'terkadang orang terkedat pun bisa menjadi luka yang paling menyakitkan'
.
Sepersekian detik kemudian, Hyera merasa lututnya lemas saat ini. Bagaimana bisa pria dihadapannya bisa senekat itu dalam menggunakan pistol.
Rasanya Hyera sudah tidak sanggup berdiri saat ini. Oh ayolah siapa yang tak takut dengan pistol serta pelurunya yang bahkan bisa membuatmu mati saat itu juga.
Untunglah tembakannya melesat, apa sekarang waktu yang cocok untuk berdoa kepada Tuhan yang masih memberikan ia kesempatan hidup. Tak dapat di pungkiri betapa bengisnya pria bernama Kim Taehyung itu di tatapan Hyera.
"Dwaeji meoli sialan! apa kau ingin membunuhku, huh!?" ( kepala babi )
"Sounds good." Taehyung menyeringai bak iblis, menatap Hyera seolah ia adalah santapan yang harus di makan detik ini juga. ( terdengar bagus )
Hyera menelan ludahnya kasar dengan susah payah, berjalan mundur ketika pria yang ia cap sebagai 'kepala babi' itu melangkahkan kakinya untuk lebih dekat dengannya.
"Ah, sepertinya aku tidak ada waktu untuk melenyapkanmu sekarang." dengan tangan kekarnya, Taehyung menekan rahang Hyera yang membuatnya sedikit meringis sakit.
Melepaskan rahang Hyera sedikit kasar, Taehyung lebih memilih pergi dari pada harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah diperbuatnya kepada si pendek yang malang.
Melihat punggung Taehyung yang sudah menjauh dari tempatnya dan Jimin berada, Hyera mengambil langkah cepat untuk melihat keadaan Jimin yang sudah tersungkur lemas.
"Astaga, lukanya parah sekali. ingin ku antar ke rumah sakit, Tuan?"
"Akhh... tidak perlu, aku tidak apa," balas Jimin dengan sedikit ringisan karena tangan Hyera yang sempat memegang luka disudut bibirnya.
Sadar dengan kegiatan tangannya yang menyakiti Jimin. Hyera kembali menarik tangannya dan merogoh sling bag nya, untuk mencari sapu tangan.
"Silahkan pakai sapu tanganku, Tuan." setelah menemukan apa yang dicarinya, ia menyodorkannya kepada Jimin.
"Sudah ku bilang tidak perlu, ini tidak begitu parah,"
Hyera mengernyitkan dahinya, bagaimana bisa pria dihadapannya berkata seperti itu. Lihatlah luka memar dan darah yang sudah keluar dari sudut bibir serta hidungnya. Apa kalian percaya jika Jimin sedang dalam keadaan baik-baik saja? Hyera pribadi sih tidak.
"Kalau begitu aku antar ke rumahmu ayo," tawar Hyera lagi, berdoa dalam hati semoga pria di hadapannya tidak menolak lagi.
"Tidak perlu, aku bisa menghubungi rekanku."
Mendengar penolakan lagi dan lagi dari lelaki itu, Hyera mendengus kesal dan segera bangkit. Baiklah jika pria yang ia ketahui bernama Park Jimin itu menolak.
"Baiklah,"
Hyera memutar tubuhnya membelakangi Jimin. Melangkahkan kaki dan membawa dirinya untuk pergi dari hadapan Jimin. Berniat untuk mencari taxi saja dibandingkan menawarkan bantuan lagi.
. . .
Sedikit menggulat diatas ranjang, Hyera memperjelas netranya ketika pantulan sinar matahari memasuki jendela apartemennya.
"Sakit sekali badanku," keluhnya sambil mendudukan diri dan menyandarkan punggungnya di headboard. Sesekali memukul pelan bahunya untuk mengurangi rasa sakit. ( sandaran ranjang )
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Kim - KTH
FanfictionLee Hyera, gadis itu selalu merutuki dirinya sendiri. kalau saja malam itu ia tidak pergi ke tempat pertikaian, mungkin hidupnya akan terbebas dari seorang mafia sialan, Kim Taehyung. Jalan hidupnya sudah bagaikan dikelilingi duri tajam, bahkan ia h...