4. Twice

66 9 1
                                    

Haloo gais...

Happy Reading...

***

'Dulu ku pikir orang tepat itu tidak ada, tapi sekarang aku percaya. Karena hanya dengan melihatnya saja, gundahku sekejap sirna.'

***

L

ima belas menit kemudian akhirnya anggota Red Velvet tiba di lokasi dimana latihan akan dilaksanakan. Irene, Sang Leader memipin yang lain menuruni mobil van.

"Seulgi ku peringatkan, berhati-hati."

Seulgi mengangguk.

Dan semuanya mulai memasuki pintu masuk gedung. Baru saja lima langkah, netra Irene berhasil menangkap keberadaan Jimin yang tengah menyandarkan tubuhnya pada dinding sebelah kanan. Pandangan cowok itu terarah ke bawah. Sehingga tak menyadari bahwa anggota Red Velvet sudah tiba.

"Seulgi, bukan kah itu kekasih mu?" tanya Irene menghentikan langkahnya. Matanya memandang ke arah Jimin.

Semuanya ikut berhenti dan mengarahkan pandangannya mengikuti arah pandang Irene. Seulgi memicingkan matanya. Benar, dia Jimin. Kekasihnya.

"Unnie, kalian semua duluan, aku akan menemui Jimin sebentar."

Semuanya mengangguk kemudian mulai kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Seulgi- berjalan menuju ruang tunggu yang sudah di sediakan untuk mereka.

Selepas kepergian anggota Red Velvet yang lain. Seulgi mulai melangkahkan kakinya mendekati Jimin yang masih belum menyadari kehadirannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Seulgi begitu tiba dihadapan Jimin.

Jimin yang tengah menyandarkan tubuhnya pada dinding, tersentak kaget. Tubuhnya langsung berdiri tegap.

"Apa yang kau lakukan di sini dan kenapa kau melamun?" tanya Seulgi sekali lagi.

Dengan kekagetan yang masih tersisa, Jimin menggeleng. Tersenyum. Berusaha meyakinkan Seulgi bahwa tidak ada yang terjadi ataupun yang harus dikhawatirkan.

"Anniya. Aku hanya sedang menunggu kekasih ku," ucap Jimin tersenyum tangannya mengacak gemas rambut Seulgi.

Seulgi berdecak kesal. Sedikit tak percaya, namun dirinya abaikan.

"Kalo begitu, ayo kita masuk. Sebentar lagi latihan kita akan mulai," ucapnya tersenyum.

Jimin mengangguk. Menggenggam erat tangan Seulgi dan berjalan beriringan menuju ruang tunggu Red Velvet.

"Apa setelah latihan kau ada jadwal?" tanya Jimin.

Seulgi mengangguk, "Emm! Aku ada pemotretan untuk season greeting tahun depan."

Jimin mengangguk, "Jaga kesehatanmu, jangan sampai kelelahan."

Seulgi tertawa, "Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu. Jadwal mu lebih padat dariku."

Jimin mengusap rambut Seulgi, "Aku lelaki. Aku kuat."

Seulgi tertawa, "Baiklah terserah apa katamu. Tapi, tetap saja jangan terlalu memforsir tenagamu. Istirahatlah kalau kau lelah," ucap Seulgi lembut.

Jimin tersenyum. Menghentikan langkahnya kemudian memeluk Seulgi erat. "Terima kasih sudah hadir dalam hidupku."

Seulgi membalas pelukan Jimin. Tangannya mengusap punggung cowok itu. "Terima kasih juga sudah menjadi hal terindah dalam hidupku."

Jimin semakin mengeratkan pelukannya. Nyaman. Itulah yang Jimin rasakan. Jimin merasa tenang. Kegelisahan yang sempat dirinya rasakan, lenyap seketika.

Tak berbeda jauh dengan Jimin, Seulgi pun merasa nyaman. Seulgi merasa terlindungi. Pelukan Jimin membuatnya berani mengambil resiko. Seperti dua tahun yang lalu.

"Ekhem!" deheman seseorang menghentikan aksi peluk memeluk Seulgi dan Jimin.

Begitu keduanya melepaskan pelukan mereka, Heechul sudah berdiri dihadapan mereka, dengan semua anggota Twice yang berada di samping cowok itu.

"Yak! Kenapa kalian berpelukan di tengah jalan seperti ini," ucap Heechul kesal.

Jimin dan Seulgi menatap malas Heechul. Bukan sedang bersikap tak sopan, tapi beginilah hubungan mereka. Heechul yang tak ingin diperlakukan layaknya sunbenim.

"Hyung, kau menghancurkan kebahagiaan ku," ucap Jimin kesal dan merangkul pundak Seulgi.

Seulgi tersenyum canggung. Apalagi kini bukan hanya Heechul yang ada di hadapan mereka tapi anggota Twice juga sedang menatap mereka.

"Jim lepaskan rangkulan mu," bisik Seulgi pelan.

"Tenang saja mereka sudah tahu hubungan kita," ucap Jimin.

Seulgi kemudian menatap Heechul, "Oppa, apa kau yang memberitahunya?"

Heechul tersenyum, "Maafkan aku, Seul."

"OPPA," teriak Seulgi kesal. Langsung saja gadis itu memukul Heechul dengan pukulan tak seberapa nya.

Ditengah aksi memukulnya, Seulgi dikejutkan dengan pertanyaan salah satu anggota Twice.

"Jadi kalian benar-benar berkencan?" tanya Jeongyeon yang sedari tadi diam menatap interaksi dihadapannya.

Jimin yang mendengar pertanyaan tersebut, menjadi kesal. Masih segar diingatannya apa yang Jungkook katakan.

Tiba-tiba Jimin tersenyum miring. Inilah saatnya. Sebelum Seulgi menjawab, Jimin terlebih dahulu memeberikan jawaban yang membuat seluruh anggota Twice kaget bukan main.

"Tentu saja. Sudah dua tahun sejak kita memutuskan berkencan," ucap Jimin sambil menggenggam tangan Seulgi.

"Astaga aku tidak percaya ini. Bagaimana mungkin kalian bisa merahasiakan ini selama itu," tanya Nayeon syok.

Seulgi tersenyum merasa bersalah. "Maafkan aku tidak memberitahu kalian."

"Aniya. Kami mengerti. Akan sangat sulit jika banyak idol yang mengetahui hubungan kalian," ucap Ji Hyo cepat.

"Terima kasih," ucap Seulgi tersenyum lembut.

"Sudahlah. Aku turut bahagia mendengar bahwa kalian benar-benar berkencan. Meskipun terlambat ku ucapkan selamat. Semoga hubungan kalian sampai pada tahap yang lebih serius," ucap Nayeon yang langsung membuat Seulgi salah tingkah.

"Yak! Apa yang kau katakan," ucap Seulgi malu. Semuanya tertawa kecuali Jeongyeon tentunya.

"Baiklah sudahi acara selamat-selamatnya. Twice, kita harus segera pergi," ucap Heechul.

Semuanya mengangguk, "Kita harus pergi. Ku tunggu traktiran kalian," ucap Nayeon tersenyum kemudian mengikuti langkah Heechul yang sudah berjalan lebih dulu disusul anggota Twice yang lainnya.

"Jadi kapan hubungan kita naik pada tahap yang lebih serius?"

To be continued

What If We... - SEULMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang