●●●
jeffrose_'s present
●●●
KEESOKAN paginya di Maria Russel, Dejun terlambat bangun dengan kepala pusing. Jam sudah menunjukkan pukul 9, keadaan sudah terang benderang.
Dejun bangun lalu membuka pintu balkon. Air laut di pagi hari menguarkan bau asin yang menyenangkan. Para camar berterbangan di atas kapal, suara mereka seperti kucing yang kelaparan. Tepat saat memikirkan hal itu, perut Dejun berbunyi. Padahal baru beberapa jam yang lalu ia menyelesaikan makan malam.
Ia lalu bergegas menyiapkan diri dan pergi ke restoran. Ternyata pada waktu sarapan, restoran Maria Russel berada di luar ruangan. Dejun duduk persis di samping pagar pembatas, memungkinkannya untuk terus menatap pemandangan laut tanpa sekalipun menyentuh makanannya.
Ia memesan berbagai macam roti Prancis dengan minyak zaitun Italia, tak lupa dengan teh manis yang masih mengepulkan uap di atasnya.
Keadaannya begitu tenang dan normal, sehingga Dejun hampir melupakan kejadian tadi malam. Namun sebelum hal itu terjadi, kemunculan Hendery beserta Joy dan Park Chanyeol yang duduk beberapa meja di depannya itu membuat jantungnya kembali berdebar kencang.
Joy terlihat baik-baik saja. Gadis itu masih melayani pembicaraan Park Chanyeol dengan sabar dan senyuman. Ia sepertinya tak mengetahui apapun tentang tadi malam. Sementara Hendery yang duduk di sebelahnya menyadari keberadaan Dejun. Pemuda dengan poni rambut yang menutupi matanya itu menatapnya tajam sedari tadi.
"Ah!" Joy mengikuti arah pandangan Hendery, kemudian ia melambai dengan semangat. "Selamat pagi!"
Dejun tersenyum sopan. "Selamat pagi."
Chanyeol memberi isyarat Dejun untuk mendekat. Dejun pun menurut, ia pergi ke meja mereka sembari membawa cangkir tehnya.
"Kau kuat minum juga, ya," ujar Chanyeol sembari merangkul Dejun.
"Tidak seberapa, Tuan," ujar Dejun merendah. "Saya justru agak pusing pagi ini."
"Aku juga mual sekali tadi malam," kata Joy menambahkan. "Tapi anggur kapal ini memang enak sekali."
"Omong-omong soal mual dan pusing. Kau terlihat jauh lebih baik sekarang," ujar Dejun kepada Hendery.
Hendery melemparkan tatapan sengit. Namun kali ini Dejun sudah kebal, ia malah membalasnya dengan senyum ramah.
"Semenjak bersamamu kemarin, ia sudah sehat sama sekali." Joy mengusak pucuk kepala Hendery.
"Seharusnya ia memang selalu sehat dalam setiap perjalanan," tambah Chanyeol. "Aku kasihan pada Joy yang hanya mengurusnya tanpa menikmati perjalanan."
"Ah, omong kosong," sanggah Joy. "Aku sama sekali tak keberatan."
Dejun meminum tehnya. Ketiga orang yang duduk bersamanya lebih mirip keluarga kecil yang sangat dekat ketimbang atasan dan para sekretarisnya.
"Ah, hari yang cocok sekali untuk berenang," ujar Chanyeol sembari melihat ke bawah, ke arah kolam renang. "Joy, tolong siapkan baju renang untukku."
"Baik, Tuan." Ia lalu menoleh kepada Dejun. "Kau mau ikut bersama kami?"
"Boleh, tentu saja," jawab Dejun agak terlalu bersemangat. Ini kesempatan yang baik untuk mencari tahu kebenaran dari air kolam renang itu.
"Baiklah. Kami tunggu nanti siang, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
High By The Beach ● HenXiao ●
Fanfiction[Completed] Lights, camera, acción Xiao Dejun bingung. Ia selama ini yakin telah menikah dengan wanita baik-baik ㅡmeskipun ia tahu istrinya sama sekali tidak mencintainya, tapi itu bukan masalah, ia pun menikahi wanita berusia 40 itu semata-mata kar...