Lee Hyera, gadis itu menghembuskan napasnya kasar setelah bekerja seharian. Oh ayolah, seharusnya ia sudah pulang dari 2 jam yang lalu, hanya karena closingan sialan itu dirinya harus pulang selarut ini.
Tunggu, bukankah seharusnya ia merasa senang? dengan adanya pelanggan yang membludak, gajinya bulan ini akan lebih besar dari sebelumnya.
Masa bodo dengan closingan, ia hanya berdoa gajinya sedikit meningkat. tak masalah hanya sedikit, yang penting rasa letihnya terbayarkan dengan itu.
Sudah menunggu taxi lumayan lama, kenapa tidak kunjung datang juga, pikirnya. jangan lupakan cafe dibelakangnya yang sudah gelap gulita, menandakan cafe tersebut sudah tutup.
Dari pada mengurusi cafe, netranya menangkap 2 orang yang diduganya adalah seorang pria. Benar saja, pria yang sedikit lebih tinggi itu terlihat mencekik pria yang terbilang lebih pendek darinya.
Dengan tangan kiri yang sibuk mencekik, dan tangan kanan yang sedang memegang pistol. Tidak peduli dengan kejadian yang sedang terjadi tidak jauh darinya, ia hanya berdoa taxi segeralah datang.
Sebentar, Hyera kembali mencerna posisi itu, pria yang sedang mencekik dan memegang pistol. Detik itu juga ia membulatkan matanya. Oh astaga, ia harus menolong pria pendek yang malang itu.
Terkutuklah otak lemot Hyera saat ini. dengan gesit ia mendekati 2 pria yang saling beradu argumen yang sudah jelas ia sendiri pun tak paham.
Cklekk...
Mendengar pistol siap akan ditembakkan, dengan napas yang tersenggal ia memukul tangan pria jangkung tersebut dengan tasnya, alhasil membuat pistol itu tergeletak tidak jauh dibawah kakinya.
"Astaga, apa lagi ini," pria jangkung itu menoleh ke arah Hyera dengan tatapan tajamnya, membuat Hyera bergidik ngeri.
'Bagus sekali Hyera, bahkan sekarang kau yang dalam masalah.' tentu saja itu adalah kata batinnya.
"Oh, rupanya gadis manis? apa kau ingin menjadi mangsaku selanjutnya setelah si keparat ini, hmm?" katanya lagi tersenyum bengis.
"N-nona, pergilah." akhirnya pria pendek itu bersuara, membuat Hyera menghela napas lega. Ia pikir pria itu sudah mati di tangan si jangkung di hadapannya ini.
"Tidak. Hey, dwaeji meoli. lepaskan tangan sialanmu itu darinya," terkutuklah kau Lee Hyera, bagaimana bisa bicara semenantang itu pada iblis di hadapanmu. ( kepala babi )
Pria jangkung itu membanting kasar pria pendek yang sudah terkulai lemas tak berdaya, jangan lupakan luka memar yang sudah membiru di wajahnya. terlihat sangat mengenaskan bukan?
Enggan mempedulikannya lagi, Hyera menatap kembali pria dihadapannya yang sudah mendekat ke arahnya sambil tersenyum sengit. Dan tunggu, hey sejak kapan pistol itu sudah berada ditangannya lagi.
'Lari sekarang, Hyera. kau benar-benar sudah dalam bahaya.' batinnya mengatakan lari, namun apa daya. kakinya sudah benar-benar sangat kaku saat ini
"Kim Taehyung! dia tidak tahu apa-apa," lelaki dibawah sana meraih pergelangan kaki pria dihadapannya berniat untuk menahannya agar tidak lebih dekat dengan Hyera.
"Diamlah Park Jimin! apa kau ingin ku musnahkan sekarang juga?"
"A-apakah tidak bis-"
Dorr...
Belum selesai Hyera memberikan protesnya, Taehyung yang sudah buas seperti babi hutan mencari mangsanya menarik trigger pistol, yang menyebabkan pistol itu berbunyi lumayan nyaring. ( pelatuk )
"Ya! Kim sialan, apa yang kau lakukan. Apa kau benar-benar sudah gila Taehyung-ah."
.
Hello guys, sebelummya makasih banyak yang udah nyempetin waktu buat mampir ke cerita ku. jangan lupa untuk vote dan komentarnya ya...
Klo udah, dapet love yang banyak dari Taehyung nih, hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Kim - KTH
FanfictionLee Hyera, gadis itu selalu merutuki dirinya sendiri. kalau saja malam itu ia tidak pergi ke tempat pertikaian, mungkin hidupnya akan terbebas dari seorang mafia sialan, Kim Taehyung. Jalan hidupnya sudah bagaikan dikelilingi duri tajam, bahkan ia h...