-Luke's POV-
She looks so perfect standing there.
Dia begitu sempurna di mataku,berdiri di depan sana sambil menyanyi di atas panggung dan tersenyum kepada para penonton seni.Sayangnya,ia sudah punya pacar bajingan macam seorang Harry Styles—playboy,suka memainkan hati wanita dan aku tidak bisa sebutkan yang lainnya.Ia sosok yang sangat tangguh memiliki pacar kurang ajar seperti Harry,pernah ketahuan minum - minuman keras dan bermain wanita.
Mouza,nama akrab sapaannya.Ya,aku menyukainya semenjak aku bertabrakannya di lorong sekolah,awalnya aku menganggap cinta pandangan pertama itu hanyalah sebuah mitos namun,aku benar - benar merasakannya.
"Kau menyukai dia,dude ?" Tanya Theo sahabatku sambil menyenggol siku tanganku.
"Ya,tentu saja,siapa yang tidak menyukainya ? Bertalenta,pintar dan apalagi ia sangat cantik" ucapku jujur,seketika senyuman Theo meredup.
"Sayangnya,aku menyukainya juga,Luke." Ucap Theo tersenyum masam.
"Lalu ? Apakah kita harus bersaing untuk mendapatkan hatinya ?" Tanyaku mengangkat kedua alisku.
"Usul yang bagus,bersaing secara sehat,jika salah satu di antara kita mendapatkan hati Mouza,jangan pernah melunturkan tali persahabatan kita,deal ?" Theo mengulurkan tangannya,aku menelan ludah,dan menjabat tangannya.
"Deal on it" ucapku setuju walaupun masih agak ragu.
***
Kami sudah memulai persaingan berat kami,Theo sudah mencuri start terlebih dahulu dengan memberikan sebuah tangkai mawar ke Mouza,sialan aku terlambat ! Namun,dia sama saja cari mati dengan Harry,bisa gawat ini !
"Lukeeee" panggil seseorang dari arah belakang,aku menoleh dan kudapati Ashton berlari dengan wajah penuh keringat.
"Gawat Luke gawat !" Ucap Ashton sambil menstabilkan napasnya.
"What happening,Ash ?" Tanyaku bingung.
"I-itu Harry bertengkar dengan Theo di lapangan" ujar Ashton yang membuatku terkejut setengah mati.Aku mengangguk dan langsung saja menuju lapangan sekolah dan benar saja,lapangan sudah penuh sesak di kerumuni oleh murid - murid yang ingin melihat Theo dan Harry bertengkar.
"Harry sudah cukup ! Jangan lakukan apapun padanya lagi" jerit Mouza histeris,darah segar mengalir dari mulut Theo.Harry tetap saja memukul wajah Theo yang sudah penuh luka.
"Sudah hentikan itu,Harry !" Pekik Mouza dengan isak tangisnya,aku tahu kau wanita tangguh Mouza,jadi bersabarlah aku akan mengganti posisi pria bajingan itu dengan diriku.Beberapa guru datang dan membubarkan kerumunan siswa tadi dan menghentikan perkelahian Harry dan Theo.Aku tahu aku sahabat yang buruk bagi Theo tapi,kau tahukan ? Aku tidak mau cari perkara dengan Harry dan geng nya.
Aku segera membantu Theo bangun dan membawanya ke Ruang kesehatan Sekolah.Dan membantunya naik ke ranjang.
"T-thanks,uh" ucapnya.
"Urwel,kenapa kau mencari mati begitu dengan Harry ? Kau tahu kita harus mendekati Mouza perlahan" ujarku pelan.
"Aku tahu,seharusnya aku berpikir sebelum bertindak" ucapnya.
"Sebaiknya,aku harus kembali ke kelas dulu,See ya.Get well soon,buddy" ucapku pergi meninggalkan ruang kesehatan.
Aku berjalan kembali menuju kelas yang jaraknya tidak terlalu jauh dari ruang kesehatan tadi.Namun,aku mendengar suara seorang wanita menangis,entah kenapa hatiku menyuruh untuk mendatanginya.Dan benar saja aku mendapati Mouza sedang menangis di bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffee ❌ One shot(s)
FanfictionHanya kumpulan One shot(s) tanpa,Request :) All right reserved ©2014 by Nialldosxx