♛07♛

140 22 3
                                    

Yeonho perlahan membuka matanya, rasa pusing tiba-tiba menyerang kepalanya.

Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, sampai akhirnya ia sadar bahwa ia baru saja habis diculik.

Dia terbangun dari tidurnya dan tersadar bahwa ruangan yang ia tempati ini bukanlah ruangan yang asing.

Kamarnya, dia berada di dalam kamarnya sendiri, tapi...bagaimana bisa ia balik ke rumahnya lagi.

Tanpa memperdulikan kepalanya yang masih sedikit pusing, Yeonho pun berusaha bangun dan membuka pintu.

Sayangnya, pintu kamar tersebut dikunci.

Yeonho kembali melihat mengitari isi ruangan, dan berakhir pandangan jatuh ke arah jendela.

Ia bisa saja kabur melewati jendela tapi yang benar saja jika ia harus melompat dari lantai tiga.

Tempat ini terbilang cukup mewah karena pemilik rumah ini termasuk golongan orang kaya, jadi bisa dibayangkan jika jatuh dari lantai tiga ke bawah itu terasa seperti jatuh dari lantai lima.

Oh ayolah, Yeonho ingin kembali menemui kakaknya dan adiknya itu, ia yakin bahwa penghuni rumah disana pasti sedang mengkhawatirkannya.

Rumah ini, tempat dimana harus Yeoho tinggal dan menjalani hidupnya, tapi realitasnya ia malah memilih untuk pergi meninggalkan rumah ini dan mencari kenyamanan tersendiri.

Tidak semua orang yang terlihat baik diluar tetapi di dalamnya juga terlihat baik-baik saja.

Banyak dari mereka yang menyembunyikan ribuan luka di hatinya, tapi mereka yang tersakiti terkadang masih bisa membuat orang lain tertawa.

Ketika ditanya apa alasan mereka rela membuat orang lain bahagia ya tak lain jawaban mereka adalah ketika melihat kebahagiaan orang lain maka mereka sendiri pun juga merasa bahagia.

Tapi itu semua bisa kita ibaratkan pada sebuah makanan.

Jika kalian tidak punya makanan, bagaimana kalian bisa memberikan makanan pada orang lain bukan.

Hal tersebut terkadang berhasil membuat Yeonho berpikir dan membuatnya stress.

Yeonho pun berusaha mencari tali di kamarnya agar bisa kabur melewati jendela.

Ia membuka lemari dan laci meja satu persatu.

Ketika membuka lemari kecil di dekat tempat tidurnya, ia menemukan sebuah benda kecil berwarna emas disertai dengan ukiran khas benda kecil tersebut.

Ia menoleh ke sudut atas ruangan kamarnya, cctv itu masih disana.

Dia pun memasukan benda kecil itu ke dalam saku celananya, tampaknya benda tersebut akan berguna sebentar lagi.

Yeonho masih berusaha mengitari kamarnya dan mencari alat yang dapat membantunya turun dari lantai tiga melewati jendela.

Brak!!

Yeonho terkejut sesaat dia menoleh terlihat seorang laki-laki berparas tua memasuki kamarnya.

"Mau kemana kamu hm? Mau kabur lagi?"

"Aku mau pulang!" Yeonho menyaringkan sedikit suaranya.

"Berani sekali kamu berbicara lantang pada ayahmu ya? Semenjak kamu kabur dari rumah sikapmu sama saja seperti orang berandal"

"Aku juga manusia, sebagai seorang anak, aku juga mempunyai hak untuk menentukan masa depanku sendiri! Ayah tak bisa harus terus menerus memaksaku, yang menjalani semua itu adalah diriku, jika dari awal aku memang sudah tidak niat menjalankannya maka sama saja di akhir nanti hanyalah kegagalan dan penyesalan yang kuterima seumur hidup!"

"Beraninya kamu menceramahi Ayah! Ayah begini karena demi kebaikanmu juga! Perusahaan Ayah sukses besar maka dari itu kamu harus belajar dengan rajin dari sekarang agar kamu bisa meneruskan perusahaan Ayah!!"

"Aku capek Yah! Aku capek!! Aku bukan robot yang bisa diatur seenak hati, otak ku juga bisa lelah, Ayah menyuruhku belajar terus menerus tanpa memberikan waktu jeda sedikit pun untuk beristirahat!!"

"Ternyata kamu menantang Ayah ya! Ikut Ayah!"

Tangan Yeonho di tarik paksa, Yeonho berusaha memberontak dan melepaskan genggaman tangan Ayahnya itu, tapi yang ada semua usahanya hanyalah sia-sia, tenaga Ayahnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dirinya.

Tangan Yeonho di tarik paksa, Yeonho berusaha memberontak dan melepaskan genggaman tangan Ayahnya itu, tapi yang ada semua usahanya hanyalah sia-sia, tenaga Ayahnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apalagi tempat tujuan Ayahnya selain gudang, tempat langganan Yeonho selalu dikunci di situ ketika masih tinggal bersama orang tuanya di rumah ini.

Hampir setiap hari ia dibawa ke gudang dan dikunci di situ hanya karena orang tuanya sering melihatnya tertidur di atas meja belajar melalui cctv.

Siapa yang tidak lelah jika disuruh belajar setiap hari, pulang sekolah hanya di isi dengan waktu belajar, bahkan di hari Minggu pun orang tua Yeonho tetap menyuruh anaknya itu untuk terus belajar tanpa memberikannya waktu libur.

Tiba-tiba Yeonho di dorong masuk ke dalam gudang, dan badanya terhempas begitu saja jatuh di lantai.

Tak lama cahaya dari luar yang menerangi isi gudang meredup seiring dengan ditutupnya kembali pintu tersebut.

Lagi dan lagi, Yeonho di kunci di tempat yang sama lagi setelah beberapa waktu lamanya kabur dari rumah.

zfnnn13_

Moment || Verivery ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang