Happy reading
***
Kanaya Gigi Amora, seorang dokter yang memiliki hati selembut sutra, siapapun yang bertemu dengannya pasti akan langsung menyukai keramahannya jika, biasanya kebanyakan pasien takut pada keberadaan dokter ataupun alat alat kesehatan yang selalu melekat pada pekerjaan seorang dokter maka, Kanaya mampu membuat apa yang meraka takutkan itu menjadi hal yang biasa, tak menjadi semengerikan seperti apa yang mereka bayangkan. Diusianya yang baru menginjak umur duapuluh dua tahun, ia telah berhasil mendapatkan gelar sebagai seorang dokter spesialis gigi dan telah dipekerjakan di sebuah rumah sakit yang cukup terkenal. Berkat otak cemerlangnya, ia berhasil menyelesaikan sekolah menengah pertama dan sekolah menegah atasnya selama masing masing dua tahun, serta menyelesaikan kuliahnya dalam waktu lima tahun.
Sebenarnya menjadi seorang dokter bukanlah cita citanya karena, selama ini ia bercita cita untuk menjadi seorang polisi wanita namun, sayangnya ia tak memiliki fisik yang cukup kuat untuk menjadikan dirinya sebagai seorang abdi negara. Mau tak mau ia melanjutkan sekolahnya untuk menjadi seorang dokter dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh beasiswa yang ia dapat terima berkat otak cerdasnya.
“Pagi, Dok,”sapa salah seorang perawat yang berjalan berselisih dengannya.
“Eh. Selamat pagi juga, Diana,” sapa Kanaya belik dengan wajah berbinar binar membuat perawat yang bernama Diana itu ikut bahagia.
Kanaya melangkahkan kakinya santai menuju poli gigi, dimana ia akan bekerja mengobati gigi gigi pasiennya namun, dirinya lebih bahagia saat ia bisa mengobati anak anak kecil yang selalu tampak menggemaskan dimata Kanaya.
Mata Kanaya menajam saat dirinya tak sengaja melihat seorang gadis kecil yang sedang menangis seenggukkan dipangkuan seorang pria tampan yang Kanaya duga sebagai Ayah dari gadis manis itu sedangkan sang Ayah berusaha menenagkan putrinya itu dengan wajah paniknya. Kana berinisiatif untuk mendekati gadis manis bersama Ayahnya itu, apalagi saat Kanaya sadar bahwa mereka sedang duduk di kursi tunggu yang berada di depan rangan poli gigi.
“Permisi,” ucap Kanaya canggung yang hanya ditanggapi dengan tatapan dingin dari Ayah gadis itu,”Hmm?”
Kanaya hanya tersenyum simpul saat melihat tatapan penuh tanya dari pria didepannya ini,”Bolehkah aku menenangkan gadis manis ini?”
Tanpa keraguan pria itu langsung mengizinkan niat baik Kanaya untuk menenangkan anaknya ini.
‘Hai! Siapa namamu gadis manis?”tanya Kanaya yang telah membawa tubuh gadis mungil itu kegendongannya, untuk beberapa lama gadis manis itu hanya terdiam menatap intens wajah cantik milik Kanaya.
“Hiks...namaku Cecil,” ucap gadis manis itu ditengah tengah isakkannya, Kanaya menghapus airmata Cecil yang meluncur deras dipipinya,”Mengapa kamu menangis, Cecil?”
“Huaa! Gigi aku goyang terus disuruh sama Daddy buat cabut gigi, tapi aku
takut...hiks,hiks,” dengan tangis yang seakin kencang, Cecil berusaha untuk menjelaskan apa
yang terjadi dengan susah payah menehan isakkannya dan itu benar benar menggemaskan dimata Kanaya, gadi manis itu berhasil membuat Kanay terkekeh geli atas tingkah menggemaskannya.
“Cecil dengar kata tante ya. Kalau misalnya gigi Cecil gak dicabut nanti mlah tambah sakit loh... nanti, Cecil juga gak bisa makan es krim sama coklat nanti,”ucap Kanaya yang mampu
membuat Cecil mengembungkan pipinya dengan alis yang mengerucut, saat itu Cecil benar benar mengemaskan dimata Kanaya,”Benelan?”
“Iya, tante janji. kalau Cecil mau giginya dicabut, cecil boleh makan es krim sama cokelat. Hmm, nanti tante yang beliin,” bujuk Kanaya dengan lembut yang langsung mendapat anggukkan antusias dari Cecil namun, wajah Cecil tiba tiba berubah drastis,”Tapi, Cecil takut sama dokternya. Gimana kalau dokternya galak, terus nanti marah marahin Cecil,”
Tawa Kanaya langsung pecah saat mendengarkan penuturan Cecil yang begitu polos,”Kamu tau kalau dokternya gak galak karena, dokter yang cabut gigi Cecil nanti itu Tante,”
“Beneran?”tanya Cecil dengan wajah tak percayanya,”Iya, Beneran,”
“Tapi, ada syaratnya” ucap Cecil dengan wajah misterius yang terkesan dibuat buat,”Cecil! Jangan nyusahin,”
“Gak apa apa,”
“Cecil kasih tau syaratnya nanti aja. Sekarang, ayo kita cabut gigi, Mom,” ajak Cecil
membuat Kanaya dan Ayahnya terkejut, bukan karena ajakkan Cecil, melainkan karena panggilan Cecil pada Kanaya tadi.
“Mom?”
“Iya! Mulai sekarang aku panggil Tante, Mommy,” ucap Cecil begitu bersemangat.
Ayah Cecil memandang takjub kearah dokter cantik itu. Bagaimana bisa wanita itu mampu mengambil hati dn perhatian Cecil dalam waktu tak sampai setengah jam, sedangkan Cecil tak pernah suka jika dirinya memperkenalkan wanita yang menjidi teman kantor atau hanya sebagai clien bisnisnya.
“Jangan memandangku seperti itu. Perkenalkan, namaku Kanaya Gigi Amora,” tubuh pria itu
langsung menegang saat mendengar penuturan dokter cantik diepannya ini, namun dengan cepat pria itu menyunggingkan senyum manisnya kerah Kanaya.
“Saya, Adrian Virgo,” ucap pria yang bernama Adrian Virgo itu dengan nada datarnya,”Hai! Nice to meet you, Adrian,”
“No, no! Untukmu, panggil saja aku Virgo,”ucap Virgo yang menujukkan senyum termanisnya pada Kanaya dan tentu saja itu mampu membuat pipi Kanaya memarah seketika.
“Oke, Oke. Kalau begitu saya permisi untuk mencabut gigi gadis manis ini,” ucap Kanaya yang mencium pipi Cecil yang berada di gendongannya.
‘Oke, aku telah mendapatkamu. Sekarang kau terlihat begitu cantik dan aku berjanji untuk menjadikanmu sebagai ibu dari Cecil dan tentunya menjadi istriku’ Virgo membatin dengan liciknya dengan mata yang terus menatap intens punggung Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love with Duda
RomanceKanaya Gigi Amora, seorang dokter gigi yang akrab disapa Kanya itu merupkan pribadi yang ceria hingga sebuah kejadian membuat dirinya menjalani hidup tanpa warna. Masa masa SMA yang dikatakan paling menyenangkan oleh banyak orang sama sekali tak dir...