Sumbing 2015- Misteri Pendaki Tanpa Kepala. Part 1

201 7 0
                                    

Setelah pendakian Argopuro pada Desember 2014 gw vacum acara naik naik gunung sampai awal maret 2015. Hingga suatu malam didepan Blackbur cafe gw lagi nongkrong ma pepeng, ugay dan odon ada ajakan yang menyejukan jiwa raga.

"Nge. Kita mo ke Sumbing anterin bisa kan.??"

"Bisalah peng" gw bilang. "Berapa orang..??"

"Rencananya sih berempat tapi komeng bloom jelas bisa jalan apa enggak".

"Ohh oke aja gw mah."

Rupanya pendakian sumbing telah lama mereka rencanakan. Obrolan mengalir deras bagai aliran air diantara bintang bintang yang bersinar terang. Setelah beberapa malam membahas pendakian ini akhirnya peserta viks berjumlah 6 orang. 4 Jakarta 2 madiun. He he he he.. Alhamdulillah bathin gw. Otak mumet kaki gatel karena kelamaan gak gendong keril akhirnya cair juga. Esok sorenya setelah semua prepare mateng kita bergerak menuju pool bus Sinar Jaya di Pasar Minggu. Setelah beli tiket dan nunggu kurang lebih satu jam akhirnya roda roda bus bergerak meningalkan kota Jakarta menuju Wonosobo. Kurang lebih satu malam berada didalam badan bus akhirnya pukul 10 pagi kita tiba diterminal Wonosobo. Duhh pantat gw ilang rasanya. Repa repe ternyata masih ada.. Alhamdulillah walau rada tepos tapi masih ngejoss bro.. He he he he.

Setelah menghirup udara segar terminal kita langsung bergerak menuju Garung. Sebuah desa yang merupakan gerbang klasik pendakian gunung sumbing. Gak sampai satu jam kita tiba dilokasi. Harusnya kita bisa langsung bergerak naik setelah semua urusan registrasi diselesaikan tetapi berhubung menunggu anak Madiun yang membawa sepeda motor dari kota asalnya akhirnya kita duduk santai hingga mereka tiba dilokasi.

"Uhuui lama juga jam 2 sore mereka baru pada datang. Istirahat dulu bro. Sambil nunggu hujan reda gw masak dulu nasi liwet PerLak NyangGo ala chef pa tungz."

"Apaan tuh bang perlak nyanggo.??"

"Laper galak kenyang bego. Ha ha ha ha."

"Akh sue gw kira apaan bang. Cara masaknya bijimane bang.??"

"Ohh kau gak tau.."

"Kagak bang.!!"

"Wani piro.. He he he he. Pertama biasalah cuci beras lalu masukan nesting. Masukan air secukupnya. Minyak goreng 2 atau 3 sendok makan lalu daun salam, sereh, jahe dan royco kalo ada tambahin creamer dikit. Dikit aja jangan banyak banyak. Jika semua bahan dah masuk. Rebus semua bahan dengan api normal tunggu hingga air sat lalu angkat dan diamkan sekitar 10 menit. Setelah 10 menit naikan lagi nesting keatas kompor nyalakan api kompor kecil saja. Tunggu sampai sekitar 15 menit kemudian angkat. Diamkan lagi sebentar baru santap. Ingat selama proses memasak jangan sekali kali beras diaduk aduk. Tutup rapat nesting agar panas maksimal. Gak usah sering dibuka buka cukup sesekali untuk memastikan air sat atau kondisi beras sudah berubah sempurna menjadi nasi atau belum."

"Jiah ternyate gampang ya bang."

"Gampanglah kalo tau. Kalo enggak. Nasi kagak bubur kagak. Aron juga kagak."

"Galak dah lo pade kalo lagi kelaperan. Ha ha ha ha.."

"Kelar masak nesting gw bungkus koran lalu sweater untuk menjaga agar nasi tetap hangat sepanjang perjalanan"

"Lho kok bisa bang.?"

"Bisa lah. Jadi kita masak di base camp makan dijalur masakan kita tetap ngepul dan hangat."

"Caranya.??"

"Ya itu tadi. Selesai nasi tanak. Bungkus nesting dengan kertas koran lalu bungkus lagi dengan sweater ikat dengan kresek. Ikat mati Dijamin tuh nasi masih ngepul sampe lo laper nanti."

"Wadehh makasih bang"

"Iya sama sama tong. Besok besok jangan kelaperan dijalan lagi yah."

"Oke bang."

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang