"Hallo Ara"
"Hallo Mel" Ara menjawab panggilan telepon dari sahabatnya dulu semasa dia berada di spanyol sambil berbaring terlentang di dalam kamar tidur yang baru beberapa hari dia tempati
"Are you oke?" Tanya Melda dengan suara yang khawatir dengan keadaan Ara.
"Yeah.... I am fine" jawab ara dengan suara yang dia buat buat agar terdengar nyata di seberang sana.
"Qw serius Ra" Melda sudah mengenal lama Ara, dia cukup yakin kalau ara saat ini masih belum bisa dikatakan baik baik saja.
"Qw baik Melda. Qw punya kehidupan baru disini" Ara mengucapkan kalimat itu sambil melihat langit langit kamarnya yang putih polos dengan sedikit ukiran di setiap sisinya dan lampu gantung di tengahnya. Dia harap dia bener bener akan memiliki kehidupan baru di sini, melupakan apa yang telah pernah terjadi meskipun dia tahu itu akan sulit.
"Ok. Aku berharap begitu" Ara hanya tersenyum mendengar respon sahabatnya, dia masih bingung harus berbicara apa dengan Melda. Meskipun Ara sudah menganggap Melda sebagai sahabat namun, Ara adalah orang yang lebih suka menyimpan apa yang dia rasakan sendiri.
"Lo besok masuk sekolah hari pertama kan?" Lanjut melda. Mungkin karena hanya di respon senyuman oleh Ara.
"Iya. Besok qw akan kembali sekolah"
"Qw bener bener berharap, Lo bisa menemukan kehidupan baru di sana Ra" Ara juga berharap begitu. Dia ingin sekali bangkit dan kembali menjalani kehidupannya dengan baik.
"Sure. Aku sudah cukup baik mel. Aku baik baik saja"
"Baiklah. Meskipun Lo nanti udah dapat teman baru di sana jangan lupain qw ya. Awas kalau Lo tiba tiba menghilang" Ara tertawa mendengar nada ancaman Melda dia masih ingat jelas bagaimana cara dan raut muka Melda saat mengancam seperti itu.
"Pasti. Qw gak akan pernah lupain Lo Mel"
"Baiklah Ra. Qw tahu di sana sudah larut malam, Lo istirahat biar besok gak telat ke sekolah barunya" Ara melihat kearah jam wakernya dan benar apa yang dikatakan melda, di sini sudah hampir tengah malam yaitu jam 23.45. Ara menyudahi panggilan teleponnya dengan melda, meletakkan handphone nya di nakas sebelah tempat tidurnya dan mematikan lampu kamar. Ara lebih menyukai tertidur dengan lampu yang dimatikan.
"Good night Ara. semoga besok hari yang baik" ucap Ara pada dirinya sendiri. Lalu dia mulai memejamkan mata indahnya.
~
"Ara kamu sudah bangun?" Tanya nenek Ara sambil sedikit mengetuk pintu kamar Ara dengan pelan.
"Sudah nek" jawab Ara didalam kamarnya yang sudah selesai mandi dan sedang merapikan rambut panjang pirang ikalnya.
"Baiklah. Segera turun dan sarapan Ara"
"Ok" nenek Ara kembali menuruni tangga kembali ke arah dapur melihat makanan yang dia siapkan untuk cucunya yang telah lama dia tidak lihat. Ada raut bahagia di wajahnya saat dia melihat sarapan yang dia siapkan.
Ara menuruni tangga dengan pakaian sekolah yang sudah rapi. Kemeja sekolah lengan pendek dipadukan dengan rompi di luarnya serta rok lipat pendek di atas lutut sedikit sangat pas dan cocok di tubuh tinggi dan langsing Ara. Ara sendiri merasa cocok dengan seragamnya meskipun ini kali pertama dia menggunakannnya.
Ara duduk di kursi kosong di samping neneknya yang sudah menunggunya.
"Pagi nek" sapa Ara sambil mulai melihat apa yang di siapkan neneknya.
"Pagi sayang. Wow kamu sangat cantik sekali" puji nenek Ara sambil melihat kearah ara tanpa henti.
Ara yang merasa di puji seperti itu malu namun, bercampur bahagia. Sudah cukup lama Ara tidak bertemu dengan nenek dari ayahnya itu. Dulu dia tidak menyangka bahwa dia akan tinggal disini bersama neneknya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Alex^ ~ Ara°
RomanceAku tidak pernah menyangka cinta akan mengubah segalanya dalam hidupku.