35. Sangat Sibuk

54 33 1
                                    

Vania duduk di kursi samping Bunga dan Kevin. Mereka sama sama berkutat pada laptop nya bedanya Kevin satu laptop bersama Bunga karna ya memang mereka satu kerjaan.

"Lapangan yang ngehendel Rafi aja?" tanya Vania. 

"Nggak sih banyak pasti nya soalnya kan lomba nya udah mulai dari tadi." ucap Bunga. 

"Syukur deh gue kira cuma Rafi." ucap Vania lega.

"Lo gak ke lapangan van?" tanya Kevin. 

"Nggak gue masih nyatet orang orang yang daftar ntar kalo gue ke lapangan siapa yang ngerjain masa Rafi lagi kan kasian dia capek." ucap Vania.

"Iya juga sih." ucap Kevin.

"Masih banyak van emang?" tanya Bunga.

"Nggak sih, yang daftar lumayan nggak dikit juga ga banyak pas gitu." ucap Vania yang mengetik di laptop nya.

"Lo udah nyiapin nya?" tanya Vania.

"Udah besok dateng nya, eh ngerjain nya dirumah lo aja ya vin." ucap Bunga.

"Iya deh." jawab kevin.

"Sweet bangett." ucap Vania melihat Kevin dan Bunga. 

"Kita nggak pacaran." ucap Kevin dan Bunga kompak.

"Cieee." ucap Vania.

"Paan sih gajelas lo van." ucap Kevin.

"Bunga ngambek tuh bujuk dong." ucap Vania.

"Dih kan yang buat marah lo." ucap Kevin.

"Yaelah lo kan pacar nya." ledek Vania.

"VANIAA!!!" teriak Bunga. 

Vania terkekeh melihat bunga yang bullshing akibat diledek Vania terus.

"Gue udah selesai nih gue bantu rafi ke lapangan dulu ya." pamit Vania. 

"Sono!" ucap Bunga yang masih kesal.

"Iya iya mentang mentang gue obat nyamuk diusir deh gue." ucap Vania lali berlari sebelum Bunga mengamuk.

"VANIAA!!!!" teriak bunga untuk saja Vania sudah lari kalo tidak udah abis disembur nanti. 

Vania berjalan mengarah lapangan melihat Rafi yang terlihat sangat lelah tak tega Vania membiarkan nya. 

"Jangan diliatin trus!" ucap Aldrian dingin.

"Enggak kok." jawab Vania. 

"Lo harus liat gue aja, cowok lain gaboleh!" tegur Aldrian.

"Gajelas lo mah." ucap Vania. 

"Makan yuk!" ajak Aldrian.

"Gabisa, gue harus bantuin rafi." tolak Vania.

"Sibuk banget." ucap Aldrian kecewa.

"Maaf deh." ucap Vania lalu meninggalkan Aldrian sendirian. 

Vania menghampiri Aldrian yang tengah beristirahat. 

"Perlu bantuan gak?" tanya Vania. 

"Ini tali nya pasangin ya soal nya lomba nya abis ini sodok air." ucap Rafi.

"Oke siap." ucap Vania tersenyum lalu memasang kan tali tersebut. 

Semua sudah beres kemudian permainan pun dimulai.

Para peserta pun bersiap siap untuk memainkan lomba sodok air. Panitia perlombaan menutup matanya para peserta yang akan main dengan kain, karena cara permainnya adalah peserta ditutup matanya dan berjalan lalu peserta harus bisa memecahkan air menggantung di atas nya dengan alat yang sudah di sedikan panitia siapa yang cepat memecahkan air nya itu akan yang menjadi pemenang namun kita adu terlebih dahulu dengan beberapa ronde. 

Permainan pun dimulai para peserta berjalan tanpa arah, sorakan penonton makin meriah, supaya tidak bosan panitia menyalakan musik. 

"Ayoo lurusss!!!" 

"Eh bego maju maju!!" 

"Lah jangan belok lurus aja!" 

"Udah sodok aja hampir kena tuh!" 

Begitulah sorakan sorokan yang terdengar begitu keras. 

Permainan pun selesai dan berjalan dengan mulus, kini ganti permainan lagi namun siswa dipersilahkan untuk istirahat terlebih dahulu. 

"Raf itu kursi nya kurang satu." ucap Vania yang menghitung jumlah kursi. 

"Ditaruh dimana ni?" tanya Rafi. 

"Di depan nya kan berhadapan main nya." ucap Vania. 

"Okeoke." Rafi menaruh kursi tersebut. 

"Kurang apa ya raf?" tanya Vania yang berdiri di tengah lapangan tengah mengecek kursi yang kurang. 

"Udah semua van, sekarang biar dijaga panitia perlombaan ini kita ngecek Bunga sama Kevin." ucap Rafi.

"Yuk!" jawab Vania.

Mereka berjalan menuju ruang OSIS sambil berjalan mereka berbincang bincang. 

"Kevin, Bunga udah?" tanya Rafi ketika masuk kedalam.

"Lah kok udah bungkus bungkus?" tanya Vania bingung. 

"Ternyata paketan nya dateng lebih cepat nggak besok tapi tadi jadi yaudah deh kita kerjain aja sekalian." ucap Bunga.

"Oh dibantuin gak?" tanya Rafi.

"Lo berdua minum dulu deh abis kepanasan kan." ucap Bunga memberi minuman kepada Rafi dan Vania. 

Vania mengambil minuman yang dikasih Bunga lalu ia meneguk nya. Sebentar Vania menghirup kan ponsel nya melihat pesan pesan yang masuk.

Alien
Dugong lo sibuk banget sih! 

Vania tersenyum geli saat membaca pesan dari Aldrian.

Bellvania
Iya nih, capek gue.

Alien
Padahal gue kan pengen makan bareng sama lo tapi lo nolak, hancur bekeping keping nih ati.

Bellvania
Ah alay lo! 

Vania mematikan ponsel nya dan menaruhnya kembali di saku nya. 

"Senyum senyum sendiri, chat sama sapa lo?" selidik Bunga. 

"Ih kepo deh, Kevin gimana tuh pacar lo kepoan." adu Vania. 

"Lo ngomong lagi gue jitak van." geram Bunga. 

"Betapa sadis cara mu." ucap Vania terkekeh. 

"Van bawa gunting?" tanya Rafi. 

"Gunting itu di laci ada." ucap Vania.

Rafi mengambil gunting di laci dan mulai membantu Bunga dan Kevin yang tengah membungkus hadiah disusul Vania juga membantu mereka. 

******************

Kembali Vania dan Rafi ke lapangan melanjutkan perlombaan yang sempat tertunda. 

Para peserta pun sudah selesai beristirahat dan bersiap siap lagi, lomba ini adalah make up challenge nah ini permainannya berdua, yang satu make up in tapi matanya ditutup ntar dipakein kain ditutup sama kain trus yang satu nya di make up in. Siapa nanti yang paling cantik itu yang menang tapi kita ronde pemenang nya. 

Permainan pun dimulai perserta yang make up in matanya di tutup pake kain, sorakan demi sorakan terlontar membuat acaranya menjadi lebih meriah.

"Buset dah mau jadi ondel ondel apa." 

"Lipstik nya kurang tebel tuh." 

"Alis nya woy melencong." 

Begitulah sorakan sorakan dari penonton. Selama perlombaan iringan musik selalu di putar kan. 

.
.
.

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT YA GUYS
AKU SAYANG KALIANN 🖤

DADAHHHH

About Classic Love [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang