Dara dan Galen dua sejoli yang bertemu, saling menghampiri "rasa" di waktu yang tepat. Dimana mereka sama-sama membutuhkan seseorang untuk menjadi senderanya.
" Pacaran sama seorang Galen Ellison yang notebatenya seorang aktris dan idol terkenal it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
......
Dara telah samapi dirumahnya, tak lupa ia mencium tangan sang ibu tercinta yang sudah menunggunya di ruang tamu.
"Dari mana aja kamu? Jam enam begini baru sampai??" Tanya Hara kepada Dara.
"Hehehe abis dari mall mah, ikutan meet and greet biasaa.."
"Yaudah, sanah bersih-bersih badan kamu bau!"
"Enak aja!! Gini-gini Dara ga bau badan ya!! Wangi gini dibilang bau!"
"Yaudah iya-iya, sekarang kamu bersih-bersih badan kamu dulu"
"Yaudah mah, Dara ke kamar dulu yaa" ucap Dara yang mendapat anggukan dari Hara, setelah itu Dara berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Sesampainya dikamar Dara langsung membersihkan diri.
Sepuluh menit kemudian..
Dara keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang segar, ia merebahkan dirinya dikasur dan menatap langit-langit kamarnya.
Bentar-bentar Dara merasa dia melewatkan sesuatu! Note! Iya note!
"Oh iya note nya!" Buru-buru Dara langsung membuka isi tasnya, beruntung note itu masih tersimpan rapih didalam tasnya.
Dara membuka notenya dengan perlahan, gara-gara itu dia jadi deg-degan sendiri.
Gue kenapa jadi deg-degan anjir! Batin Dara
Dara membaca notenya, ia melotot kaget membaca kalimat yang ada disitu!
Gue ngajak lo untuk dinner spesial di restoran XX, gue tunggu jam tujuh malem.
Galen Alexander Ellison.
"Ini beneran Galen? INI BENERAN GALEN NGAJAK GUE DINNER?! GAK MUNGKIN! YA AMPON MIMPI APA SEMALEM SAMPE GUE DI AJAK DINNER SAMA GALEN?!" Ucap Dara sambil mengguling-gulingkan tubuhnya dikasur, dia sangat senang.
"GAK NYANGKA GUE" saking senangnya Dara, ia sampai menitikan air matanya.
*Ceklek
"Kamu kenapa si Dar teriak-teriak?!"
"Eh mamah, maaf mah hehee. Dara cuman lagi senang" Dara terlonjak kaget saat ibunya tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Buru-buru ia menormalkan ekspresi wajahnya.
