Apakah ini yang dinamakan bebas yang selama ini di impikan?
***
Hari ini adalah hari baru buat Aska. Hari hari dimana semuanya berubah setelah operasi jantung tepatnya satu bulan yang lalu.
Kini Aska menjadi sedikit bebas untuk melakukan aktivitas luar. Inget cuma sedikit bebas. Yah walaupun ada batas untuk dirinya bermain di luar sana.
Walau bagaimana pun, bukan cuma hari hari nya yang berubah, dirinya dan sikapnya juga turut berubah. Aska yang dulu bukan lagi seperti sekarang. Dulu ada polos polos tapi gak untuk sekarang yang ada bolos bolos aja. Tapi tenang aja, Aska tetap gak ngelawan apa yang di ucap oleh orang yang lebih tua dari nya kok. Palingan cuma di sekolah aja sikapnya jadi bad boy, alahh kalau di rumah tidur aja di pupuk papanya.
Seperti saat ini, Aska sedang berada di kantin dan di hadapannya sudah ada mie ayam untuk dimakannya istirahat ini. Jangan ditanya diizinin siapa, soalnya dia makan makanan ini tanpa sepengetahuan teman temannya yang protektif itu apa lagi keluarganya ya nggak akan lah.
Baru saja ingin menyuap mie ayam, sudah ada tangan yang menghalangi nya untuk makan.
"Kenapa makan makanan haram ini!" tegas Farel dengan tatapan tajamnya
"Gak haram kok, sini balikin gue pengen makan!" ucap Aska yang terdengar sangat kasar di indera pendengaran mereka
"Udah berani ngelawan yah kamu?" ucap Kevin
"Mau di hukum hm?" tambah Levin lagi
Aska tau maksud hukum yang di maksudkan mereka itu seperti apa. Buat segelintir ya sih gapapa sama hukuman itu tapi tidak untuk Aska.
Aska takut sama satu hal itu.
"Gak.. gak... mau" ucap Aska masih saja menahan air matanya jatuh
Rasa berani berubah takut, sejenak wajah Ask memerah karna menahan rasa takutnya itu.
"Terus tadi farel nanya, kenapa kamu makan mie ayam?" tanya Levin dengan nada datarnya
"Maaf, gue lagi pengen." Jawab Ask, seadanya tanpa menatap sahabatnya itu. Dirinya memilih menunduk saat ini, enggan menatap wajah marah ketiga itu
"Itu tu mulutnya yah, sapa sih yang ngajarin pake gue-lo panggil aku-kamu kayak dulu?" ucap Kevin menajamkan matanya menatap Aska
"M...maaf" ucap Aska gugup
"Ayo ikut aku!" ucap Farel dingin sambil menggandeng tangan Aska dengan kuat.
Sementara kedua curut lagi mengekor mereka berdua dari belakang.
Ada perasaan kasian melihat Aska di gituin, tapi mau gimana lagi. Aska yang mulai jadi dia juga yang harus mengakhirinya sendiri.
***
Disinilah mereka, di sebuah mansion milik keluarga Farel.
Mereka sekarang berada di kamar farel lebih tepatnya sih Aska dan Farel aja yang lain lebih memilih duduk santai di ruang music Farel
"Aska, jawab apa kesalahan yang kamu lakuin hari ini, jelasin!" tegas Farel memandang Aska dengan datar dan raut tidak berubah dari kata dingin.
"A..Aska tadi pengen m... makan m..mie ayam, tapi kan gak jadi gara gara kalian udah halangin jadi jangan ngehukum dong." ucap Aska menunduk takut
"Terus apa lagi kesalahan yang kamu lakuin?" tanya Farel lagi, merasa tidak puas dengan penjelasan ringkas Aska itu
Aska bingung, semua udah dibilangnya kok!
"Apalagi? Itu aja kok." Tanya Aska, memberanikan diri buat mendongak menatap wajah Farel
"Siapa ajarin Aska buat berucap pake lo-gue?" ucap Farel kali ini dingin banget tatapannya juga menusuk banget
"M..maaf t...tadi Aska cuma main main doang j...jangan m..marah!" jawab Aska menundukkan kepalanya kembali
"Hukuman apa yang harus kamu terima? Kasih tau?" ucap Farel berdiri dari duduknya
"J..jangan hukum hikss... hikss!" Rengek Aska mulai terdengar, anak itu kini menangis ketakutan dengan ancaman-ancaman yang selalu diberikan oleh ketiga sahabatnya itu.
"Gak akan!" Farel lalu menelpon seseorang yang di yakini nya salah satu sahabatnya itu
Dan benar saja tak lama kemudian muncullah keduanya dengan membawa 2 kardus bewarna coklat. Aska tau banget, apa yang ada di dalamnya itu.
"Kak Farel!!! Hiksss..hikss Aska mohon jangan... gamau yang itu hiksss...hiksss!" rengek Aska keras sambil berdiri di atas kasur empuk milik Farel.
"Bersenang-senang lah wahai adik." ucap Farel lalu meninggalkan Aska yang sedang panik sama binatang yang ada di dalam kardus itu.
Jangan ditanya kedua temannya juga ikutan pergi.
Bukan gak sayang sama Aska, cuma saja anak ini perlu sekali kali di kasih pelajaran karena sering bolos terus jadi pemberontak.
"HUAAAAA!!! LO PERGI GAK!!! SANA SHUUU PERGI JANGAN DEKETIN GUE LOH!!"
"HUAAAA KAK FAREL BANTUIN AKU HIKSSS..... HIKSSSSS.... HUAAA JANGAN DEKETIN GUE BUNNY LO BUSUK SANA JAUH JAUH!!!"
Setelah lamanya menangis bisa di hitung setengah jam Aska berteriak dan ditambah menangis. Dia kecapean sendiri dan tubuhnya lemah dan memilih berdiam sebelum kegelapan menjemputnya.
"Dada Aska kok sakit kembali yah? mungkin efek operasi aja ni kali. Tuhan Aska istirahat bentar, jagain Aska supaya gak di gigit si bunny."
↑↑↑ Si bunny yang Aska takuti dahal imut imut aja tu semua kayak yang lagi baca✨✨
Updated 🦄❤️
(05/OCT/2020)
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Redum Alaska
Novela JuvenilStart: 15/08/2020 End: 26/10/2020 Revisi Ulang : 28/05/2023 Benar kata orang, hidup ini bagaikan pentas opera. Dimana aku adalah tokohnya dan mereka penonton utamanya. Dunia, terkait harta. Jika mempunyai harta bahagia lah mereka, namun tidak dengan...