Honduras, 2020.
Bagian tengah dari Benua Amerika masih terasa terbelakang dibandingkan sisi utaranya. Sistem kekeluargaan yang kental membuat keseharian masyarakat berpusat pada pesta, musik, gotong royong, dan hal lainnya yang tidak punya hubungan dengan sisi kapitalis. Akan tetapi, di setiap keluarga pasti ada rumor yang menyebar.
Kota ini punya legenda.
Si Bandit yang berhasil membunuh 15 orang dalam dua detik, Slicky Hands.
Sebagai manusia yang telah hidup 5 tahun di sini, Lee Hyukjae tidak percaya akan hal tersebut. Di negara dengan angka tingkat kriminal yang tinggi seperti Honduras, sudah pasti itu pekerjaan kelompok, kan?
Krinting!
"Bienvenido! (Selamat datang!)" ujar pemilik toko swalayan itu ketika Hyukjae melangkahkan kaki masuk.
Irama musik dengan instrumen marimba dan kulintang yang khas terputar lewat speaker toko, membuat semua orang merasa ingin memukul pinata. Hyukjae sendiri tenang, menyelusuri tiap lorong toko untuk mendapatkan snack udang favoritnya.
Krinting!
Suara bel pintu berbunyi lagi, tiga orang kali ini.
"No te muevas! Da tu dinero o dispararemos! (Jangan bergerak! Berikan uangmu atau kami tembak!)"
"Por favor, no nos robes. No hemos tenido un cliente desde la mañana. (Tolong jangan rampok kami. Kami belum punya pelanggan sejak pagi.)"
Tentu ini menarik perhatian si Ikan Teri. Maka dihampirinya ketiga manusia bertopeng hitam itu untuk menyapa.
"Oh? Paman!" ucapan Hyukjae membuat ketiganya membeku, dan menoleh.
"Se-sedang apa kau di sini?" kata salah satunya.
"Ya tentu berbelanja. Paman sedang apa di sini?"
Ketiganya diam dan saling bertatapan. Tenggakan ludah mereka semaki keras ketika pemuda itu makin mendekat.
"Kalian sadar ini bukan wilayah jajahan kalian, kan?"
Ckrek! Suara pengaman pistol yang bukan dari para perampok terlepas.
"E-eunhyuk...Kami tidak...tahu.."
"Hei, tidak mungkin kalian tidak tahu kalau ini wilayah jajahanku."
Senyuman miring milik pria itu mengerikan, meski datang dari badan yang jauh lebih kecil dari mereka bertiga. Sorot matanya dari balik kacamata perak sungguh tajam, sedangkan pistol di tangan sudah terarah ke udara.
"Sungguh, Hyuk! Mereka bilang kau telah pulang ke Korea! Maka dari itu kami... kami..."
Hyukjae tertegun.
"Mereka?"
"Ya, mereka! Keluargamu!"
Tanpa banyak bicara Hyukjae segera melepas tembakan tepat ke dua kepala mereka, hingga tersisa satu yang di tengah.
"Darimana kau tahu aku punya keluarga?" katanya, mengancam dengan pistol yang sudah tertempel di jidat.
Si Rampok menjawab dengan menunjukkan satu peluru yang penuh darah. Di peluru 5.56mm itu terukis simbol bom jamur dalam lingkaran.
Eunhyuk menembak mati rampok terakhir dan berdecih.
"Bagaimana si tua itu menemukanku di sini?"
USA, 2020.
"Di sisi kiri kita punya pendatang baru dengan kemenangan 6 kali berturut-turut, berat 125 kg, tinggi 190cm! Ini dia, The Black Bull, Mr. Andreaaaass!"
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Diseased Lads ━ SUPER JUNIOR.
Phiêu lưu3 Februari 1988. Rumah kami luluh lantak. Terkena bom nuklir yang membuat seluruh jiwa dan raga hancur. Tetapi, bukan punya kami. 13 dari kami adalah orang beruntung, katanya. Dipungut miliuner kaya harta dan kuasa. 13 dari kami adalah orang beruntu...