Sukhoi SJ 100-Tragedi di Puncak Salak

256 9 1
                                    

2012 adalah masa paling horor dalam hidup gw. Gimana enggak.?? Ditahun ini gw resmi menyandang gelar duda dan harus terlibat cinta segitiga yang sangat menguras energi setelahnya. Kehidupan gw terbalik total ditahun ini. Rekening Bank kosong melompong karena majalah tempat gw bekerja juga memtuskan untuk tidak menggunakan jasa gw lagi. 2012 isu kiamat yang gencar dijagad maya memang benar-benar terjadi. Beneran lo bang,? Iyaa buat gw rasanya kiamat. Semua menghilang bahkan tak sedikit yang meninggalkan hutang dibelakang gw. Sialan. Dah kabur ninggalin beban lagi.

Anak-anak juga berbalik membenci dan sulit sekali untuk ditemui. Tidak hanya itu teman teman gw juga banyak yang pergi dan menjauhi. Cuma satu yang masih asik sampe sekarang yaitu Mr. Mbeng. ( Romy Damar Surya ) Dia yang kadang-kadang ngasih gw job nulis untuk sekedar menutupi kebutuhan hidup sehari hari. Walau berat semua cobaan ini gw jalani dengan tabah. Nikmatiin aja. Seberat beratnya toh gw masih bisa mengarunginya.. Pusing kan cuma ada dipikiran sedang hidup itu fakta dan kenyataan. Ha ha ha.. Pusing pusing lu embat juga bang.. Bis bijimane lagi.. Enak tong.. Nambah dua malahan..

Disaat kejadian menghilangnya Sukhoi Sj 100, 9 Mei 2012 Posisi gw lagi di Buncit. Disini gw lagi asik makan berdua ma neng tralis. Tiba tiba BB jadul berbunyi. Pesan singkat ini mewajibkan para Intrusktur agar segera merapat ke Base Camp. Selesai makan dan antar dia balik ke kostnya gw langsung cab ke Setu Babakan. Sampai sana meeting sudah memasuki babak akhir dan akhirnya gw manggut mangut aja ikuti pengarahan dari Ketua Umum.

Gw kebagian sebagai Team pencari yang akan diterjunkan ke beberapa titik setelah pengamatan lapangan oleh seorang ahli navigasi. Malam itu team segera bergerak ke Cidahu. Perlengkapan standar untuk bergerak cepat semua telah disiapkan dengan baik. Sepanjang perjalanan terjadi diskusi kecil perkiraan letak pasti jatuhnya Sukhoi SJ 100 di gunung Salak. Banyak asumsi serta pendapat yang naik kepermukaan. Gw mah manggut manggut aja. Badan gw emang disini pikiran gw mah dimana tau. Dari semua pendapat tersebut gw yaqin Pesawat Jatuh di areal puncak salak 1 dengan akses terdekat dan terbaik dari Cimelati.

Mobil bergerak mulus hingga Cicurug. Disini barulah terjadi penumpukan kendaraan yang luar biasa. Truk truk tentara dan relawan nampak menyemut menunggu giliran masuk menuju Javanaspa. Gak tau berapa lama kita masuk dalam antrian panjang hingga baru bergerak lepas menuju Javanaspa. Tiba di Hellipad sekitar jam 3 dini hari. Semua orang nampak sibuk, nampak tegang dan menerima arahan dari komandan regunya masing masing. Kepadatan manusia serta kesibukan luar biasa terjadi ditempat ini. Setelah Briefing singkat dengan seluruh anggota team pencarian gabungan. Maka team yang telah dibentuk tersebut segera bergerak untuk menuju areal puncak salak.

Gw yang dah rapih rapih harus mengurungkan niat gw dan mencoret team Jakarta Rescue dalam pemberangkatan lewat Cidahu. Why.. Panggilan radio dari pusat mewajibkan kita untuk meluncur ke CIjeruk pagi itu juga. Ada info spesifik yang baru didapatkan. Tanpa menunggu lama kendaraan bergerak menyusuri malam menuju lokasi yang ditetapkan. Sampai Cijeruk matahari sudah terang dan ternyata anggota team yang lainnya juga sudah berkumpul disana. Tanpa banyak bicara kita segera berkumpul di Tenda Komando, yang lain briefing gw mah tidur. Capek banget badan ma pikiran gw.

Pak Pinton, Pakde Roso dan beberapa sepuh menjaga tenda komando sedang anak anak muda segera bersiap untuk melakukan tracking area menyusuri setiap jengkal lokasi yang ditetapkan sebagai lokasi pencarian. Setelah menerima briefing dari Danrem Suryakenca Bogor maka seluruh anggota team bergerak menyusuri titik lokasinya sendiri. Gw yang kebetulan harus berurusan dengan perut akhirnya tercecer dibelakang. Logistik standar serta peralatan survivor aja yang gw pegang saat itu.

Setelah 4-5 jam membelah hutan rimba. Gw bertemu dengan beberapa awak media, Mereka adalah reporter dan kameramen MNC TVRI dan SCTV karena buta jalur dan bingung mau kemana akhirnya mereka semua ngintillin gw. Kondisi jalur salak yang tajam menekuk lutut tentu sangat menguras tenaga. Para awak media ini juga lupa membawa perbekalan hingga pendakian terpaksa gw dihentikan untuk menunggu asupan logistik yang mereka pesan. Berhubung malam telah datang maka gw putuskan untuk ngebase. Bivak darurat segera berdiri dan mereka semua berlindung disana. Gw sendiri bikin kasur daun dengan bivak A lalu istirahat disana.

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang