Part 5

4.4K 280 1
                                    

"Pliss Key dengerin Kakak dulu" ucap Aldo memohon.

"iya Key dengerin kita dulu" imbuh Vero.

"kalian nyebut diri kalian Kakak hah? Setelah semua yang gua alami, setelah yang kalian bilang ke gua kalian masih berani nyebut diri kalian KAKAK!" hatinya memanas saat mendengar kata kakak padahal dulu mereka yang melarangnya memanggil kakak bahkan tak mau menganggapnya adik.

"pliss pulang ya Papa butuh bantuan lo" bujuk Leo.

"tapi dia gak nganggep gua dan sekarang sampe segitunya pas kalian butuh doang, bener-bener gak punya hati kalian" ujar Key marah.

"tapi pliss pulang. Kalo gak demi Papa plis pulang demi Mama." Key terdiam dia bingung antara iya dan tidak

"ok, gua pulang tapi kal yang di ingin-in Papa gak penting dan cuma bikin gua sakit hati lagi  jangan harap gua tolongin untuk kedua kalinya." ucap Key menggebu.

"iya, sini kunci motor lo." titah Aldo

"gak, gua mau pergi tapi gua bawa motor gua ndiri" tolak Key

"ok" jawab mereka serentak

Key segera memacu motornya diekori mobil Kakaknya. Saat sampai didepan gerbang rumah dia berhenti

"kenapa?" tanya Aldo

"kalian duluan" mereka mengangguk paham lalu masuk ke halaman rumah di ikuti Key dibelakangnya.

Mereka berhenti memarkirkan mobil begitu pun Key dengan motornya. Key belum turun dari motornya ia enggan melangkahkan kaki kerumah yang sudah dia tinggalkan

"ayo Key " ajakan Vero membuat Key sadar dari lamunan lalu segera mengikuti para kakak kembarnya. Papa yang sedang duduk menunggu kedatangan mereka pun langsung berdiri saat melihat kedatangan putra-putra nya terutama kedatangan Key yang sudah ditunggu-tunggu.

"Key " papa menyambut kedatangan putrinya dengan mata berbinar dan sumringah.

Key hanya menatap heran apa kepala mereka terbentur hingga mencari-cari mereka seperti ini,

"Key papa sen--"

"to the point aja, saya gak punya banyak waktu" ucap Keyla datar.

"duduk dulu baru kita bicarakan" Key memutar bola matanya malas sembari menghepaskan pantanya ke sofa.

"begini, Key perusahaan Papa hampir bangkrut jad--"

"bodo, bukan urusan gua" ucap Key yang hendak pergi dari sana namun di tahan oleh kakaknya lagi(?)

"tunggu sebentar, dengerin omongan Papa dulu" titah Papa

"buruan elah" ucap Key memutar bola mata malas dengan nada kesal.

"perusahaan Papa hampir bangkrut tapi ada perusahaan yang nawari kerja sama dengan untung yang besar tapi ada syarat yg harus dipenuhi dulu baru dia mau jalin kerja sama ini" ungkap Papa.

"nikah sama dia gitu!" jawab Key asal.

"iya" jawaban Papa berhasil membuat keyla melotot tajam ke arahnya.

"gila lu, gua gak pernah lo anggep ada tapi sekarang lo baik-baikin gua tros nyuruh gua nolong perusahaan lo dengan cara nikah mendingan gua bunuh diri" Keyla yang hendak lari tapi kedua tangannya langsung ditahan oleh kedua kakaknya.

Keyla pun back flip secara Key itu pemegang sambuk hitam taekwondo dan karate jadi tingkat bela dirinya tak bisa dianggap remeh lagi. Dia berlari tapi dihadang oleh kakaknya yang terakhir.

Bugh.

Bogem mentah mendarat di wajah mulus kakaknya, ia pun segera berlari menuju motornya, langsung mengenakan helm dan segera memacu motornya membelah jalanan yang tak terlalu ramai.

"cepetan ikutin dia" triak Papanya kepada si kembar 3.

Dret...dret...dret

Pak Ridwan pun gelagepan mendapati nama si penelpon. Dengan rasa takut yang menggelayuti dirinya ia pun memberanikan diri untuk ngangkatnya.

"h-halo Pak" jawab pak Ridwan dengan gugup.

"bagaimana?"

"dia menolak dan saat kami tahan dia berhasil melarikan diri" ujar Pak Ridwan takut.

"bodoh kau, ku ambil alih dari sini"

Tur...tut...tut

Terdengar suara murka dari sebrang telpon sana langsung memutus sambungan secara sepihak.

Sedangkan si kembar sudah kehilangan jejak Key sedangkan Key sendiri sudah sampai di apartment tempatnya tinggal. Terduduk lemas memeluk lututnya tak habis pikir dengan jalan pikiran keluarganya yang sempit.

To Be Countinue & See You Next Part

Killer And Mafia Is Couple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang