Kerasukan Dalam Mall

294 14 2
                                    

Selesai meet up saat kantor masih di Nanggewer Bogor, tiba tiba hape berbunyi berkali kali

"Hallo? Dengan siapa dimana?" Itu kebiasaan aku terima telp saat mo masuk tidak aku kenal.
"Teh Rani ya, teh ini Mawar dari toko baju mall saya diminta ustadz Rahmat telp teh Rani." Kata suara itu.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" Aku tak bisa menebak karena kenapa harus orang lain yang menelpon.

"Teh diminta kesini ada urusan penting, gawat pokoknya, Mawar gak bisa jelasin ya, tolong segera ya." Kata Mawar.

Aku mengernyitkan alis, urgent? Aduh gimana ini, kerjaan ... Atau nolong yang lagi urgent. Otakku segera memutuskan gass ke mall.

Aku masuk ke ruang manager area, izin dua jam dan Alhamdulillah diizinkan.

Saat sampai mall, di toko ustadz Rahmat sedang banyak orang berkumpul, aku melihat dari balik orang orang yang berkerumun ternyata sedang ada yang kerasukan.

Ustadz Rahmat sedang membacakan surat Yasin ternyata diikuti oleh yang kerasukan dengan sangat fasih. Tiba tiba ada orang yang menyeruak masuk ke kerumunan itu.

"Sini sini, berat ini gak bisa dengan surat surat Al Qur'an, sini sama saya!" Semua pandangan menuju orang itu, pak ustadz Rahmat sangat terkejut tapi tetap memberi ruang pada orang tersebut.

"Coba saya yang nyembuhin pak, nama saya Jarwo."

Dengan bicara begitu, membuatku penasaran, apa sih yang bakal dilakukan bapak ini, semua berharap kesembuhan dari bapak ini karena katanya udah beberapa ustadz gak bisa nyembuhin.

"Siapa kamu?!" Tanya pak Jarwo
"Aaargghh!" Itu jawaban pesakitan yang kerasukan.
"Siapa?!" Meski di bentak sedemikian rupa yang kerasukan itu tidak menjawab juga.

"Kalau gak mau ngaku, baiklah! Kamu minta apa biar segera meninggalkan tubuh ini?" Saat bertanya seperti itu aku segera masuk

"Jangan menawarkan apapun pada setan!"

Semua mata memandang ke arahku.

"Lah terus mau membiarkan orang ini kesurupan?" Tanya pak Jarwo lagi, tapi sebelum aku jawab, yang kesurupan itu menjawab dengan cepat.

"Darah!"

Aku sudah duga, ini pasti jawabannya dan pasti ditanya darah apa.

"Darah apa? Biar kami cepat sediakan!" Kata pak Jarwo.

"Grrrrrrtt manusia!" Kata yang merasuki tubuh sales baju itu.
"Gak bisa! Aku carikan darah binatang saja!" Lanjut pak Jarwo.
"Aku minta darah manusia! Baru aku pergi dari sini!"

Habis akal pak Jarwo membujuk makhluk yang ada didalam tubuh itu. Aku menatapnya marah, udah terucap seperti itu akan susah untuk mengendalikan makhluk tersebut, hal yang di ucapkan pak Jarwo adalah dianggap janji oleh makhluk itu.

Mata pak Jarwo menatapku tak bersahabat juga.

"Kalau lo bisa kenapa gak bantu!" Kata pak Jarwo.
"Bapak bicara begitu karena sudah gak sanggup kan?" Kataku sambil mendekati orang yang kerasukan itu, tapi tak di sangka pesakitan itu meronta hingga orang yang memeganginya semuanya terpental.

Pesakitan itu mendekati pak Jarwo dan hampir mencekik pak Jarwo, beberapa bapak bapak yang hadir segera menarik pesakitan itu dan kembali memeganginya.

Kali ini karena berkali kali berontak, tiap tangan dan kaki yang megangin dua orang.

Aku bingung harus gimana, saat kebingungan aku melihat ada kawan yang mengerti hal seperti ini.

" Bang, bantu Rani kita bareng bareng sembuhkan mbak ini." Kataku
"Kenapa Ran? Oh iya kamu daerah kepala aku kaki!"
Kami kalborasi saat aku hampir nyipratin air tiba tiba pak Jarwo nyembur pesakitan langsung dari mulutnya, tapi tak lama dari itu, dia ikut kerasukan, dengan terpaksa pak Jarwo di pegangin juga, tapi prioritas kami tetep si mbak ini, aku dengar udah empat jam belum sembuh.

Saat aku baca Alfatihah pesakitan mengikuti bacaanku dengan fasih juga, aku tak peduli, hingga air yang aku pegang aku cipratkan kewajahnya, dan dari kaki bang Rio menarik keberadaan makhluk tersebut, tanpa bicara bang Rio langsung tepukkan kedua tangannya ke bumi.

Ternyata yang masuk gak cuma satu tapi yang paling kuat sudah keluar.

"Yang masih di dalam! Keluar sekarang atau aku pindahkan ketempatku yang kalian benci!" Kata bang Rio.

Perlahan lahan, kesadaran si mbak tadi muncul dia merasa kelelahan dan sakit sekujur badan, aku suruh dia minum air tadi agar tidak kemasukan lagi, aku tutup juga seluruh jalan masuk makhluk ke tubuh si mbak.

Untuk pak Jarwo aku serahkan ke yang lain, kebetulan hanya di pegang pak ustadz Rahmat pak Jarwo sudah sadar.

Kami saling bertatap sebentar setelah itu aku pamit ke pak ustadz Rahmat.

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang