Kerinci Desember 2019-Perjalanan Bathin Seorang Pendaki. Part 3 ( Tamat )

123 6 0
                                    

Sabar yah sobat sobat. Biarkan alam menunaikan tugasnya sebagaimana kita menjalani tugas dan tanggung jawab kita. Jangan berfikir buruk sebab hal itu akan mempersulit situasi kita sendiri. Tenang dan heningkan pikiran kalian. Cuaca pagi itu benar benar tak memberikan ruang bagi siapapun untuk menjumpai puncak kerinci. Deru angin dan curahan air yang bersatu didalam kekuatan membuat banyak pendaki harus putar arah. Satu persatu mereka mulai berguguran dan terpaksa ganti haluan. Osama, tomi, Sahrull, subki dan Zeka akhirnya kembali. Kekuatan fisik manusia bukanlah tandingan mereka. Alhamdulillah lega hati gw. Bagus.!! yang turun pendaki cerdas ujar gw dari dalam tenda. Siap boss jawab mereka bersamaan. Disana terdengar juga suara seorang pendaki wanita dan rekannya. Cuaca membuat mereka balik kanan dan berlindung ditenda tenda sekitar shelter 3. Nampaknya udara akan terus begini.?? Cuaca buruk sepertinya tidak akan berakhir saat itu. Hmm belajar dari pengalaman 18 tahun yang lalu. Situasinya juga tak jauh berbeda. Saat menginjakan kaki di areal ini tiba tiba kabut tebal datang menghampiri. Jarak pandang sangat tebatas dan hujan mulai datang mengguyur bumi. Melihat karakter awan yang pekat dengan kecepatan angin yang cukup kuat membuat kita hentikan sejenak langkah. Kerinci gak akan kemana asalkan kita semua selamat. Gek tahan dulu sampai setengah jam. Angin walau terdengar menggidikkan tetapi bagian penting dari keseimbangan. Kita beruntung angin bertiup kencang. Ada kemungkinan kabut dan awan hujan akan segera bergeser mengikuti arahnya. Oke nge kata sitegek. Sementara batak dan komeng hanya terdiam menyaksikan semua ini. Alhamdulillah dugaan gw benar. Kabut mulai silih berganti bersama gerimis yang datang mengguyur semangat pada kemegahan kerinci. Melihat tanda yang diberikan cukup aman maka kita langsung bergerak menembus keraguan menuju puncak harapan.

Sepanjang jalan kerap kali kabut pekat datang dan mengharuskan kita membuat marka pengaman jejak. Alhamdulillah menjelang Tugu Indra Matahari memberikan secercah harapan. Dia bersinar terang benderang hingga 20 menit kedepan. Ayo gek cepet naek. Biar komeng gw cover sampe atas. Luar biasa atas izin dan kuasa sang Penguasa alam akhirnya kita berempat mampu menjejakan kaki di atap Sumatra. Alhamdulillah. komeng segera bersujud dan larut dalam tangisan bahagia. Tegek, gw dan batak pun melakukan hal yang tak jauh berbeda. Subhanallah bayangan kemenangan saat menaklukan ketakutan ketika membaca gerak alam membuat kita memiliki ending yang luar biasa. Mantab.. Kenangan itu tetap hidup himgga sekarang. Semoga cuaca kali ini juga memilki karakter yang sama. Hmm hampir jam 8 nih. Sabar ya dim. Kita tunggu sampai jam 9. Semoga sahabat kita Kerinci telah bertasbih dan menyebutkan nama kita dalam ukiran kebahagiaan bersamanya. Resta dan riski tetap santai. Mereka terlarut dalam gurauan bersama pasukan yang gagal menembus kehebatan alam. Tak ingin membebani pikiran segara gw berdamai dengan keadaan. Dim bangun bikin teh manis. Bang nanang.?? Siap siap aja yah. siapa tahu cuaca berubah sesuai harapan dan tujuan. Setelah menikmati secangkir teh gw bergegas keluar. Alhamdulillah cuaca dibawah gunung sangat cerah. Kecepatan angin normal dan konsentrasi awan hujan dikaki gunung telah menghilang total. Dim siap siap. Kita berangkat. Secercah cahya mentari yang terlihat dalam noktah kecil di ufuk timur bagaikan pelita di malam gelap. Bang dah siap bang. Gak lama dimas dan bang nanang keluar tenda. Riski, Resta ayoo siap siap. Osama yang masih terbakar semangat bergabung kembali. Sementara 3 lainnya nampak sudah patah arang. Setelah semuanya siap. Gw briefing dulu tentang pergerakan yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini. Sempet terdengar beberapa celetukan. Jangan melawan alam. Gw tersenyum simpul. Tak ada yang mampu melawan alam. Kita hanya bisa menyikapinya dengan sabar dan bijak lalu mengambil peluang dalam hitungan pergerakan.

Sebelun jalan gw kembali bertemu bang adhi. Gimana bang.?? Abang lanjut naik. Insah Allah gw bilang. Semoga kerinci telah menyebut nama kita dalam doanya. Bincang bincang sejenak masalah teknis dan sinyalemen alam lalu gw bergerak. Bang kita berangkat dulu yah. Iya bang hati hati. Kalo cuaca kembali tak bersahabat jangan dipaksakan bang. Oke gw bilang. Semoga lancar. Aaminn katanya. Seorang pendaki pria yang ikut berteduh bersama osama cs juga ikut bergerak ( jhoni ). Bang maaf situasi seperti ini mengharuskan kita terus bergerak dan disiplin dengan target waktu. Abang bisa kan.?? Bisa bang. Bisa. Insha Allah bisa. Oke gw bilang. Setelah berdoa dimas, osama, resta dan riski segera melesat membelah jalur puncak menuju harapan dalam keiklasan. Gw bang nanang dan jhoni berjalan santai dibelakang. Dalam perjalanan menuju puncak kita kembali bertemu sicantik yulia. Lho kok berhenti disini cantik.? Ayo lanjut gw bilang. Tanpa menjawab dia hanya melemparkan senyum manisnya. Seorang rekannya berkata. Kita balik kanan bang. Oke gw bilang. Kondisi jalur yang cukup berat mulai menghadang asa dalam gemuruh angin berlapis rintik tipis yang menggoda keyakinan. Pelan tapi pasti kita terus bergerak menembus rasa takut kita sendiri. Jhon ente duluan aja. Resta dan osama sudah melesat jauh dalam punggungan menuju tugu indra. Gila anak anak muda memang fisiknya luar biasa. Jhoni dan dimas mulai menapaki punggungan kedua sementara riski tececer diantara keduanya. Bang nanang bergerak sangat lambat. Jika cuaca cerah mungkin gak masalah berjalan dalam ritme seperti ini. tetapi saat ini beda. Menimbang keselamatan anak anak juga penting maka gw buka obrolan dengan bang nanang. Bang mohon maaf. Saya juga harus memperhatikan keadaan anak anak muda diatas. Mereka masih miskin pengalaman. Sekiranya abang gak bisa targeting jangan dipaksa. Saya handle dulu mereka sampai puncak baru saya jemput abang kembali untuk ke atas. Oke bang. Oke kata bang nanang dengan sedikit terengah.

Kumpulan Cerita Horor NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang