"Happy birthday, Courtney. Happy birthday, Courtney. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday, Courtney." Semua menyanyikan lagu ulang tahun di pesta ulang tahun Courtney yang ke-27. Mereka adalah Arthur, Elyza, Claire, Jack, George, Austin, Alfred, Lauren, Edgar, Yocelyn, dan Devian.
Walaupun pesta yang dibuat malam ini tidak besar, namun terasa sangat bermakna karena dirayakan bersama keluarga. Terlebih, kehadiran Alex kecil membuat malam menjadi lebih hangat.
Malam ini, Courtney berdandan dengan cantik. Rambutnya ia kuncir kuda. Ia memakai backless dress selutut berlengan panjang berwarna hitam. Sementara Austin yang sedari tadi terpesona pada kecantikan Courtney malam ini mengenakan kaos oblong putih dipadukan dengan jas hitam dan celana jeans biru.
Kini waktunya Courtney menerima kado! Yang pertama, tentu saja kedua orang tua Courtney, Arthur dan Elyza, yang secara resmi memberi Courtney sebuah private island di Jepang. Tentu saja Courtney senangnya bukan main. Sementara itu, Yocelyn dan Devian memberikan sebuah setelan pakaian yang Yocelyn rancang sendiri spesial untuk Courtney. Claire dan Jack sama-sama memberikan Courtney satu kotak make up yang lengkap dengan brand terkenal.
"Well, sepertinya kami sudah memberimu hadiah spesial, bukan?" ujar Lauren sembari tersenyum.
"Mom Lauren tidak perlu memberikanku hadiah, aku sudah cukup senang kalian datang dan mendoakanku," balas Courtney rendah hati.
"Tentu saja kami harus memberikanmu hadiah, Nak. Dan kami sudah memberikan Austin, anak kami, padamu," ujar Alfred.
Courtney terkejut saat mendengarnya, padahal seharusnya tidak, karena memang kenyataannya mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. Namun, saat mendengar Alfred berkata 'memberikan Austin padamu' terasa sedikit aneh untuk Courtney entah kenapa. Sementara itu, Austin dan yang lainnya jadi terkekeh mendengar perkataan Alfred tadi.
Kini, tiba saatnya Austin maju dan memberikan hadiah untuk Courtney. Laki-laki itu mendekati Courtney dengan senyum mematikannya.
"Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Austin sambil tersenyum dan kemudian langsung memeluk Courtney. Tadinya, Courtney sempat terkejut dengan pelukan Austin, namun pada akhirnya Courtney membalas pelukan Austin dan mengucapkan terima kasih.
"Ini, bukalah." Austin melepas pelukannya dan memberikan dua kotak pada Courtney.
"Terima kasih," ucap Courtney sedikit malu-malu saat menerima hadiah dari Austin. Selepas itu, Courtney membuka dulu sebuah kotak kecil dari Austin. Dan betapa terkejutnya dia saat mendapati ada sepasang anting-anting cantik yang berbentuk rangkaian bunga-bunga.
"Ini... indah sekali," gumam Courtney. Austin tersenyum bangga. Setelah itu, Courtney membuka kotak satunya yang lebih besar daripada sebelumnya. Ternyata, sebuah handbag mini berwarna putih dari Fendi.
"Bagaimana? Kau suka?" tanya Austin penuh antusiasme.
"Ya, terima kasih," ucap Courtney dengan kedua mata yang berbinar-binar.
"Kalau begitu, cium aku," ucap Austin yang langsung membuat Courtney menoleh cepat padanya dan menatapnya dengan tatapan ngeri.
"Cium! Cium! Cium!" Tiba-tiba yang lainnya bersurak sambil menepuk tangan mereka. Courtney justru sekarang jadi kebingungan karena Austin yang tiba-tiba berubah seperti anak kecil.
Courtney menatap Austin yang kini seperti menunjuk pipinya untuk dicium. Courtney justru jadi salah tingkah sendiri. Sementara yang lainnya masih saja menyurakinya.
Akhirnya, setelah mengumpulkan keberanian, Courtney pun mendekat hendak mencium pipi Austin. Namun, dengan gerakan cepatnya yang tak dapat diduga-duga, tiba-tiba saja Austin menoleh dan kini bibirnya berhasil mendarat di bibir Courtney.
Courtney terkejut. Sementara Austin tersenyum di ciumannya. Courtney ingin melepas ciumannya karena ia malu dilihat orang banyak. Tapi, sebelum itu bisa ia lakukan, Austin sudah lebih dulu memeluk pinggangnya dengan mesra dan menciumnya dengan lembut, membuat Courtney sedikit membalas ciuman Austin.
Dari kejauhan, Devian dan Yocelyn hanya saling bertatapan seolah-olah sedang bertelepati. Tentu saja mereka sudah tahu apa yang sedang terjadi di antara Courtney, Austin, dan juga Luke. Satu yang pasti, mereka pikir, sepertinya Austin belum tahu tentang Luke yang menyukai Courtney, padahal Dev tahu kalau Austin juga teman Luke.
***
Usai acara ulang tahun Courtney di mansion Anderson, Austin meminta izin untuk mengajak Courtney untuk berkencan di luar dan orang tuanya mengizinkannya. Namun, di samping itu, sebenarnya Courtney sedang resah. Ia masih ingat betul kalau Luke menunggunya di taman jam 8 malam, sementara sekarang sudah sudah pukul 19.55 dan Austin justru mengajaknya kencan di luar!
"Kenapa? Kau terlihat sedang cemas?" tanya Austin setelah mereka sampai di sebuah restoran Italia.
Courtney tersentak menyadari ekspresi wajahnya yang terlalu kentara. Ia mendongak menatap Austin."Ah, aku tidak apa-apa."
"Kau tidak suka kesini bersamaku, ya?" tanya Austin.
Courtney langsung menggeleng dengan cepat. "Tidak. Bukan itu. Tapi... hanya saja..."
"Kenapa?"
Courtney menatap Austin dengan takut-takut. "Bisakah kita tidak berlama-lama disini? Aku harus kembali ke apartemenku untuk mengerjakan tugasku pada klien pentingku besok. Aku benar-benar lupa."
"Begitu rupanya. Baiklah, aku janji tidak akan lama," ujar Austin sambil tersenyum tulus.
Melihatnya, entah kenapa membuat Courtney tidak bisa memandang Austin lama-lama, karena baru saja dia sudah membohongi Austin karena laki-laki lain! Courtney benar-benar tidak bisa mempercayai dirinya sekarang.
***
Sesuai dengan janji Austin, laki-laki itu benar-benar mengantarkan Courtney di apartemennya tepat pada pukul 10 malam. Setelah merasa laki-laki itu benar-benar sudah tidak ada di area apartemennya, Courtney langsung berlari kecil menuju taman yang Luke maksud. Berlari dengan high heels memang sangat menyakitkan, tapi ia tak peduli.
Sesampainya di taman kecil itu, ia melihat tidak ada siapapun disana. Ia sudah memutari taman kecil itu, tapi hasilnya nihil. Luke sudah tidak disini.
Courtney meremas rambutnya karena frustasi. "Ya Tuhan! Apa yang sudah kulakukan? Luke, aku benar-benar minta maaf. Kuharap kau tidak kecewa padaku."
——————————————————————————
Tbc.
Thursday, 22 October 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Seconds - Bachelor Love Story #3
Romance(COMPLETED) Third series of Bachelor Love Story "You can break my heart, but you can't make me stop loving you." Setelah tak berhasil mendapatkan cinta pertamanya, Luke Clinston bertemu dengan perempuan lain yang langsung menarik perhatiannya. Sudah...