Chapter 8 - Aku Cemburu

61.9K 1K 147
                                    

Waktu menunjukkan pukul delapan lewat empat puluh lima pagi saat suara alarm ponsel yang amat berisik membangunkan Elena dari tidurnya. Elena langsung terbangun, setelah sebelumnya terbangun sejenak hanya untuk menekan tombol snooze pada alarm ponselnya. "Nghh ..," erangnya seraya meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku sejenak.

Kedua mata Elena yang cantik itu langsung membulat seketika melihat jam digital penunjuk waktu yang terpampang pada layar ponselnya. "Astaga, sudah hampir jam sembilan pagi?!" ucapnya kaget. Elena terdiam sejenak memperhatikan kamar yang ditempatinya setelahnya. "Ah, tunggu dulu. Aku masih ada di rumah Alberto?" ucapnya seraya sedikit berbisik.

Beberapa saat kemudian, Alberto Romano, sang pemilik rumah, mengetuk pintu kamar tidur yang ditempati Elena. "Elena? Kamu sudah bangun?" ucapnya ramah.

Elena langsung bangkit berdiri dari ranjang tempat tidurnya, "Iya, sebentar." Elena beranjak membuka pintu kamar tidurnya sedikit, "Ada apa, Alberto?"

Alberto tersenyum manis. "Aku membawakanmu sarapan dan pakaian ganti," ucapnya seraya membawa sebuah nampan baja besar berisi sarapan dan pakaian ganti untuk Elena.

Elena hanya terdiam untuk beberapa saat. Begitu melihat senyum di wajah tampan Alberto, entah mengapa, memorinya membawanya lagi pada apa yang baru saja dilaluinya tadi malam. Pada apa yang baru saja dilakukan Alberto padanya tadi malam—sentuhan itu, ciuman itu, belaian itu. Ya, Elena masih ingat betul sensasi itu, sebuah sensasi memabukkan yang bahkan tak pernah Elena dapatkan sebelumnya dari seorang Nathan, kekasih hatinya sendiri.

"Te .. terima kasih," ucap Elena kikuk seraya mengambil nampan tersebut dari pegangan tangan Alberto.

Alberto memegang pergelangan tangan Elena, "Wait (tunggu)." Alberto lanjut bicara, "Aku boleh ikut sarapan bersama denganmu?"

"Di dalam kamar?" ucap Elena bingung.

Alberto tersenyum, "Kita bisa sarapan bersama di taman belakang rumahku kalau kamu mau, tapi kalau kamu .."

Elena langsung angkat bicara. "Iya! Aku rasa lebih baik kita sarapan di taman saja ..," ucapnya yang terlihat sedikit salah tingkah.

Senyum di wajah tampan Alberto melebar, "Okay. Aku tunggu kamu di sana." Alberto beralih mengambil lagi nampan yang dipegang Elena lalu memberikan Elena pakaian gantinya, "Sini sarapanmu. Biar aku yang bawakan saja."

Elena hanya mengangguk dengan perlahan.

Begitu selesai mengganti pakaiannya, Elena langsung berjalan menuju taman yang letaknya di halaman belakang rumah Alberto. Alberto Romano memiliki dua taman, satu taman kecil yang letaknya berada di halaman depan rumahnya—dan satu lagi yang ukurannya lebih besar, lengkap dengan sebuah kolam renang dan lapangan golf mini, yang letaknya berada di halaman belakang rumahnya.

Selama perjalanan menuju taman, lagi-lagi Elena dibuat takjub akan betapa besar dan mewahnya rumah lelaki tampan asal Italia itu. Beberapa lukisan pemandangan klasik dan patung dewa dewi Yunani kuno nampak menghiasi dinding dan beberapa sudut rumahnya. "Sayang sekali, rumah sebesar ini mengapa hanya sedikit ya penghuninya?" gumam Elena bingung.

"Good morning, Miss Elena," sapa Alberto ramah seketika dirinya melihat kedatangan Elena.

Elena hanya tersenyum lalu menarik kursinya dan duduk persis bersebelahan dengan Alberto, sebelum akhirnya mulai memakan sarapannya. "Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Alberto penasaran.

Elena langsung mengangguk, "Enak, enak sekali." Elena hanya terdiam seraya memandangi pemandangan di sekitar rumah Alberto setelahnya. Kedua matanya terlihat menerawang, terus memandangi kediaman Alberto dengan serius bak seorang detektif yang sedang mencari bukti kejahatan.

My Possessive Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang