STAY WITH ME | CHOI YEONJUN |

1

Boy X Boy! Jika tidak menyukai hal yang berbau homo, tolong segera tinggalkan cerita ini.

Terimakasih.

🐰🦊🐰

"Yeonjun, apakah hari ini kau sibuk?" Pria sipit yang lebih tinggi itu bertanya seraya berusaha untuk mengatur nafasnya secara perlahan. Ia benar-benar merasa kelelahan karena berjalan dengan begitu cepat untuk mengejar langkah sahabatnya yang telah menjauh.

Yeonjun menoleh, kemudian ia menatap pria tinggi dihadapannya dengan raut wajah bingung sekaligus penasaran. "Sepertinya tidak. Memangnya ada apa?" Pria yang lebih pendek itu balik bertanya. Kemudian tangannya dengan lembut mengusap keringat yang bercucuran di dahi sahabatnya.

"Mari pergi menonton! Ada film bagus yang baru saja dirilis," ajaknya dengan nada yang begitu semangat.

Yeonjun terlihat berpikir sejenak. Kemudian ia mengangguk. "Baiklah, aku akan pergi denganmu. Lalu, apa kau akan pulang sekarang?"

"Sepertinya iya, aku duluan ya." Pria lebih tinggi itu kembali memutar tubuhnya, ia kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Yeonjun yang kini tengah tersenyum manis.

"Hati-hati."

🐰🐰🐰

Yeonjun pov.

Namanya adalah Choi Soobin, ia adalah sahabat terbaikku.

Choi Soobin. Pria tampan dengan sejuta pesona, yang mampu membuat semua gadis terpikat dengan begitu mudah olehnya.

Tentu saja, dia tampan. Dia juga kaya raya, kedua orang tuanya merupakan pengusaha sukses yang terkenal di kota ini.

Tetapi walaupun begitu, ia tidak memiliki sifat sombong, ia juga mudah bergaul. Termasuk dengan orang yang aneh seperti diriku.

Kami sudah menjalin hubungan persahabatan sejak tiga tahun yang lalu. Saat itu, aku baru saja memasuki kampus di hari pertama pada masa perkuliahanku.

Ya, sebagai mahasiswa pindahan dari kota asalku.

Aku yang memang belum mengenal siapapun, sama sekali tidak mempunyai teman disini.

Tentu saja, mengingat aku adalah orang yang baru pindah dan tinggal di kota besar ini. Dan jujur saja, aku  merupakan orang yang benar-benar tidak pandai untuk memulai hal baru dengan orang asing.

Seperti perkenalan misalnya.

Dalam hati, aku selalu merasa takut jika nanti tidak akan ada yang ingin berteman denganku. Atau yang lebih parah lagi adalah, bisa saja mereka akan menganggap diriku aneh karena sikapku yang terlalu pendiam ini.

Namun aku selalu berusaha untuk tidak peduli.

Hingga aku bertemu dengannya, Choi Soobin. Pemuda penuh pesona dan juga pemuda yang cukup populer di kampus ini.

Ia dan juga kedua sahabatnya tiba-tiba datang menghampiriku yang memang tengah duduk santai seraya mendengarkan musik melalui earphone yang menyumpal dikedua telingaku.

"Bolehkah kami bergabung denganmu di sini?" tanyanya sopan.

Aku mendongak, menatap ketiga pria dihadapanku dengan bingung.