"Gege, Chenle susah nih ambilnya."
Renjun menoleh. Didapatinya sang adik berusaha meraih yoghurt strawberry. Dahi Renjun berkerut.
"Tidak ada yoghurt tuh." Renjun melirik daftar belanjaan di tangannya.
"Memang tidak ada di situ." Chenle berjinjit sampai menggigit bagian dalam pipinya.
"Lah terus? Papa kasih kamu kertas tambahan?" Renjun bingung.
Chenle menggeleng. "Ada di kepala aku."
"Yah." Renjun menjitak kepala Chenle. "Kalau tidak ada berarti jangan dibeli. Papa kan suruh kita ke sini buat beli bahan untuk kue."
"Cookies Papa pakai yoghurt."
"Papa kan mau buat bolu." Renjun meninggalkan Chenle. Chenle merengut.
Chenle berakhir membantu Renjun mengambil bahan-bahan kue. Semua ia lakukan tepat bersebelahan dengan Renjun agar semua terpantau. Beruntung antrian kasir pendek, Renjun dan Chenle cepat sampai rumah.
"Aaaah, kartunnya sudah mulai!" Chenle langsung naik ke kamarnya tanpa menyapa Kun.
Kun menggeleng sambil mengulen adonan. Renjun merapikan belanjaan. Dia mengeluarkannya satu persatu.
"Kamu beli permen coklat? Bukannya masih ada di rak?" tanya Kun.
"Buat Chenle, Pa. Kasihan. Tadi minta yoghurt kularang." jawab Renjun. "Aku janji kupantau."
Kun tersenyum kecil. Mungkin tanpa Renjun dia akan kesusahan mengasuh Chenle seorang diri. "Terima kasih, Renjun."