Selamat Membaca 🍀
Saat mata pelajaran sejarah berlangsung, Seyna diam, lebih tepatnya bengong. Reanna beberapa kali negur Seyna, tapi Seyna sepertinya tidak mendengar suaranya.
Reanna mebelalakkan matanya sewaktu guru sejarah yang tengah mengajar di kelas 11 IPS 2, berjalan menuju mejanya dan Seyna. Reanna mencubit pinggang gadis di sebelahnya.
Seyna meringis pelan, mengalihkan padangannya menatap Reanna kesal. Belum sempat Seyna bertanya, suara seseorang terlebih dulu terdengar.
"Seyna Agatha ..." Pemilik nama itu menoleh. Matanya menerjap beberapa kali dalam hati ia merutuki dirinya sendiri.
"Kamu kenapa dari tadi bengong?" tanya Pak Lukman, guru sejarah yang tengah mengajar.
"E-engga kok, Pak. Saya engga bengong. Dari tadi 'kan saya merhatiin bapak yang lagi ngejelasin," jawab Seyna gugup.
Pak Lukman mengangguk. "Kalau begitu bapak tanya," Seyna menahan diri untuk tidak berdecak. "Coba jelaskan sejarah kerajaan Tarumanegara,"
Seyna sedikit melotot. Demi apa pun! Seyna tidak tau sama sekali tentang kerjaan-kerajaan. Ringisan pelan keluar dari mulutnya.
Matanya melirik ke mana-mana, dengan harapan mendapatkan bantuan dari teman-temannya. Mulutnya terkunci rapat.
"Tidak bisa jawab 'kan? Itu artinya dari tadi kamu memang tidak memperhatikan saya menjelaskan," Pak Lukman mendengus. "Keluar dari sini sekarang dan kerjakan tugas yang saya berikan."
Pak Lukman berjalan menuju mejanya, mengambil dua lembar kertas. Satu kertasnya berisikan soal dan satunya lagi kertas kosong. "Kenapa masih diam di situ? Ambil soalnya, kerjakan di luar."
Seyna menghela nafas pasrah kemudian berdiri. Mengambil kertas yang di sodorkan oleh Pak Lakman, setelah itu berjalan keluar dari kelas.
Seyna memilih untuk mengerjakannya di kursi pinggir lapangan. Kata Pak Lukman, tugas ini harus ia kumpulkan saat jam mengajarnya berakhir.
Hanya saja, tanpa Seyna sadari, sedari tadi ada seseorang yang menatapnya dari jendela kelas.
Orang itu mengangkat tangannya. "Bu, saya izin ke toilet. Mau buang air kecil,"
"Silahkan. Jangan lama-lama atau absen kamu hari ini alfa."
Orang itu mengangguk kemudian keluar dari kelas, tidak memperdulikan pertanyaan dari teman sebangkunya.
Begitu keluar dari kelas, diam-diam ia melangkah menghampiri Seyna. Lalu duduk di sebelah gadis itu.
Sepertinya Seyna tidak menyadari kehadirannya.
"Serius amat, mbak. Ngapain duduk di pinggir lapangan gini?" celetuknya yang membuat Seyna berjengit kaget.
Seyna mendengus, melirik singkat pada orang itu. "Disuruh ngerjain tugas sama Pak Lukman," jawabnya malas.
"Pak Lukman yang guru sejarah itu bukan sih?"
Seyna mengangguk.
"Sini-sini gue bantu ngerjain,"
"Eh! Lo mau ngapain. Balikin kertas gue," protes Seyna ketika kertas berisikan soal itu diambil.
"Udah deh, biar gue bantuin,"
"Galen!"
"Diem." Galen melirik singkat.
Tidak memperdulikan pemuda itu, Seyna merebut paksa kertasnya..Untung saja tidak robek.
Setelah itu, Seyna langsung pergi meninggalkan Galen yang terbengong.
"Kak Arkan!"
Seyna berjalan cepat menghampiri kakak kelasnya itu. "Kak, bantuin ngerjain tugas sejarah dong,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Stranger (END)
Novela JuvenilNama Kelompok : Cyan 12 Genre : Teenfiction Deskripsi : Menjalin hubungan dengan siapapun, selalu berawal dari dua orang yang tidak saling mengenal, alias orang asing. ----------------------------------------------------- Seyna Agatha seorang remaj...