanjut beresin ukiran di depan. Nanti Pak Bagas mau ke sini, jangan sampai dia lihat galeri berantakan," perintahnya.

"Iya," jawabku singkat dan langsung menjauh darinya.

Syukurlah kalau ayah datang, ada yang ingin kusampaikan padanya, batinku.

***

Benar sekali, galeri ini adalah milik ayahku. Dan Mela adalah saudara tiriku yang ditugaskan ayah untuk menjadi manager di sini. Kenapa Mela dan bukan aku?

WA'ALAIKA KOOKIE-SSI! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang